29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:45 AM WIB

Pengungsi Diimbau Pulang, Logistik Pengungsi KRB I Dihentikan

RadarBali.com – Pemkab Buleleng memutuskan menghentikan suplai logistik kepada para pengungsi, khususnya yang berasal dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) I.

Pemutusan suplai logistik itu diharapkan bisa mendorong para pengungsi kembali ke daerah asalnya. Apalagi status Gunung Agung kini telah diturunkan dari awas menjadi siaga.

Sejak status diturunkan pada Minggu (29/10) pekan lalu, gelombang pengungsi yang memilih pulang kampung, memang cukup banyak.

Seluruh pengungsi yang tinggal di fasilitas umum, sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Saat Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung melakukan penyisiran, ternyata masih banyak pengungsi asal KRB I yang tinggal di Buleleng.

Mereka yang masih bertahan tinggal di rumah kerabatnya. Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta mengatakan, sejak status Gunung Agung diturunkan seharusnya para pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Mereka tidak lagi masuk dalam zona erupsi maupun zona sektoral. Sehingga tempat tinggal mereka dinyatakan aman.

Faktanya, masih banyak pengungsi yang enggan pulang. Satgas pun tak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut.

Satgas menyatakan sudah mengeluarkan imbauan agar para pengungsi asal KRB I kembali ke rumahnya masing-masing.

“Itu kan sifatnya imbauan. Kami tidak bisa memaksa. Selama ini sejak status turun itu kan yang pulang kebanyakan menggunakan kendaraan sendiri. Ada yang tidak punya kendaraan, lapor ke kami, kami fasilitasi,” kata Arya.

Bagaimana dengan nasib para pengungsi asal KRB I? Arya menegaskan, satgas tak lagi bertanggungjawab terhadap para pengungsi yang ada di KRB I.

Khususnya terkait dengan kebutuhan logistik. Pasalnya mereka yang berasal dari KRB I, sudah tidak lagi menyandang status pengungsi. Mengingat tempat tinggal mereka sudah aman.

“Logistiknya otomatis kami stop. Kalau mau tetap tinggal di rumah saudaranya, silahkan saja. Tapi, kami tidak bertanggungjawab lagi dengan logistik mereka. Logistiknya kami hentikan,” imbuhnya.

Opsi pemutusan logistik itu, diyakini akan menyeleksi para pengungsi secara alami. Pemerintah pun tak akan direpotkan dengan terbatasnya suplai logistik yang ada di depo logistik.

Apalagi hingga kini kebutuhan di depo terkait makanan, seperti mie instan, sarden, serta lauk pauk lainnya, amat sangat terbatas. 

RadarBali.com – Pemkab Buleleng memutuskan menghentikan suplai logistik kepada para pengungsi, khususnya yang berasal dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) I.

Pemutusan suplai logistik itu diharapkan bisa mendorong para pengungsi kembali ke daerah asalnya. Apalagi status Gunung Agung kini telah diturunkan dari awas menjadi siaga.

Sejak status diturunkan pada Minggu (29/10) pekan lalu, gelombang pengungsi yang memilih pulang kampung, memang cukup banyak.

Seluruh pengungsi yang tinggal di fasilitas umum, sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Saat Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung melakukan penyisiran, ternyata masih banyak pengungsi asal KRB I yang tinggal di Buleleng.

Mereka yang masih bertahan tinggal di rumah kerabatnya. Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta mengatakan, sejak status Gunung Agung diturunkan seharusnya para pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Mereka tidak lagi masuk dalam zona erupsi maupun zona sektoral. Sehingga tempat tinggal mereka dinyatakan aman.

Faktanya, masih banyak pengungsi yang enggan pulang. Satgas pun tak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut.

Satgas menyatakan sudah mengeluarkan imbauan agar para pengungsi asal KRB I kembali ke rumahnya masing-masing.

“Itu kan sifatnya imbauan. Kami tidak bisa memaksa. Selama ini sejak status turun itu kan yang pulang kebanyakan menggunakan kendaraan sendiri. Ada yang tidak punya kendaraan, lapor ke kami, kami fasilitasi,” kata Arya.

Bagaimana dengan nasib para pengungsi asal KRB I? Arya menegaskan, satgas tak lagi bertanggungjawab terhadap para pengungsi yang ada di KRB I.

Khususnya terkait dengan kebutuhan logistik. Pasalnya mereka yang berasal dari KRB I, sudah tidak lagi menyandang status pengungsi. Mengingat tempat tinggal mereka sudah aman.

“Logistiknya otomatis kami stop. Kalau mau tetap tinggal di rumah saudaranya, silahkan saja. Tapi, kami tidak bertanggungjawab lagi dengan logistik mereka. Logistiknya kami hentikan,” imbuhnya.

Opsi pemutusan logistik itu, diyakini akan menyeleksi para pengungsi secara alami. Pemerintah pun tak akan direpotkan dengan terbatasnya suplai logistik yang ada di depo logistik.

Apalagi hingga kini kebutuhan di depo terkait makanan, seperti mie instan, sarden, serta lauk pauk lainnya, amat sangat terbatas. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/