SEMARAPURA – Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Klungkung yang juga Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta melakukan kunjungan kerja dan koordinasi
anggota Komisi Penanggulangan AIDS serta penanggulangan penyakit HIV/AIDS di UPT Pukesmas Dawan I, Desa Pikat, Kecamatan Dawan kemarin.
Dalam kegiatan tersebut terungkap UPT Pukesmas Dawan I telah menangani 16 kasus HIV/AIDS hingga tahun 2019. Satu di antaranya telah meninggal dunia tahun lalu.
Wabup Kasta menjelaskan, kunjungan kerja itu digelar untuk lebih mengintensifkan tugas KPA yang ada di Puskesmas.
Sekaligus, kembali memberikan pemahaman dan bimbingan agar petugas KPA di Puskesmas memahami tugasnya masing-masing. “Serta selalu berkoordinasi dengan KPA Kabupaten dan Kepala Puskesmas,” ujarnya.
Kepala UPT Pukesmas Dawan I, dr. Ida Ayu Ketut Sri Handayani menyampaikan Pukesmas Dawan I telah menangani 16 kasus HIV/AIDS. Pada tahun 2019, ada satu yang meninggal dunia.
“Kami harap dalam kunjungan ini banyak mendapatkan arahan dan bimbingannya untuk penanggulangan penyakit ini,” katanya.
Terkait hal itu, Wabup Kasta meminta agar program Jaga Gerbang, yakni jangkau, siaga, gerakan fisik dan bangunkan jiwa para penyandang HIV/AIDS terus digencarkan.
Sehingga penyebaran HIV/AIDS dapat ditekan, serta tidak ada penyandang HIV/AIDS yang tidak mendapatkan pendampingan.
“Program Jaga Gerbang ini harus ditingkatkan di tengah sulitnya mendapatkan informasi keberadaan ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
Sebab sampai saat ini masih ada ODHA yang menutup diri. Jangan sampai ada ODHA tidak mendapatkan penanganan yang tepat,” jelasnya.
Sekretaris KPA Kabupaten Klungkung, Wayan Sumanaya, menambahkan semua Pukesmas yang ada di Kabupaten Klungkung saat ini telah menjadi pengampu pengobatan penyakit HIV/AIDS ini.
Untuk itu, petugas KPA di Puskemas akan diberikan pembekalan. “Dan kami akan mengunjungi semua puskesmas yang ada di Kabupaten Klungkung,” jelasnya.
Sebagai catatan, di Kabupaten Klungkung terdapat 440 ODHA hingga tahun 2019. Namun jumlah riilnya diperkirakan lebih banyak dari jumlah yang berhasil didata tersebut.
Sebab hingga saat ini masih ada ODHA yang enggan membuka diri dan meminta pendampingan dari KPA.
Sebab masih besarnya diskriminasi masyarakat terhadap ODHA membuat ODHA merasa takut hingga akhirnya menyembunyikan penyakitnya.
Untuk itu, pihaknya sangat berhadap ODHA bisa membuka diri dan mencari pendampingan ke KPA sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan menjadi ODHA yang sehat.
“Jumlah penderita HIV yang meminta pendampingan ke kami masih kecil sekali. Sekitar 10 persen,” tandasnya.