SEMARAPURA – Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung telah melakukan verifikasi terhadap puluhan sekolah yang ada di Kabupaten Klungkung. Berkaitan dengan kesiapan sekolah menerapkan sistem pembelajaran tatap muka.
Pasalnya tidak sedikit orang tua yang tidak menginginkan anaknya mengikuti sistem pembelajaran tatap muka. Terutamanya sekolah yang berada di Klungkung daratan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, I Ketut Sujana mengungkapkan, total jumlah sekolah yang harus diverifikasi Dinas Pendidikan Klungkung berkaitan dengan pembelajaran tatap muka sebanyak 289 sekolah. Yakni terdiri dari 130 TK dan PAUD, 136 SD dan 23 SMP.
Adapun saat ini tersisa sejumlah sekolah di Kecamatan Nusa Penida yang belum tuntas dilakukan verifikasi. “Untuk di Klungkung daratan, sudah semuanya kami verifikasi,” katanya.
Dari hasil verifikasi yang telah dilakukan, menurutnya semua sekolah siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Bahkan ada sekolah yang telah mengirim surat agar bisa menggelar sistem pembelajaran tatap muka.
Hal itu tidak terlepas dari dorongan para orang tua siswa yang menginginkan anak-anaknya mengikuti sistem pembelajaran tatap muka karena sistem pembelajaran online atau daring dirasakan tidak efektif.
“Tetapi ada juga orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti sistem pembelajaran tatap muka langsung,” ungkapnya.
Orang tua siswa yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka sebagian besar terjadi di Kecamatan Klungkung. Diungkapkannya ada satu sekolah di Kecamatan Klungkung yang sekitar 30 persen orang tua siswanya tidak mengizinkan anak mereka mengikuti pembelajaran tatap muka.
Mereka khawatir anak-anak mereka dapat terpapar virus korona dengan mengikuti pembelajaran tatap muka.
“Sebenarnya sekolah dimudahkan dalam penjadwalan siswa yang mengikuti sistem pembelajaran tatap muka dengan hal itu. Mengingat jumlah siswa di Klungkung daratan cukup banyak,” bebernya.
“Siswa yang oleh orang tuanya tidak diberikan izin mengikuti pembelajaran tatap muka akan menjalani sistem pembelajaran online. Banyak hal yang harus dipersiapkan. Jangan sampai sekolah menjadi klaster baru penyebaran Covid-19,” tandasnya.