SEMARAPURA – Kasus transmisi lokal Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Klungkung terus bertambah.
Meski demikian, kondisi itu tidak menyurutkan keinginan warga untuk melakukan penyucian diri dengan melakukan ritual melukat di pantai saat Banyu Pinaruh kemarin (5/7).
Itu terlihat dari padatnya sejumlah pantai di Kabupaten Klungkung oleh warga yang ingin menggelar ritual melukat.
Bahkan, mereka yang merayakan Banyu Pinaruh di Klungkung tidak hanya dari wilayah Klungkung namun juga sejumlah kabupaten di Bali.
Hanya saja, beberapa di antara mereka mengabaikan protokol kesehatan. Seperti tidak melakukan jaga jarak diri dan juga tidak menggunakan masker saat duduk-duduk di pinggir pantai.
Kondisi itu membuat Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung Putu Suarta khawatir hingga akhirnya turun langsung ke sejumlah pantai untuk mengingatkan masyarakat mengikuti protokol kesehatan.
Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putu Suarta saat dikonfirmasi membenarkan bila sejumlah pantai di Kabupaten Klungkung dipadati warga yang ingin menggelar ritual melukat di hari Banyu Pinaruh.
Seperti Pantai Waktu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, dan Pantai Sidayu, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan. “Pantai-pantai tersebut memang tidak ada larangan untuk dikunjungi warga,” katanya.
Tidak hanya warga asli Kabupaten Klungkung, menurutnya, Pantai Watu Klotok pada utamanya banyak didatangi warga dari luar Klungkung seperti dari Kabupaten Karangasem, Bangli, Gianyar, bahkan Denpasar.
Itu lantaran masyarakat percaya bahwa Pantai Watu Klotok merupakan pantai yang baik untuk melakukan ritual melukat. “Itu yang menyebabkan pengunjung di Pantai Watu Klotok cukup membludak,” bebernya.
Hanya saja dia menyayangkan abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan pada saat perayaan Banyu Pinaruh.
Menurutnya, banyak masyarakat yang bergerombol dan tanpa menggunakan masker. “Kami sudah turun dan terus mengimbau masyarakat untuk memperhatikan protokol kesehatan,” tandas pria yang juga Ketua PHDI Klungkung itu.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Gelgel, Sumartini Trangga menuturkan, setiap hari Banyu Pinaruh, biasanya dia dan keluarga kerap melakukan ritual melukat di Pantai Watu Klotok.
Hanya saja karena di pantai itu cukup padat pengunjung, dia akhirnya memutuskan untuk melukat di Pantai Batu Tumpeng, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung dan berangkat lebih pagi yakni pukul 06.00.
“Kasus transmisi lokal di Klungkung kan masih terus terjadi. Tentunya ada kekhawatiran kalau ada di tempat keramaian. Jadi pilih pantai yang sepi,” katanya.
Hanya saja sekitar pukul 07.30, pantai itu mulai ramai sehingga dia memutuskan pulang. Menurutnya, pantai itu biasanya tidak seramai itu saat Banyu Pinaruh.
Kemungkinan mereka yang khawatir melukat di Pantai Watu Klotok karena terlalu ramai akhirnya pindah ke Pantai Batu Tumpeng.
“Tadi saya juga dengar ada yang sudah ke Pantai Klotok akhirnya tidak jadi melukat dan pindah ke sini karena di Pantai Klotok terlalu ramai,” tandasnya.