26.7 C
Jakarta
11 Desember 2024, 1:36 AM WIB

Lumpuh Total Sejak Usia 1 Bulan, Kian Merana Sejak Orangtua Cerai

KUBUTAMBAHAN – Di usia yang masih belia, seorang bocah bernama Ketut Darmayasa asal Banjar Dinas Tegal, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, harus menahan beban hidup yang pelik.

Di usianya yang baru menginjak 9 tahun, Darmayasa harus menahan sakit selama bertahun-tahun sejak lahir ke dunia.

Dia mengidap penyakit lumpuh sehingga di usia yang seharusnya bermain dengan anak-anak di desa, Darmayasa harus terbaring di tempat tidur.

Ketut Darmayasa dirawat oleh Ni Kadek Merta suami dari Putu Surya Merta setelah ibu dan ayahnya cerai.

Dituturkan Ni Kadek Merta, ayah dan ibu dari Darmayasa mulanya tak menyangka bahwa bayi yang dilahirkan akan mengalami kondisi penyakit lumpuh.

Saat dilahirkan Darmayasa dengan kondisi lahir normal dengan berat 2,8 kilogram. Setelah menginjak satu bulan lebih mulai mengalami sakit dan harus mendapat perawatan di RS Buleleng.

Bolak balik dari rumah sakit hingga menjalani pengobatan secara non medis. Namun anaknya terus mengalami sakit parah dan lumpuh total.

“Darmayasa yang kondisi lumpuh, tidak hanya harus menahan sakit, melainkan juga ditinggal cerai oleh ibunya. Kemudian saya yang merawat,” ucapnya.

Kendati kondisi Darmayasa lumpuh tak mampu berjalan, tiada kata lelah dibenak Ni Kadek Merta untuk mengasuh Darmayasa.

Setiap harinya harus merawat bahkan harus berusaha memenuhi kebutuhan Darmayasa. Mulai dari memandikan sampai membeli susu dan makanan.

“Untuk biaya Darmayasa, saya dapat dari usaha berjualan jajan kecil-kecil di rumahnya. Kemudian ada juga bantuan dari para dermawan yang datang secara langsung,” ungkapnya. .

Ni Kadek Merta menambahkan, pernah ibu dari Darmayasa datang untuk menengok anaknya. Namun seketika kaget melihat anaknya dengan kondisi seperti itu.

Ibu kandungnya mengira anaknya sudah besar. Namun, baru dilihat tak mampu menahan air mata.

Kondisi Darmayasa yang seperti itu Ni Kadek Merta hanya berharap ada keajaiban seseorang yang datang membantu pengobatan Darmayasa.

“Kami ingin mengobati penyakit dari Darmayasa namun tak memiliki biaya. Dulunya sempat berkeinginan merujuk ke RS Sanglah Denpasar, namun karena terkendala biaya akhirnya hingga sekarang tak pernah kesampaian,” pungkasnya.

KUBUTAMBAHAN – Di usia yang masih belia, seorang bocah bernama Ketut Darmayasa asal Banjar Dinas Tegal, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, harus menahan beban hidup yang pelik.

Di usianya yang baru menginjak 9 tahun, Darmayasa harus menahan sakit selama bertahun-tahun sejak lahir ke dunia.

Dia mengidap penyakit lumpuh sehingga di usia yang seharusnya bermain dengan anak-anak di desa, Darmayasa harus terbaring di tempat tidur.

Ketut Darmayasa dirawat oleh Ni Kadek Merta suami dari Putu Surya Merta setelah ibu dan ayahnya cerai.

Dituturkan Ni Kadek Merta, ayah dan ibu dari Darmayasa mulanya tak menyangka bahwa bayi yang dilahirkan akan mengalami kondisi penyakit lumpuh.

Saat dilahirkan Darmayasa dengan kondisi lahir normal dengan berat 2,8 kilogram. Setelah menginjak satu bulan lebih mulai mengalami sakit dan harus mendapat perawatan di RS Buleleng.

Bolak balik dari rumah sakit hingga menjalani pengobatan secara non medis. Namun anaknya terus mengalami sakit parah dan lumpuh total.

“Darmayasa yang kondisi lumpuh, tidak hanya harus menahan sakit, melainkan juga ditinggal cerai oleh ibunya. Kemudian saya yang merawat,” ucapnya.

Kendati kondisi Darmayasa lumpuh tak mampu berjalan, tiada kata lelah dibenak Ni Kadek Merta untuk mengasuh Darmayasa.

Setiap harinya harus merawat bahkan harus berusaha memenuhi kebutuhan Darmayasa. Mulai dari memandikan sampai membeli susu dan makanan.

“Untuk biaya Darmayasa, saya dapat dari usaha berjualan jajan kecil-kecil di rumahnya. Kemudian ada juga bantuan dari para dermawan yang datang secara langsung,” ungkapnya. .

Ni Kadek Merta menambahkan, pernah ibu dari Darmayasa datang untuk menengok anaknya. Namun seketika kaget melihat anaknya dengan kondisi seperti itu.

Ibu kandungnya mengira anaknya sudah besar. Namun, baru dilihat tak mampu menahan air mata.

Kondisi Darmayasa yang seperti itu Ni Kadek Merta hanya berharap ada keajaiban seseorang yang datang membantu pengobatan Darmayasa.

“Kami ingin mengobati penyakit dari Darmayasa namun tak memiliki biaya. Dulunya sempat berkeinginan merujuk ke RS Sanglah Denpasar, namun karena terkendala biaya akhirnya hingga sekarang tak pernah kesampaian,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/