RadarBali.com – Kekuatan dermaga yang dimiliki PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) di pelabuhan Gilimanuk maupun di Ketapang, Banyuwangi memang berbeda.
Sehingga pengguna jasa penyeberangan, terutama kendaraan yang akan menyeberang beratnya harus dikontrol.
Untuk mengontrol berat kendaraan yang akan menyeberang tersebut, ASDP kini mulai membangun jembatan timbang. Lokasinya yakni di loket tiket masuk Pelabuhan.
Saat ini, di pelabuhan Gilimanuk maupun Ketapang mulai dibangun satu jembatan timbang yakni di loket tiket kendaraan barang.
“Untuk sementara baru satu yang kita bangun di pelabuhan Gilimanuk. Begitupula di pelabuhan Ketapang,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahono, kemarin (5/11).
Menurut Heru, setelah satu jembatan timbang selesai, kemudian di loket-loket lain akan menyusul dibangun.
Tujuannya adalah untuk mengontrol berat kendaraan yang akan menyeberang karena kekuatan dermaga yang ada tidak sama.
Untuk dermaga Movile Bridge (MB) 1 dan 2, kendaraan yang naik kapal beratnya maksimal 35 ton dan MB 4 maksimal 20 ton.
Sementara untuk dermaga Ponton maksimal hanya bisa dilintasi kendaraan dengan berat 10 ton. Sedangkan berat kendaraan yang naik kapal melalui dermaga Landing Craft Macine (LCM) bebas.
“Karena kekuatan dermaga berbeda, maka kendaraan yang menyeberang kita kontrol dengan jembatan timbang itu. Semua demi pelayanan, terutama keamanan pengguna jasa dan keamanan dermaga,” jelasnya.
Untuk pembatasan berat kendaraan yang boleh menyeberang, kata Heru, saat belum ada batasan karena belum ada instruksi dari pemerintah.
Kendaraan yang melebihi kekuatan dermaga MB dan Ponton saat ini masih bisa menyeberang melalui dermaga LCM.
“Kalau nanti ada penerapanan berat kendaraan maksimal yang boleh menyeberang kita tinggal melaksanakan.
Untuk sekarang ini belum ada, karena kendaraan berat masih bisa melalui dermaga LCM,” terangnya