28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 18:49 PM WIB

Pengungsi Hilir Mudik Berobat, Dr Darma: Lebih Tinggi Gelombang 1

TEJAKULA – Sejumlah pengungsi di Kecamatan Tejakula, kini mulai mengeluhkan masalah kesehatan mereka.

Sepekan menghuni lokasi pengungsian, beberapa pengungsi mulai mengalami kebus-dingin alias demam. Syukur mereka telah ditangani oleh tim medis yang siaga di sekitar lokasi pengungsian.

Kepala Puskesmas Tejakula I dr. Kadek Awi Darma Putra mengatakan, saat ini jumlah kunjungan pasien dengan status pengungsi ke Puskesmas Tejakula I, memang relatif tinggi.

Hanya saja angka itu tidak setinggi saat gelombang pengungsian pertama datang pada akhir September lalu.

Menurut Awi, kini jumlah pasien pengungsi yang datang puskesmas hanya berkisar antara 5-15 orang. Jumlah itu berbeda jauh ketika awal-awal gelombang pengungsi datang ke Kecamatan Tejakula.

“Saat awal-awal itu banyak warga dengan penyakit kronis yang belum terjamah pelayanan kesehatan, datang pada kami. Misalnya penderita yang belum pernah berobat,

kemudian disabilitas mental. Sekarang saat gelombang kedua tidak ada lagi. Saat gelombang pertama itu sudah di-screening tim dari Karangasem dan Dinkes Bali,” kata Awi.

Menurut Awi, jumlah pasien yang datang langsung ke puskesmas sebenarnya terbilang sedikit. Kebanyakan pengungsi mendatangi pos-pos kesehatan yang telah disediakan.

Mereka juga memanfaatkan puskesmas pembantu yang jaraknya lebih dekat, ketimbang ke Puskesmas Tejakula.

Biasanya pasien yang datang ke Puskesmas Tejakula, adalah pengungsi-pengungsi yang menetap di sekitar Desa Tejakula.

“Di desa-desa lain kan sudah ada puskesmas pembantu. Seperti di Sambirenteng itu ada. Jadi tingkat kunjungan langsung ke kami bisa ditekan.

Beda halnya ketika kami lakukan pemeriksaan lapangan, itu yang memeriksakan diri banyak. Bisa sampai 30 orang. Bahkan yang tidak sakit pun ikut memeriksakan kesehatan,” katanya. 

TEJAKULA – Sejumlah pengungsi di Kecamatan Tejakula, kini mulai mengeluhkan masalah kesehatan mereka.

Sepekan menghuni lokasi pengungsian, beberapa pengungsi mulai mengalami kebus-dingin alias demam. Syukur mereka telah ditangani oleh tim medis yang siaga di sekitar lokasi pengungsian.

Kepala Puskesmas Tejakula I dr. Kadek Awi Darma Putra mengatakan, saat ini jumlah kunjungan pasien dengan status pengungsi ke Puskesmas Tejakula I, memang relatif tinggi.

Hanya saja angka itu tidak setinggi saat gelombang pengungsian pertama datang pada akhir September lalu.

Menurut Awi, kini jumlah pasien pengungsi yang datang puskesmas hanya berkisar antara 5-15 orang. Jumlah itu berbeda jauh ketika awal-awal gelombang pengungsi datang ke Kecamatan Tejakula.

“Saat awal-awal itu banyak warga dengan penyakit kronis yang belum terjamah pelayanan kesehatan, datang pada kami. Misalnya penderita yang belum pernah berobat,

kemudian disabilitas mental. Sekarang saat gelombang kedua tidak ada lagi. Saat gelombang pertama itu sudah di-screening tim dari Karangasem dan Dinkes Bali,” kata Awi.

Menurut Awi, jumlah pasien yang datang langsung ke puskesmas sebenarnya terbilang sedikit. Kebanyakan pengungsi mendatangi pos-pos kesehatan yang telah disediakan.

Mereka juga memanfaatkan puskesmas pembantu yang jaraknya lebih dekat, ketimbang ke Puskesmas Tejakula.

Biasanya pasien yang datang ke Puskesmas Tejakula, adalah pengungsi-pengungsi yang menetap di sekitar Desa Tejakula.

“Di desa-desa lain kan sudah ada puskesmas pembantu. Seperti di Sambirenteng itu ada. Jadi tingkat kunjungan langsung ke kami bisa ditekan.

Beda halnya ketika kami lakukan pemeriksaan lapangan, itu yang memeriksakan diri banyak. Bisa sampai 30 orang. Bahkan yang tidak sakit pun ikut memeriksakan kesehatan,” katanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/