SINGARAJA – Kasus penularan HIV/AIDS pada masyarakat di Kabupaten Buleleng, terus mengalami peningkatan.
Konselor yang bernaung di organisasi non profit, terus berupaya melokalisir lokasi penularan. Caranya dengan menyisir zona-zona yang dianggap rawan terjadi penularan HIV.
Hingga September 2019, data di Dinas Kesehatan Bali menunjukkan, kasus HIV di Buleleng telah mencapai 2.989 kasus.
Angka itu merupakan kasus kumulatif yang ditemukan sejka tahun 1999 silam hingga September 2018.
Mirisnya sebagian besar kasus positif HIV justru ditemukan pada warga yang berada dalam rentang usia produktif.
“Kasus HIV itu mendominasi kelompok usia produktif. Rentang usianya antara 19-39 tahun. Jadi 70 persen kasus itu ada pada rentang usia ini,” kata Konselor Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, Ricko Wibawa.
Ricko mengatakan, guna mencegah meningkatnya kasus tersebut, pihaknya berusaha melakukan penjaringan di lokasi-lokasi beresiko.
Baik itu di kafe, lokasi karaoke, hingga warung remang-remang. Selain itu pihaknya bersama Dinas Kesehatan Buleleng, melakukan pemeriksaan darah secara berkala, kepada masyarakat yang rentan terjangkit virus HIV.
Misalnya para pekerja di tempat hiburan malam. “Bisa saja ketika kami tes hari ini, hasilnya non reaktif. Tapi saat kami tes enam bulan kemudian,
hasilnya justru reaktif. Makanya kami lakukan secara berkala, untuk mencegah potensi penularan,” tandasnya.