28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:00 AM WIB

Overload, Minimalisir Dampak, 7.300 Pengungsi di Tembok Bakal Dipindah

RadarBali.com – Ribuan pengungsi yang kini sudah bermukim di Desa Tembok, akan direlokasi secara bertahap.

Relokasi pengungsi di Desa Tembok dianggap penting, karena kondisi desa sudah overload. Selain itu, evakuasi lanjutan juga rentan terhambat apabila erupsi benar-benar terjadi.

Satgas Penangan Pengungsi Gunung Agung memang telah menuntaskan relokasi pengungsi di Desa Les. Namun mereka masih menyisakan pekerjaan rumah, merelokasi pengungsi di Desa Tembok.

Satgas mengklaim, kondisi di Desa Tembok sudah terlalu penuh pengungsi. Saat ini, tak kurang dari 7.300 orang pengungsi tinggal di Tembok. Sementara penduduk asli desa setempat, berjumlah 7.100 orang.

Dikhawatirkan, apabila erupsi Gunung Agung benar-benar terjadi, Desa Tembok akan terkena dampak. Meski radius bahaya erupsi Gunung Agung ditetapkan hingga 12 kilometer, tak menutup kemungkinan, radius bahaya akan bertambah.

Desa Tembok sendiri ada pada radius 14 kilometer dari kaldera Gunung Agung. “Kalau misalnya erupsi, dan letusannya besar, Tembok juga akan terdampak.

Setelah letusan, kita hanya punya waktu satu jam mengevakuasi warga dan pengungsi yang ada di sana. Sekarang ada 14.000 orang di sana.

Mustahil bisa mengevakuasi semua dalam waktu satu jam. Kami sudah buat skema dan modelnya, memang nggak bisa evakuasi 14.000 orang sejam.

Makanya kami kurangi bebannya,” kata Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta.

Rencananya ada sekitar 4.000 pengungsi yang direlokasi. Satgas akan melakukan sosialisasi dan pendekatan secara bertahap kepada para pengungsi.

Mengingat kondisi pengungsian di Desa Tembok relatif aman dan nyaman bagi para pengungsi.

“Mereka sudah masuk di fasum. Bisa dibilang sudah nyaman dan aman kalau ada hujan. Tapi kalau ada abu vulkanik, mereka terdepan. Makanya pendekatannya beda,” imbuh Arya.

Kini satgas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Sosial Buleleng, tengah menyiapkan fasilitas bagi para pengungsi. Mulai dari ketersediaan kompor hingga pemenuhan fasilitas MCK bagi warga.

Rencananya Satgas akan melakukan sosialisasi kepada para pengungsi di Desa Tembok pekan depan. Selanjutnya dua pekan mendatang, relokasi pengungsi akan dimulai secara bertahap.

RadarBali.com – Ribuan pengungsi yang kini sudah bermukim di Desa Tembok, akan direlokasi secara bertahap.

Relokasi pengungsi di Desa Tembok dianggap penting, karena kondisi desa sudah overload. Selain itu, evakuasi lanjutan juga rentan terhambat apabila erupsi benar-benar terjadi.

Satgas Penangan Pengungsi Gunung Agung memang telah menuntaskan relokasi pengungsi di Desa Les. Namun mereka masih menyisakan pekerjaan rumah, merelokasi pengungsi di Desa Tembok.

Satgas mengklaim, kondisi di Desa Tembok sudah terlalu penuh pengungsi. Saat ini, tak kurang dari 7.300 orang pengungsi tinggal di Tembok. Sementara penduduk asli desa setempat, berjumlah 7.100 orang.

Dikhawatirkan, apabila erupsi Gunung Agung benar-benar terjadi, Desa Tembok akan terkena dampak. Meski radius bahaya erupsi Gunung Agung ditetapkan hingga 12 kilometer, tak menutup kemungkinan, radius bahaya akan bertambah.

Desa Tembok sendiri ada pada radius 14 kilometer dari kaldera Gunung Agung. “Kalau misalnya erupsi, dan letusannya besar, Tembok juga akan terdampak.

Setelah letusan, kita hanya punya waktu satu jam mengevakuasi warga dan pengungsi yang ada di sana. Sekarang ada 14.000 orang di sana.

Mustahil bisa mengevakuasi semua dalam waktu satu jam. Kami sudah buat skema dan modelnya, memang nggak bisa evakuasi 14.000 orang sejam.

Makanya kami kurangi bebannya,” kata Ketua Satgas Penanganan Pengungsi Gunung Agung, Made Arya Sukerta.

Rencananya ada sekitar 4.000 pengungsi yang direlokasi. Satgas akan melakukan sosialisasi dan pendekatan secara bertahap kepada para pengungsi.

Mengingat kondisi pengungsian di Desa Tembok relatif aman dan nyaman bagi para pengungsi.

“Mereka sudah masuk di fasum. Bisa dibilang sudah nyaman dan aman kalau ada hujan. Tapi kalau ada abu vulkanik, mereka terdepan. Makanya pendekatannya beda,” imbuh Arya.

Kini satgas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dan Dinas Sosial Buleleng, tengah menyiapkan fasilitas bagi para pengungsi. Mulai dari ketersediaan kompor hingga pemenuhan fasilitas MCK bagi warga.

Rencananya Satgas akan melakukan sosialisasi kepada para pengungsi di Desa Tembok pekan depan. Selanjutnya dua pekan mendatang, relokasi pengungsi akan dimulai secara bertahap.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/