AMLAPURA-Usai viral di media social (Medsos), oknum pejabat di Pemkab Karangasem yang terpergok warga ngebut dan berjalan zigzag di Sidemen Karangasem dikabarkan langsung dipanggil bupati
Komang Agus Sukasena alias Komang AS, oknum pejabat yang kini menduduki posisi sebagai staf ahli bupati itu mengaku langsung dipanggil IGA Mas Sumatri, bupati Karangasem.
Ia dipanggil untuk dimintai klarifikasi perihal informasi yang sempat viral di media social.
Anehnya, selain membantah ngebut, zigzag, dan menyerempet nenek-nenek di Sidemen. Komang AS juga membantah soal dugaan sopirnya yang mabuk.
Klarifikasi dan bantahan Komang AS bahwa sopirnya tidak tidak dalam kondisi mabuk itu diakui saat dirinya dipanggil bupati Karangasem IGA Mas Sumatri.
Selain itu, ia juga membantah kabar jika sang sopir sempat minum ketika di kantor Camat Sidemen.
“Tidak dalam kondisi mabuk kalau saya lihat, karena masih nyetirnya biasa saja,” dalihnya.
Sementara untuk lari zigzag Agus juga membantah. Kemungkinan saksi yang melihat Jro Mangku Sugata yang juga yang menggunggah kejadian tersebut di Medsos ada di belakang kendaraan Agus Sukasena.
Saat itu Agus mengaku ingin kencing dan meminta sopirnya untuk menepi.
“Sempat menepi, namun karena di tikungan dirinya minta agar mencari jalan yang lurus. Karena sempat menepi kemudian ketengah lagi sehingga di katakan zigzag.
“Tidak zigzag juga, saat itu saya minta sopir untuk menepi mau buang air kecil,” ujarnya.
Sementara itu selaian di panggil Bupati, Agus juga mengaku dipanggil Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa. Kepada kedua atasanya tersebut dirinya sudah menjelaskan kronologi kejadian secara gamblang.
Agus juga mengakui kasus ini sempat dimediasi Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana di Posko Pasebaya malam lalu usai kejadian.
Saat itu dirinya sempat ditemukan kepada Jro Mangku Sugata wartawan yang mengambil foto dan memviralkan di Medsos.
“Saat kendaraan menepi seorang ibu kena sepion mobil pada bagian leganya dan tidak mengalami luka serta masih berdiri,” ujar Agus.
Sedangkan saat kejadian, Mangku Sugata langsung menyalip mobil plat merah DK 46 S.
Sempat mengambil foto. Agus sendiri mengaku sedang mengurus nenek tersebut.
Sedangkan sang sopir dan rekanya sempat bertanya kenapa ambil foto. Atas pertanyaan itu, Oleh Mangku Sugata diakui akan di muat dan mengaku sebagai wartawan.
Kemungkinan hal ini membuat Mangku Sugata merasa tersinggung karena sempat dilarang ambil foto sehingga dia menggunggah di medsos.
Sementara itu Ketua Pasebaya Agung Gede Pawana mengakui telah melakukan mediasi antara Mangku Sugata dengan Agus Sukasena.
Beberapa kalangan sempat mempertanyakan kenapa Pasebaya yang memediasi.
Menurut Pawana ini dilakukan karena ada logo Pasebaya Agung dalam foto yang di sher Mangku Sugata. Dimana saat kejadian Mangku Sugaya mengambil foto dengan open kamera dan masih ada logo Pasebaya. Hal inilah yang membuat Pasebaya punya kepentingan untuk memediasi. Selaian itu Mangku Sugata juga merupakan relawan Pasebaya Agung.
“Saya mediasi kasus ini karena ada logo Pasebaya di foto, dan juga Mangku Sugata adalah Relawan kami di Pasebaya Agung,” ujarnya.
Sehingga merasa perlu mempertemukan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Pawana mengakui kalau saat itu Mangku Sugata sempat menolak untuk di mediasi namun akhirnya mau juga bertemu.
Sementara itu Agus Sukasena sendiri mengaku beterima kasih atas mediasi yang dilakukan Ketua Pasebaya Agung. dirinya mengakui ini perlu dilakukan agar tidak terjadi mis komunikasi.
Soal sopir dan dirinya mabuk apa tidak, Agus tegas mengatakan kalau tidak dalam kondisi mabuk.
“Bisa saja saya di bilang membela diri, ngak masalah bisa ditanyakan ke Kadus Iseh atau Perbekel Sinduwati yang ada di lapangan,” tandasnya.
Terakhir, soal dirinya tak menerima telpon dari media, Komang AS berdalih karena banyak orang yang menghubungi dan sedang krodit.