29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:36 AM WIB

Sampah Sumbat Alur Sungai, Petugas BPBD Temukan Bangkai Babi

SINGARAJA – Kesadaran masyarakat membuang sampah di tempatnya, rupanya masih relatif rendah. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di kawasan hilir yang kebagian masalah.

Sejumlah aliran sungai tersumbat, gara-gara sampah yang dibuang ke daerah aliran sungai. Bukan hanya sampah, potongan kayu dan tanaman juga memicu penyumbatan alur sungai.

Akibatnya dua alur sungai di Kota Singaraja mengalami penyumbatan. Masing-masing di Tukad Asangan dan Tukad Batupulu.

Muara Tukad Asangan terletak di wilayah Banjar Dinas Celuk Buluh, Desa Kalibukbuk. Alur sungai tersebut sempat tersumbat potongan kayu, rumpun bambu, sampah, hingga bangkai babi.

Akibatnya air sempat naik hingga Jembatan Celuk Buluh dan menggenangi sejumlah rumah warga.

Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, TNI, Polri, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng,

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, serta masyarakat, bahu membahu membersihkan aliran sungai tersebut.

Tim harus mengerahkan satu unit alat berat untuk mempercepat proses pembersihan. Sebab material yang menyumbat gorong-gorong sungai cukup banyak.

Total material berupa kayu dan sampah yang berhasil diangkut, setara dengan 10 unit truk sampah.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, permasalahan di Tukad Asangan cukup pelik.

Sebab sungai tersebut merupakan muara dari sejumlah sungai. Seperti Pangkung Jiwuk, Tukad Basak, Tulud Mati, Tukad Sembung, dan Tukad Tiingtali.

“Kalau dibersihkan manual, memakan waktu lama. Makanya kami kerahkan alat berat. Hampir semua bisa kami bersihkan.

Kecuali tunggul rumpun bambu saja yang tidak bisa kami bawa. Tunggul itu kami taruh di lahan kosong milik desa, karena tidak muat di truk sampah,” kata Suadnyana.

Masalah serupa juga terlihat di Tukad Batupulu, yang terletak di sebelah barat kantor BPBD Buleleng. Bahkan masalah itu sudah berlangsug selama bertahun-tahun.

Pemerintah kembali mengerahkan alat berat untuk membersihkan material yang menyumbat gorong-gorong jembatan. Material yang berhasil dibersihkan, setara dengan muatan tujuh truk sampah.

“Sumbatannya cukup parah. Dua hari lalu (Rabu, Red) itu sempat hujan dan airnya meluap. Tinggal lagi satu meter, itu sudah naik ke badan jembatan,” kata Suadnyana.

Ia pun menghimbau agar masyarakat memperhatikan kondisi alur sungai. Warga dihimbau tak membuang sampah, maupun potongan kayu yang dapat memicu penyumbatan di gorong-gorong jembatan maupun muara sungai. 

SINGARAJA – Kesadaran masyarakat membuang sampah di tempatnya, rupanya masih relatif rendah. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di kawasan hilir yang kebagian masalah.

Sejumlah aliran sungai tersumbat, gara-gara sampah yang dibuang ke daerah aliran sungai. Bukan hanya sampah, potongan kayu dan tanaman juga memicu penyumbatan alur sungai.

Akibatnya dua alur sungai di Kota Singaraja mengalami penyumbatan. Masing-masing di Tukad Asangan dan Tukad Batupulu.

Muara Tukad Asangan terletak di wilayah Banjar Dinas Celuk Buluh, Desa Kalibukbuk. Alur sungai tersebut sempat tersumbat potongan kayu, rumpun bambu, sampah, hingga bangkai babi.

Akibatnya air sempat naik hingga Jembatan Celuk Buluh dan menggenangi sejumlah rumah warga.

Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, TNI, Polri, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng,

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, serta masyarakat, bahu membahu membersihkan aliran sungai tersebut.

Tim harus mengerahkan satu unit alat berat untuk mempercepat proses pembersihan. Sebab material yang menyumbat gorong-gorong sungai cukup banyak.

Total material berupa kayu dan sampah yang berhasil diangkut, setara dengan 10 unit truk sampah.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, permasalahan di Tukad Asangan cukup pelik.

Sebab sungai tersebut merupakan muara dari sejumlah sungai. Seperti Pangkung Jiwuk, Tukad Basak, Tulud Mati, Tukad Sembung, dan Tukad Tiingtali.

“Kalau dibersihkan manual, memakan waktu lama. Makanya kami kerahkan alat berat. Hampir semua bisa kami bersihkan.

Kecuali tunggul rumpun bambu saja yang tidak bisa kami bawa. Tunggul itu kami taruh di lahan kosong milik desa, karena tidak muat di truk sampah,” kata Suadnyana.

Masalah serupa juga terlihat di Tukad Batupulu, yang terletak di sebelah barat kantor BPBD Buleleng. Bahkan masalah itu sudah berlangsug selama bertahun-tahun.

Pemerintah kembali mengerahkan alat berat untuk membersihkan material yang menyumbat gorong-gorong jembatan. Material yang berhasil dibersihkan, setara dengan muatan tujuh truk sampah.

“Sumbatannya cukup parah. Dua hari lalu (Rabu, Red) itu sempat hujan dan airnya meluap. Tinggal lagi satu meter, itu sudah naik ke badan jembatan,” kata Suadnyana.

Ia pun menghimbau agar masyarakat memperhatikan kondisi alur sungai. Warga dihimbau tak membuang sampah, maupun potongan kayu yang dapat memicu penyumbatan di gorong-gorong jembatan maupun muara sungai. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/