26.7 C
Jakarta
10 Desember 2024, 4:11 AM WIB

Stok Air Hujan Habis, Warga Nusa Penida “Terpaksa” Beli Air Tangki

SEMARAPURA – Belum semua warga Kecamatan Nusa Penida bisa menikmati layanan air dari PDAM Panca Mahottama Kabupaten Klungkung hingga saat ini.

Karena itu, saat memasuki musim kemarau, sejumlah warga Nusa Penida terpaksa membeli air lantaran stok air hujan yang mereka tampung saat musim penghujan mulai menipis, bahkan habis.

Seperti yang dialami warga Banjar Adat Cemlagi, Dusun Pelilit, Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, I Nyoman Yudiadnyanawan.

Menurutnya, tempat tinggalnya merupakan salah satu wilayah yang belum mendapat layanan air dari PDAM Panca Mahottama.

Sementara sumber mata air yang ada jauh dari tempat tinggalnya. Sehingga saat air hujan yang ditampungnya saat musim penghujan sudah habis, ia terpaksa harus membeli air.

“Warga yang lain juga seperti ini,” ungkapnya. Memasuki musim kemarau, ia mengaku sudah kehabisan air hujan yang berhasil ditampungnya saat musim penghujan lalu.

Sehingga sudah sejak sebulan yang lalu dirinya mulai membeli air tangki untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Tidak hanya untuk dia dan keluarga, air itu juga diperuntukkan untuk ternaknya. “Karena air sudah habis, mau tidak mau harus beli,” kata pria yang merupakan Klian Banjar Cemlagi itu.

Diungkapkannya, ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 450 ribu untuk 2 meter kubik air tangki. Menurutnya harga itu lebih mahal Rp 100 ribu dibandingkan banjar lainnya di desa tersebut.

Selain karena jarak yang lebih jauh, jalan menuju banjarnya yang mengalami rusak parah juga menjadi perhitungan para penjual air. “Jarak dan kondisi jalan mempengaruhi harga,” ungkapnya.

Hal serupa juga dialami warga di Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida. Perbekel Bungamekar I Wayan Yasa mengungkapkan,

sejumlah warga Desa Bunga Mekar, khususnya yang tinggal di Dusun Sompang, Karang Dawa dan Punangkidan mulai membeli air.

Sebab saat ini baru jaringan PDAM saja yang telah terpasang, sementara air belum mengalir. Berbeda dengan dusun lain di desa setempat yang sudah dilayani PDAM.

Meski airnya tidak mengalir setiap hari sehingga warga harus menampung air ke dalam cubang atau tempat penampungan air lainnya saat mendapat giliran teraliri air PDAM.

“Sehingga saat musim kemarau, sejumlah warga kami ada yang harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengungkapkan hingga saat ini masih ada warga Kabupaten Klungkung yang belum menikmati layanan air PDAM Klungkung.

Bahkan untuk Kecamatan Nusa Penida, baru 26 persen yang terlayani. Untuk itu pihaknya terus berupaya meningkatkan kinerja PDAM Klungkung, seperti dengan melakukan penyertaan modal, dan juga meningkatkan SDM yang ada.

SEMARAPURA – Belum semua warga Kecamatan Nusa Penida bisa menikmati layanan air dari PDAM Panca Mahottama Kabupaten Klungkung hingga saat ini.

Karena itu, saat memasuki musim kemarau, sejumlah warga Nusa Penida terpaksa membeli air lantaran stok air hujan yang mereka tampung saat musim penghujan mulai menipis, bahkan habis.

Seperti yang dialami warga Banjar Adat Cemlagi, Dusun Pelilit, Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, I Nyoman Yudiadnyanawan.

Menurutnya, tempat tinggalnya merupakan salah satu wilayah yang belum mendapat layanan air dari PDAM Panca Mahottama.

Sementara sumber mata air yang ada jauh dari tempat tinggalnya. Sehingga saat air hujan yang ditampungnya saat musim penghujan sudah habis, ia terpaksa harus membeli air.

“Warga yang lain juga seperti ini,” ungkapnya. Memasuki musim kemarau, ia mengaku sudah kehabisan air hujan yang berhasil ditampungnya saat musim penghujan lalu.

Sehingga sudah sejak sebulan yang lalu dirinya mulai membeli air tangki untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Tidak hanya untuk dia dan keluarga, air itu juga diperuntukkan untuk ternaknya. “Karena air sudah habis, mau tidak mau harus beli,” kata pria yang merupakan Klian Banjar Cemlagi itu.

Diungkapkannya, ia harus mengeluarkan uang sekitar Rp 450 ribu untuk 2 meter kubik air tangki. Menurutnya harga itu lebih mahal Rp 100 ribu dibandingkan banjar lainnya di desa tersebut.

Selain karena jarak yang lebih jauh, jalan menuju banjarnya yang mengalami rusak parah juga menjadi perhitungan para penjual air. “Jarak dan kondisi jalan mempengaruhi harga,” ungkapnya.

Hal serupa juga dialami warga di Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida. Perbekel Bungamekar I Wayan Yasa mengungkapkan,

sejumlah warga Desa Bunga Mekar, khususnya yang tinggal di Dusun Sompang, Karang Dawa dan Punangkidan mulai membeli air.

Sebab saat ini baru jaringan PDAM saja yang telah terpasang, sementara air belum mengalir. Berbeda dengan dusun lain di desa setempat yang sudah dilayani PDAM.

Meski airnya tidak mengalir setiap hari sehingga warga harus menampung air ke dalam cubang atau tempat penampungan air lainnya saat mendapat giliran teraliri air PDAM.

“Sehingga saat musim kemarau, sejumlah warga kami ada yang harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengungkapkan hingga saat ini masih ada warga Kabupaten Klungkung yang belum menikmati layanan air PDAM Klungkung.

Bahkan untuk Kecamatan Nusa Penida, baru 26 persen yang terlayani. Untuk itu pihaknya terus berupaya meningkatkan kinerja PDAM Klungkung, seperti dengan melakukan penyertaan modal, dan juga meningkatkan SDM yang ada.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/