RadarBali.com – Ketut Restiada, warga Banjar Dinas Bengkel, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, diduga meninggal dunia karena mengidap penyakit rabies.
Korban meninggal di RSUD Buleleng, pukul 07.00 Jumat (6/10) pagi. Dari gejala klinis yang muncul, diduga korban terjangkit virus rabies.
Korban mulai dirawat di RSUD Buleleng sejak Rabu (4/10). Saat itu, korban dua kali masuk ke Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD Buleleng.
Awalnya korban masuk RSUD pada Rabu pagi. Saat itu keluhannya tidak bisa buang air kecil. Setelah mendapat penanganan dari tim medis, korban diizinkan mengalami rawat jalan.
Menjelang tengah malam, korban kembali datang dengan keluhan sesak nafas. Tim medis langsung melakukan analisis awal.
Sejauh ini, belum ada diagnosis pasti terhadap penyebab kematian korban. Tim medis masih menunggu konfirmasi hasil lab terhadap sampel yang dikirim ke Denpasar.
Jika dilihat dari gejala medis, korban menunjukkan ciri-ciri yang identik dengan korban rabies. Korban mengalami phobia udara dan phobia air.
Bahkan pada Kamis (5/10) malam, ketika dirawat di Ruang Transit, korban sempat mengamuk dan lari dari ruang perawatan.
Sehingga tim medis harus diikat di tempat tidur. Kondisi korban terus menurun pada Jumat (6/10) dini hari dan dinyatakan meninggal pada pukul 07.00 Jumat pagi.
Salah seorang kerabat korban, Wayan Ngari, menyebutkan korban datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas.
Pada Kamis malam, korban sempat meracau tidak jelas. Terkadang korban merasa sehat, terkadang merasa mengalami sakit yang amat sangat.
“Semalam itu sempat keluar ruangan. Tapi masih di areal rumah sakit. Akhirnya sempat diikat. Masih nyambung kok diajak ngomong.
Dini hari itu kondisinya langsung drop, setelah itu tidak sempat bicara lagi,” kata Ngari saat ditemui di Ruang Jenazah RSUD Buleleng.
Saat ditanya riwayat gigitan anjing, Ngari menyebut adik iparnya itu sempat dua kali digigit anjing. Gigitan pertama terjadi sekitar lima bulan lalu, yang disebabkan seekor anjing liar.
Konon, kata Ngari, anjing yang menggigit iparnya sudah mati dan dinyatakan positif oleh petugas peternakan.
Terakhir korban kembali digigit anjing tiga hari lalu. Hanya saja anjing itu masih hidup hingga kini. Saat mengalami gigitan lima bulan lalu, bukan hanya korban yang digigit.
Keponakannya pun ikut tergigit anjing liar. “Tapi, keponakannya saya itu dapat vaksin lengkap. Adik ipar saya ini tidak tahu. Dia juga tidak cerita,” imbuh Ngari.