29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:49 AM WIB

Tanggul Belum Diperbaiki, Diguyur Hujan Lebat, Air Kuning Kebanjiran

RadarBali.com – Hujan deras yang melanda Bali Kamis (5/10) malam hingga Jumat (6/10) dini hari menimbulkan banjir bandang di sejumlah titik.

Salah satunya di Jembrana. Air yang melintas di sungai di Desa Air Kuning, Jembrana, meluap. Tanggul sungai yang jebol dan tak kunjung diperbaiki menjadi pemicu masalah.

Pasalnya, air langsung meluap dan merendam rumah, sawah dan kebun milik warga. Menurut warga, air sungai mulai meluap sejak sore.

Semakin lama air semakin tinggi dan merendam belasan rumah di dua banjar yakni Banjar Tengah dan Banjar Anyar.

Air juga merendam satu hektare areal padi siap panen di Subak Mangket. Potensi gagal panen pun tinggi.

“Sejak tanggul sungai itu jebol, kami memang menjadi langganan banjir kalau hujan deras turun dan terjadi banjir bandang,” ujar Niswati, warga Banjar Anyar kemarin.

Luapan air yang mengenangi permukiman itu tingginya sampai setengah badan orang dewasa. Sehingga meski rumah warga pondasinya sudah dibuat tinggi sampai setengah meter, air tetap masuk ke dalam rumah.

Selan permukiman dan sawah, air juga mengenangi kebun serta merendam hewan ternak warga. “Sapi-sapi milik warga termasuk sapi milik kelompok Simantri juga terendam.

Beruntung sapi-sapi itu diikat kuat sehingga tidak sampai hanyut,” jelas Niswati sambil membersihkan lantai rumahnya.

Warga lainya mengatakan, mereka sempat panic karena air yang merendam pemukiman cukup tinggi. Namun beruntung menjelang tengah malam, air mulai surut sehingga mereka bisa tenang.

“Tengah malam air mulai surut. Kalau tidak surut tidak tahu apa yang terjadi. Sapi-sapi yang terendam mungkin bisa hanyut,” ungkap Made Joni.

Gede Singarta, warga Banjar Tengah, mengatakan di banjarnya ada rumah milik 9 KK yang terendam. Banjir itu selalu terjadi jika terjadi banjir bandang karena air meluap dari tanggul yang jebol.

“Setiap hujan lebat terjadi  air sungai meluap di rumah kami kebanjiran,” ujarnya diamini Wayan Rusti.

Perbekel Air Kuning Samanhuri didampingi Ketua BPD dan LPM Suhadi mengatakan, dua banjar di desanya memang menjadi langganan banjir.

Menurutnya, di Banjar Tengah ada rumah milik 7 KK dan di Banjar Anyar ada rumah milik 10 KK yang terendam banjir. Selain itu juga ada sawah dan hewan milik warga yang terendam.

Penyebabnya karena dua tanggul yang jebol sejak tahun 2007 atau sudah sepuluh tahun, hingga kini belum diperbaiki.

Padahal perbaikan itu sudah diusulkan ke Balai Penida dan  sudah pernah ditinjau ketua DPRD Jembrana dan camat.

“Tetapi hanya ditinjau, sampai sekarang belum ada penanganan. Apa harus menunggu korban jiwa dulu. Apa tidak cukup korban material saja,” ujarnya. 

Samanhuri berharap agar ada perhatian pemerintah daerah dan provinsi untuk penanganan tanggul yang jebol itu sehingga warga tidak terus menjadi korban.

“Warga tidak berharap bantuan sembako namun berharap bantuan penanganan tanggul agar diperbaiki,” ucapnya. 

RadarBali.com – Hujan deras yang melanda Bali Kamis (5/10) malam hingga Jumat (6/10) dini hari menimbulkan banjir bandang di sejumlah titik.

Salah satunya di Jembrana. Air yang melintas di sungai di Desa Air Kuning, Jembrana, meluap. Tanggul sungai yang jebol dan tak kunjung diperbaiki menjadi pemicu masalah.

Pasalnya, air langsung meluap dan merendam rumah, sawah dan kebun milik warga. Menurut warga, air sungai mulai meluap sejak sore.

Semakin lama air semakin tinggi dan merendam belasan rumah di dua banjar yakni Banjar Tengah dan Banjar Anyar.

Air juga merendam satu hektare areal padi siap panen di Subak Mangket. Potensi gagal panen pun tinggi.

“Sejak tanggul sungai itu jebol, kami memang menjadi langganan banjir kalau hujan deras turun dan terjadi banjir bandang,” ujar Niswati, warga Banjar Anyar kemarin.

Luapan air yang mengenangi permukiman itu tingginya sampai setengah badan orang dewasa. Sehingga meski rumah warga pondasinya sudah dibuat tinggi sampai setengah meter, air tetap masuk ke dalam rumah.

Selan permukiman dan sawah, air juga mengenangi kebun serta merendam hewan ternak warga. “Sapi-sapi milik warga termasuk sapi milik kelompok Simantri juga terendam.

Beruntung sapi-sapi itu diikat kuat sehingga tidak sampai hanyut,” jelas Niswati sambil membersihkan lantai rumahnya.

Warga lainya mengatakan, mereka sempat panic karena air yang merendam pemukiman cukup tinggi. Namun beruntung menjelang tengah malam, air mulai surut sehingga mereka bisa tenang.

“Tengah malam air mulai surut. Kalau tidak surut tidak tahu apa yang terjadi. Sapi-sapi yang terendam mungkin bisa hanyut,” ungkap Made Joni.

Gede Singarta, warga Banjar Tengah, mengatakan di banjarnya ada rumah milik 9 KK yang terendam. Banjir itu selalu terjadi jika terjadi banjir bandang karena air meluap dari tanggul yang jebol.

“Setiap hujan lebat terjadi  air sungai meluap di rumah kami kebanjiran,” ujarnya diamini Wayan Rusti.

Perbekel Air Kuning Samanhuri didampingi Ketua BPD dan LPM Suhadi mengatakan, dua banjar di desanya memang menjadi langganan banjir.

Menurutnya, di Banjar Tengah ada rumah milik 7 KK dan di Banjar Anyar ada rumah milik 10 KK yang terendam banjir. Selain itu juga ada sawah dan hewan milik warga yang terendam.

Penyebabnya karena dua tanggul yang jebol sejak tahun 2007 atau sudah sepuluh tahun, hingga kini belum diperbaiki.

Padahal perbaikan itu sudah diusulkan ke Balai Penida dan  sudah pernah ditinjau ketua DPRD Jembrana dan camat.

“Tetapi hanya ditinjau, sampai sekarang belum ada penanganan. Apa harus menunggu korban jiwa dulu. Apa tidak cukup korban material saja,” ujarnya. 

Samanhuri berharap agar ada perhatian pemerintah daerah dan provinsi untuk penanganan tanggul yang jebol itu sehingga warga tidak terus menjadi korban.

“Warga tidak berharap bantuan sembako namun berharap bantuan penanganan tanggul agar diperbaiki,” ucapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/