SINGARAJA – Banyaknya pengungsi akibat bencana alam di Provinsi Maluku serta konflik di Provinsi Papua, mengundang keprihatinan berbagai pihak.
Termasuk dari kalangan mahasiswa. Sebanyak 30 orang mahasiswa yang tergabung dalam wadah Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Buleleng, berinisiatif melakukan aksi solidaritas.
Para mahasiswa ini menggalang sumbangan dari masyarakat Buleleng. Nantinya sumbangan yang terkumpul akan disalurkan kepada para pengungsi yang ada di kedua wilayah tersebut.
Aksi solidaritas itu sebenarnya sudah dilakukan sejak Sabtu (5/10) lalu, dan dilanjutkan pada Minggu (6/10) kemarin.
Pada Sabtu lalu, aksi solidaritas itu dilakukan di tiga titik. Masing-masing di Simpang Dewi Sartika, Simpang Jalan Diponogoro, dan Simpang Kapten Muka.
Saat itu jumlah sumbangan yang terkumpul mencapai Rp 5.864.600. Sedangkan, kemarin aksi dilakukan di dua titik. Masing-masing di Taman Kota Singaraja dan simpang Jalan Udayana.
Dari aksi solidaritas kemarin, terkumpul sumbangan sebanyak Rp 5.037.000. Sehingga bila ditotal jumlah sumbangan yang terkumpul mencapai Rp 10.901.600.
Ketua PMII Buleleng M. Mahfud mengatakan, aksi itu sengaja dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga yang ada di Ambon (Maluku) maupun Wamena (Papua).
Menurut Mahfud, pengungsi di kedua wilayah itu sangat membutuhkan uluran tangan. “Kami berusaha menggugah masyarakat Buleleng, terhadap para pengungsi di dua wilayah itu.
Kami sangat bersyukur masyarakat memberikan kepedulian yang sangat besar terhadap saudara-saudara kita di Ambon maupun Wamena,” kata Mahfud.
Sekadar diketahui, jumlah pengungsi di Maluku akibat gempa di Ambon, mencapai 95.256 jiwa.
Sebanyak 2.940 jiwa mengungsi di Kota Ambon, 50.250 jiwa mengungsi di Kabupaten Maluku Tengah, dan 42.066 jiwa mengungsi di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Sementara itu kerusahan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan ribuan jiwa mengungsi. Semula jumlah pengungsi lebih dari 3.000 jiwa. Hingga Minggu (6/10), jumlah pengungsi diperkirakan sebanyak 2.145 orang.