AMLAPURA- Setelah dua tahun lebih tanpa pawai ogoh-ogoh saat menyambut Hari Raya Nyepi, Pemprov Bali akhirnya memberikan sinyal lampu hijau terkait pembuatan dan pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan pada perayaa Nyepi 2022 mendatang. Kebijakan ini pun disambut positif oleh banyak kalangan.
Seperti diungkapkan oleh salah seorang seniman recycle barang bekas asal Banjar Dinas Menanga Kawan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, I Gusti Lanang Mantra.
Pria yang akrab disapa Ajik Mantra ini mengaku sangat mengapresiasi pemberian izin pawai ogoh-ogoh di malam pengerupukan Nyepi 2022 ini. “Saya pribadi sangat berterimakasih kepada pemerintah, dengan ini maka kreatifitas khususnya anak muda tidak mandeg gara-gara pandemi,” ujarnya Jumat (7/1).
Diberikannya izin tersebut, kata dia, masyarakat juga harus tetap mematuhi anjuran pemerintah di tengah pandemi covid-19 yang masih berlangsung. “Ya harus dengan protokol kesehatan yang disipilin. Sehingga menekan penyebaran covid-19 agar tidak ada klaster baru,” ucapnya.
Seniman yang kerap menampilkan karya seni yang memanfaatkan barang bekas tersebut menambahkan, akan ada banyak pihak yang sangat mengapresiasi pemberian izin pembuatan ogoh-ogoh saat Nyepi tahun ini. “Karena sudah cukup lama tidak ada kan. Jadi ini sebagai momentum. Kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi,” katanya.
Sebelumnya, Lanang Mantra juga sempat berkolaborasi dengan seka truna-truni membuat ogoh-ogoh ramah lingkungan. Yakni dengan memanfaatkan barang-barang bekas sebagai bahan utama pembuatan ogoh-ogoh. Hanya saja saat itu, hasil karyanya belum bisa dipentaskan karena keburu terjadi pembatasan akibat pandemi Covid -19.
Rencananya, apabila semua berjalan dengan baik, ogoh-ogoh dari bahan bekas hasil karya kolaborasi bersama seka truna-truni yang belum sempat dipentaskan tersebut akan ditampilkan kembali pada saat perayaan Nyepi tahun ini. “Akan ada beberapa penyempurnaan dan sejumlah kreasi tambahan yang akan ditampilkan,” jelas Ajik Mantra.