28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:50 AM WIB

Sejak SMP Kapten Kadek Udi Ingin Jadi Pilot, Dikenal Ulet dan Disiplin

Kepergian sosok Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa sangat memukul keluarga. Perwira pertama asal Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, itu dikenal ulet dan disiplin.

 

EKA PRASETYA, Gerokgak

SUARA sirine ambulans terdengar dari kejauhan. Sejumlah personil TNI Angkatan Darat yang siaga langsung meminta warga menjauh.

Memberi jalan agar ambulans jenazah bisa melintas di jalan beton yang lebarnya hanya 3 meter. Begitu ambulans dengan nomor polisi DK 1640 FK sampai di depan rumah duka pada pukul 16.50 sore, tangis histeris langsung pecah.

Ni Made Arini, 57, ibunda dari mendiang Kapten Kadek Udi, menangis histeris. Ia harus dipapah sanak saudara saat melihat peti jenazah dipanggul ke menuju pepaga, tempat persemayaman terakhir bagi mendiang.

Sang ayah, Ketut Gitarayasa, 57, juga hanya bisa menangis menyaksikan kedatangan peti jenazah putranya. Arini pun terus memanggil nama anaknya.

Terlebih mereka sudah 4 tahun tak pernah bertemu. Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa, merupakan salah satu korban meninggal dalam kecelakaan helikopter MI-17 di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Sempat disemayamkan semalam di Semarang, Jawa Tengah, jenazah mendiang langsung diterbangkan ke Bandara Ngurah menggunakan pesawat Cassa milik Pusat Penerbang Angkatan Darat (Puspenerbad).

Saat sampai di Bandara Ngurah Rai, jenazah mendiang disambut Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen Benni Susianto.

Selanjutnya jenazah dipulangkan ke rumah duka menggunakan ambulans milik Kristalian Funeral, dengan dikawal Polisi Militer.

Ketika Jawa Pos Radar Bali ke rumah duka pada Minggu (7/6) sore, sejumlah anggota TNI AD sudah berada di rumah duka.

Mereka berjaga di sejumlah titik, agar para pelayat tak kesulitan menemukan rumah duka. Sejumlah perwira TNI AD terlihat di rumah duka, menyambut jenazah.

Mereka adalah Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, Komandan Dodiklatpur Rindam IX/Udayana Letkol Inf I Putu Tangkas Wirawan,

Kasdim Kodim 1609/Buleleng Mayor Kav Nyoman Arya Jayantara, Komandan Koramil se-Buleleng, Komandan Sub Denpom Singaraja Kapten Cpm Ketut Subawa, Alumni Akademi Militer (Akmil) 2008 Kapten Inf Catur, dan Camat Gerokgak Made Juartawan.

Menurut penuturan kerabat mendiang, Putu Aris, keluarga sangat terpukul saat tahu mendiang menjadi salah satu korban kecelakaan helikopter di Jawa Tengah.

Sebenarnya sejak sore, keluarga sudah mendapat informasi bahwa Kadek Udi menjadi salah satu korban meninggal dalam peristiwa tersebut.

“Jam 6 sore kemarin dapat kabar dari kawan-kawan almarhum. Itu juga dari televisi saja. Kami sampai malam menunggu kebenaran informasi itu.

Akhirnya jam 1 dini hari kami dapat konfirmasi bahwa memang keluarga kami meninggal dalam musibah tersebut,” kata Putu Aris.

Mendiang, kata Aris, dikenal sebagai sosok yang ulet dan disiplin. Sejak duduk di bangku SMP, mendiang Kapten Kadek Udi sudah mengungkapkan keinginannya menjadi pilot.

Cita-cita itu pun dipupuk terus menerus. Hingga saat lulus SMA, mendiang yang akrab disapa Dek Moka itu, langsung mendaftar ke Akademi Militer (Akmil).

Keluarga pun sangat mendukung. Mengingat sebelumnya belum pernah di keluarga tersebut, lulus menjadi perwira militer.

Orang tua mendiang, dulunya merupakan pengusaha garmen. Baru beberapa tahun ini orang tua mendiang memutuskan pulang kampung dan bertani di Desa Tukadsumaga.

Sementara kakaknya, lebih dulu aktif di militer. Kakak mendiang yang bernama Pelda Putu Yudi Eka Suarsana, kini bertugas di Kodim 1619/Tabanan, setelah sebelumnya sempat bertugas di Lombok, NTB.

“Mendiang ini sejak SMP memang tegas sekali menyampaikan pada orang tuanya kalau ingin jadi pilot. Sudah sering dia bilang ingin sekolah penerbang.

Termasuk ke kakaknya juga. Akhirnya disarankan ke Akmil. Keluarga besar juga sangat mendukung,” tuturnya.

Selama di Akmil, mendiang bergabung dengan kecabangan Corps Penerbang (Cpn). Sehingga berhak menerbangkan helikopter tempur.

Begitu lulus, mendiang langsung bergabung dengan Skadron 31/Serbu yang bermarkas di Semarang.

Selain sempat menempuh pendidikan di Akmil, mendiang juga sempat mengikuti sejumlah pendidikan lain.

Di antaranya Pendidikan Lanjutan Perwira II Penerbang Angkatan Darat (Diklapa II Penerbad) pada 2018 lalu, dan Suspabangtih MI-17 V5 pada 2019.

Setelah lulus dari Suspabangtih, mendiang mendapat kepercayaan sebagai instruktur penerbang heli. Dengan jabatan terakhir sebagai Wadanflite Heli C di Skadron 31/Serbu, Semarang.

“Terakhir pulang sekitar 4 tahun lalu, karena memang dapat cuti. Setelah itu belum pernah pulang. Karena memang kesibukan di tempat tugas.

Beliau itu sangat loyal pada tugas negara. Kalau tidak ada halangan, semestinya dalam beberapa bulan ini sudah naik pangkat jadi mayor,” cerita Putu Aris.

Putu Aris menuturkan, mendiang sempat mengontak keluarga sekitar 4 hari sebelum berpulang. Saat itu mendiang menghubungi kakaknya lewat telepon.

Mendiang juga sempat mengobrol dengan beberapa rekannya, sesama alumni di SMAN 1 Kuta Utara melalui WA Grup.

“Terakhir kontak dengan kakaknya, Putu Yudi. Jadi biasa saja ngobrol. Tidak ada insting apa-apa. Makanya keluarga sangat kaget. Informasi yang kami terima, saat musibah itu Kapten Udi ini bertugas sebagai co-pilot instruktur,” katanya.

Sementara itu Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto mengatakan, sesuai dengan koordinasi dengan pihak keluarga, jenazah akan diaben pada Rabu (10/6) mendatang.

“Sesuai koordinasi dengan pihak keluarga dan atas pihak keluarga, almarhum akan diaben pada 10 Juni 2020 pukul 10 pagi,” kata Letkol Inf Windra Lisrianto.

Seperti diberitakan Jawa Pos, helikopter MI-17 milik TNI AD jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus mengatakan, helikopter sedang dalam misi latihan.

“Helikopter tersebut sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah,

sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1,” kata Brigjen TNI Nefra dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/6).

Brigjen TNI Nefra memastikan helikopter dalam keadaan baik sebelum terbang. “Karena saat dilaksanakan pre-flight check tidak ditemukan hal-hal menonjol,” tambahnya.

Dia menjelaskan, helikopter tersebut menjalani 2 misi latihan terbang endurance. Helikopter pun bisa terbang dengan normal dan mendarat dengan baik.

“Sekitar jam 12.35 siang, helikopter ini melaksanakan misi latihan terbang endurance kedua dengan materi terbang tactical manuver,” ucapnya.

Pesawat tersebut kemudian jatuh saat menjalani misi latihan kedua. Sampai saat ini petugas masih melakukan investigasi penyebab jatuhnya helikopter tersebut. (*)

 

BIODATA:

Nama: Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa, S.Sos

Kelahiran: Tukadsumaga, 18 Juni 1987

Asal: Banjar Dinas Mawar, Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng

Posisi : Anak kedua dari dua bersaudara

 

Orang Tua

Bapak : I Ketut Gitarayasa

Ibu : Ni Made Arini

Istri : Ni Wayan Arlisa

Anak : Ni Putu Arsiva Naylakalyani

 

Pendidikan

SDN 3 Tukadsumaga (kelas 1-2)

SDN 1 Kerobokan Kaja Denpasar

SMPN 4 Denpasar

SMAN 1 Badung

S1 Sosial 2014

 

Pendidikan Militer

Akmil 2008

Diklapa II Peberbad 2018

Suspabangtih MI-17 V5 2019

 

Jabatan Terakhir : Wadaflite Heli C Dron-31/serbu puspenerbad

Kesatuan : Skadron-31/Serbu Puspanerbad

Bintang Jasa : Satya Lencana Santi Dharma

 

Kepergian sosok Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa sangat memukul keluarga. Perwira pertama asal Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, itu dikenal ulet dan disiplin.

 

EKA PRASETYA, Gerokgak

SUARA sirine ambulans terdengar dari kejauhan. Sejumlah personil TNI Angkatan Darat yang siaga langsung meminta warga menjauh.

Memberi jalan agar ambulans jenazah bisa melintas di jalan beton yang lebarnya hanya 3 meter. Begitu ambulans dengan nomor polisi DK 1640 FK sampai di depan rumah duka pada pukul 16.50 sore, tangis histeris langsung pecah.

Ni Made Arini, 57, ibunda dari mendiang Kapten Kadek Udi, menangis histeris. Ia harus dipapah sanak saudara saat melihat peti jenazah dipanggul ke menuju pepaga, tempat persemayaman terakhir bagi mendiang.

Sang ayah, Ketut Gitarayasa, 57, juga hanya bisa menangis menyaksikan kedatangan peti jenazah putranya. Arini pun terus memanggil nama anaknya.

Terlebih mereka sudah 4 tahun tak pernah bertemu. Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa, merupakan salah satu korban meninggal dalam kecelakaan helikopter MI-17 di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Sempat disemayamkan semalam di Semarang, Jawa Tengah, jenazah mendiang langsung diterbangkan ke Bandara Ngurah menggunakan pesawat Cassa milik Pusat Penerbang Angkatan Darat (Puspenerbad).

Saat sampai di Bandara Ngurah Rai, jenazah mendiang disambut Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen Benni Susianto.

Selanjutnya jenazah dipulangkan ke rumah duka menggunakan ambulans milik Kristalian Funeral, dengan dikawal Polisi Militer.

Ketika Jawa Pos Radar Bali ke rumah duka pada Minggu (7/6) sore, sejumlah anggota TNI AD sudah berada di rumah duka.

Mereka berjaga di sejumlah titik, agar para pelayat tak kesulitan menemukan rumah duka. Sejumlah perwira TNI AD terlihat di rumah duka, menyambut jenazah.

Mereka adalah Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, Komandan Dodiklatpur Rindam IX/Udayana Letkol Inf I Putu Tangkas Wirawan,

Kasdim Kodim 1609/Buleleng Mayor Kav Nyoman Arya Jayantara, Komandan Koramil se-Buleleng, Komandan Sub Denpom Singaraja Kapten Cpm Ketut Subawa, Alumni Akademi Militer (Akmil) 2008 Kapten Inf Catur, dan Camat Gerokgak Made Juartawan.

Menurut penuturan kerabat mendiang, Putu Aris, keluarga sangat terpukul saat tahu mendiang menjadi salah satu korban kecelakaan helikopter di Jawa Tengah.

Sebenarnya sejak sore, keluarga sudah mendapat informasi bahwa Kadek Udi menjadi salah satu korban meninggal dalam peristiwa tersebut.

“Jam 6 sore kemarin dapat kabar dari kawan-kawan almarhum. Itu juga dari televisi saja. Kami sampai malam menunggu kebenaran informasi itu.

Akhirnya jam 1 dini hari kami dapat konfirmasi bahwa memang keluarga kami meninggal dalam musibah tersebut,” kata Putu Aris.

Mendiang, kata Aris, dikenal sebagai sosok yang ulet dan disiplin. Sejak duduk di bangku SMP, mendiang Kapten Kadek Udi sudah mengungkapkan keinginannya menjadi pilot.

Cita-cita itu pun dipupuk terus menerus. Hingga saat lulus SMA, mendiang yang akrab disapa Dek Moka itu, langsung mendaftar ke Akademi Militer (Akmil).

Keluarga pun sangat mendukung. Mengingat sebelumnya belum pernah di keluarga tersebut, lulus menjadi perwira militer.

Orang tua mendiang, dulunya merupakan pengusaha garmen. Baru beberapa tahun ini orang tua mendiang memutuskan pulang kampung dan bertani di Desa Tukadsumaga.

Sementara kakaknya, lebih dulu aktif di militer. Kakak mendiang yang bernama Pelda Putu Yudi Eka Suarsana, kini bertugas di Kodim 1619/Tabanan, setelah sebelumnya sempat bertugas di Lombok, NTB.

“Mendiang ini sejak SMP memang tegas sekali menyampaikan pada orang tuanya kalau ingin jadi pilot. Sudah sering dia bilang ingin sekolah penerbang.

Termasuk ke kakaknya juga. Akhirnya disarankan ke Akmil. Keluarga besar juga sangat mendukung,” tuturnya.

Selama di Akmil, mendiang bergabung dengan kecabangan Corps Penerbang (Cpn). Sehingga berhak menerbangkan helikopter tempur.

Begitu lulus, mendiang langsung bergabung dengan Skadron 31/Serbu yang bermarkas di Semarang.

Selain sempat menempuh pendidikan di Akmil, mendiang juga sempat mengikuti sejumlah pendidikan lain.

Di antaranya Pendidikan Lanjutan Perwira II Penerbang Angkatan Darat (Diklapa II Penerbad) pada 2018 lalu, dan Suspabangtih MI-17 V5 pada 2019.

Setelah lulus dari Suspabangtih, mendiang mendapat kepercayaan sebagai instruktur penerbang heli. Dengan jabatan terakhir sebagai Wadanflite Heli C di Skadron 31/Serbu, Semarang.

“Terakhir pulang sekitar 4 tahun lalu, karena memang dapat cuti. Setelah itu belum pernah pulang. Karena memang kesibukan di tempat tugas.

Beliau itu sangat loyal pada tugas negara. Kalau tidak ada halangan, semestinya dalam beberapa bulan ini sudah naik pangkat jadi mayor,” cerita Putu Aris.

Putu Aris menuturkan, mendiang sempat mengontak keluarga sekitar 4 hari sebelum berpulang. Saat itu mendiang menghubungi kakaknya lewat telepon.

Mendiang juga sempat mengobrol dengan beberapa rekannya, sesama alumni di SMAN 1 Kuta Utara melalui WA Grup.

“Terakhir kontak dengan kakaknya, Putu Yudi. Jadi biasa saja ngobrol. Tidak ada insting apa-apa. Makanya keluarga sangat kaget. Informasi yang kami terima, saat musibah itu Kapten Udi ini bertugas sebagai co-pilot instruktur,” katanya.

Sementara itu Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto mengatakan, sesuai dengan koordinasi dengan pihak keluarga, jenazah akan diaben pada Rabu (10/6) mendatang.

“Sesuai koordinasi dengan pihak keluarga dan atas pihak keluarga, almarhum akan diaben pada 10 Juni 2020 pukul 10 pagi,” kata Letkol Inf Windra Lisrianto.

Seperti diberitakan Jawa Pos, helikopter MI-17 milik TNI AD jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus mengatakan, helikopter sedang dalam misi latihan.

“Helikopter tersebut sedang melaksanakan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah,

sebagai bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1,” kata Brigjen TNI Nefra dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/6).

Brigjen TNI Nefra memastikan helikopter dalam keadaan baik sebelum terbang. “Karena saat dilaksanakan pre-flight check tidak ditemukan hal-hal menonjol,” tambahnya.

Dia menjelaskan, helikopter tersebut menjalani 2 misi latihan terbang endurance. Helikopter pun bisa terbang dengan normal dan mendarat dengan baik.

“Sekitar jam 12.35 siang, helikopter ini melaksanakan misi latihan terbang endurance kedua dengan materi terbang tactical manuver,” ucapnya.

Pesawat tersebut kemudian jatuh saat menjalani misi latihan kedua. Sampai saat ini petugas masih melakukan investigasi penyebab jatuhnya helikopter tersebut. (*)

 

BIODATA:

Nama: Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa, S.Sos

Kelahiran: Tukadsumaga, 18 Juni 1987

Asal: Banjar Dinas Mawar, Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng

Posisi : Anak kedua dari dua bersaudara

 

Orang Tua

Bapak : I Ketut Gitarayasa

Ibu : Ni Made Arini

Istri : Ni Wayan Arlisa

Anak : Ni Putu Arsiva Naylakalyani

 

Pendidikan

SDN 3 Tukadsumaga (kelas 1-2)

SDN 1 Kerobokan Kaja Denpasar

SMPN 4 Denpasar

SMAN 1 Badung

S1 Sosial 2014

 

Pendidikan Militer

Akmil 2008

Diklapa II Peberbad 2018

Suspabangtih MI-17 V5 2019

 

Jabatan Terakhir : Wadaflite Heli C Dron-31/serbu puspenerbad

Kesatuan : Skadron-31/Serbu Puspanerbad

Bintang Jasa : Satya Lencana Santi Dharma

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/