28.2 C
Jakarta
13 Desember 2024, 23:14 PM WIB

Mesin Kapal Mati Mendadak, KMP Agung Wilis I Terseret Arus Selat Bali

NEGARA – Angin kencang dan arus kuat di Selat Bali menyebabkan pelayaran kapal penghubung pulau Bali dan Jawa terganggu.

Kapal motor penumpang (KMP) tersebut mengalami gangguan saat berlayar di Selat Bali kemarin. Beruntung setelah lama terombang ambing di tengah laut, kapal bisa bersandar di pelabuhan Gilimanuk.

Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Pelabuhan Gilimanuk I Gusti Agung Komang Arbawa melalui petugas kesyahbandaran Dhimas Ardhianto mengatakan,

hanyutnya KMP Agung Wilis I yang bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jatim menuju Pelabuhan Gilmanuk, Jembrana, Bali terjadi pada pukul 09.40 Wita.

Namun, saat tiba di alur pelayaran Pelabuhan Gilimanuk mengalami gangguan pada saluran bahan bakar.

“Masalah itu menyebabkan mesin induk tidak berfungsi sehingga mengakibatkan kapal hanyut ke selatan,” jelas Dhimas.

Kapal yang hanyut sekitar 2 neutical mil (Nm) dengan kondisi mesin mati akhirnya dibantu KMP Tiga Anugerah yang selesai bongkar muat di dermaga I Pelabuhan Gilimanuk.

Kapal yang membantu menggandeng KMP Agung Wilis I hingga bisa bersandar di dermaga I Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 10.57 wita.

Kapal dengan muatan motor 5 unit, kendaran kecil 3 unit, truk kecil 3 unit truk sedang 4 unit dan truk besar 2 unit dan penumpang 17 orang, kemudian melakukan bongkar muatan.

Selain KMP Agung Wilis I, KMP Dharma Rucitra juga mengalami masalah saat pelayaran. Kapal sempat terseret arus saat akan menuju pelabuhan Gilimanuk.

Hanya saja, KMP Dharma Rucitra mengalami slip di handle gearboxnya, sehingga kapal dimatikan sebentar. Saat dihidupkan sudah bisa gerak masuk sendiri.

KMP Dharma Rucitra bisa bergerak ke utara, kembali dari tempat hanyutnya kurang lebih 1,5 nautical mil (Nm) dengan digandeng KMP Satya Kencana sampai dermaga Pelabuhan Gilimanuk.

“KMP Satya Kencana gandeng untuk nahan biar ngak tambah ke selatan saja,” ungkapnya. Pihaknya mengimbau para nakhoda kapal yang beroperasi di Selat Bali untuk lebih berhati-hati.

Tetap memperhatikan dan mengutamakan keselamatan juga memperhitungkan cuaca,yakni angin dan arus dalam pelayarannya. 

NEGARA – Angin kencang dan arus kuat di Selat Bali menyebabkan pelayaran kapal penghubung pulau Bali dan Jawa terganggu.

Kapal motor penumpang (KMP) tersebut mengalami gangguan saat berlayar di Selat Bali kemarin. Beruntung setelah lama terombang ambing di tengah laut, kapal bisa bersandar di pelabuhan Gilimanuk.

Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Pelabuhan Gilimanuk I Gusti Agung Komang Arbawa melalui petugas kesyahbandaran Dhimas Ardhianto mengatakan,

hanyutnya KMP Agung Wilis I yang bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jatim menuju Pelabuhan Gilmanuk, Jembrana, Bali terjadi pada pukul 09.40 Wita.

Namun, saat tiba di alur pelayaran Pelabuhan Gilimanuk mengalami gangguan pada saluran bahan bakar.

“Masalah itu menyebabkan mesin induk tidak berfungsi sehingga mengakibatkan kapal hanyut ke selatan,” jelas Dhimas.

Kapal yang hanyut sekitar 2 neutical mil (Nm) dengan kondisi mesin mati akhirnya dibantu KMP Tiga Anugerah yang selesai bongkar muat di dermaga I Pelabuhan Gilimanuk.

Kapal yang membantu menggandeng KMP Agung Wilis I hingga bisa bersandar di dermaga I Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 10.57 wita.

Kapal dengan muatan motor 5 unit, kendaran kecil 3 unit, truk kecil 3 unit truk sedang 4 unit dan truk besar 2 unit dan penumpang 17 orang, kemudian melakukan bongkar muatan.

Selain KMP Agung Wilis I, KMP Dharma Rucitra juga mengalami masalah saat pelayaran. Kapal sempat terseret arus saat akan menuju pelabuhan Gilimanuk.

Hanya saja, KMP Dharma Rucitra mengalami slip di handle gearboxnya, sehingga kapal dimatikan sebentar. Saat dihidupkan sudah bisa gerak masuk sendiri.

KMP Dharma Rucitra bisa bergerak ke utara, kembali dari tempat hanyutnya kurang lebih 1,5 nautical mil (Nm) dengan digandeng KMP Satya Kencana sampai dermaga Pelabuhan Gilimanuk.

“KMP Satya Kencana gandeng untuk nahan biar ngak tambah ke selatan saja,” ungkapnya. Pihaknya mengimbau para nakhoda kapal yang beroperasi di Selat Bali untuk lebih berhati-hati.

Tetap memperhatikan dan mengutamakan keselamatan juga memperhitungkan cuaca,yakni angin dan arus dalam pelayarannya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/