NEGARA – Penyebaran dan penularan virus human immunodeficiency virus /Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Jembrana makin mengkhawatirkan.
Selain terus meningkat, penyakit mematikan dan belum ditemukan obat untuk menyembuhkan ini juga makin banyak diderita usia produktif antara usia 18-50 tahun.
Seperti diungkap aktivis yang juga pendamping orang dengan HIV/AIDS Jembrana I Made Suarnayasa. Dikonfirmasi, Sabtu (9/3), ia menjelaskan jika sesuai data yang dimiliki ada tujuh kasus baru dalam sebulan terakhir.
Ironisnya lagi dari data pengidap positif HIV/AIDS di Jembrana, ada dari mereka yang masih berstatus pelajar sudah positif terinfeksi HIV/AIDS.
Pemicunya? Kata Suarnayasa yakni akibat perilaku seks bebas dengan gonta-ganti pasangan dan hubungan seksual tidak aman.
Untuk itu, pihaknya mendorong dengan terus meningkatnya angka kasus penderita HIV/AIDS di Jembrana, ia berharap dan mendorong agar sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS lebih gencar di lakukan.
“Sosialisasi tidak hanya terhadap pekerja seks komersial (PSK) maupun pemandu lagu di kafe-kafe. Tetapi juga harus dilakukan ke sekolah-sekolah, mulai dari SMP hingga SMA. Bila perlu ada jam pelajaran khusus di sekolah mengenai HIV/AIDS,” terangnya.
Sementara itu, masih kata Dek Na-sapaan I Made Suarnayasa, dari data Dinas Kesehatan Jembrana, jumlah penderita HIV AIDS di Jembrana selama rentang waktu tahun 2005 – 2018 mencapai 972 orang.
Sedangkan untuk tiga tahun terakhir, yakni 2016-2018 tercatat ada 307 kasus baru penderita positif HIV/AIDS dengan rincian 2016 sebanyak 106 orang; 2017 sebanyak 107 orang; dan 2018 bertambah lagi sebanyak 104 orang.