SINGARAJA – Peserta Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang berani curang, terancam dikeluarkan.
Bukan hanya itu, para joki seleksi juga terancam dipecat atau dipidana sesuai hukum yang berlaku.
Ancaman itu ditebar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, pagi kemarin (8/5).
Nasir sengaja menebar ancaman tersebut, agar hasil seleksi benar-benar murni. Tidak ada kecurangan, maupun diskirminasi yang dilakukan.
Nasir mengecek proses SBMPTN di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Nasir sempat mengecek kondisi sampul soal, hingga melihat langsung jalannya proses ujian.
Bukan hanya ujian tulis berbasis cetak, namun juga ujian tulis berbasis komputer. Kepada wartawan, Nasir mengatakan tahun ini SBMPTN diikuti 861 ribu calon mahasiswa (cama) yang melibatkan 42 panitia lokal.
Dalam seleksi tahun ini, ia wanti-wanti mengingatkan agar tidak ada kecurangan dalam bentuk apapun. Baik itu dalam hal kebocoran soal, maupun perjokian.
“Kalau kecurangan jelas ada sanksinya. Kalau calon mahasiswa, dikeluarkan. Begitu juga dengan panitia. Kalau ada kebocoran soal, kami proses dan bisa dipidana secara hukum yang berlaku,” tegas Nasir.
Selain itu, Nasir juga mengingatkan agar seluruh universitas tak mendiskirminasi peserta. Terutama yang mengantongi ijazah dari kejar paket.
Ia mengingatkan bahwa ijazah dari program kejar paket diakui dan setara dengans ekolah menengah. Pun demikian dengan para peserta disabilitas.
“Mereka memiliki kesempatan sama dalam hal memperoleh akses pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. Jadi jangan ada diskriminasi,” tegasnya.
Di sisi lain, SBMPTN di Undiksha Singaraja, diikuti oleh 5.754 orang peserta. Mereka harus bersaing ketat untuk memperoleh kursi di Undiksha.
Nantinya dari lima ribu peserta SBMPTN, akan diciutkan menjadi sekitar 3ribu calon mahasiswa yang diterima.
Pihak kampus juga sudah berupaya menekan potensi kecurangan yang terjadi. “Kami sudah melakukan antisipasi awal.
Yakni pengecekan nama dan foto peserta sesuai dengan data pelamar yang sudah masuk dalam data base,” tegas Rektor Undiksha I Nyoman Jampel.