26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:50 AM WIB

Dua Pendaki Tersesat Ditemukan Selamat, Gagal Turun Karena Keseleo

AMLAPURA – Upaya tim SAR gabungan menemukan dua orang yang tersesat di Gunung Agung, Karangasem akhirnya membuahkan hasil.

Kedua pendaki yang diketahui berjenis kelamin laki-laki dan perempuan ditemukan selamat di sekitar lokasi awal pendakian, yakni pada ketinggian 2.600 Mdpl.

Pencarian kedua pendaki bermula saat tim SAR menerima informasi ada dua pendaki tersesat di puncak Gunung Agung.

6 orang personil dari Pos SAR Karangasem kemudian dikerahkan menuju Pura Pasar Agung, titik awal rombongan pendaki berangkat.

Setiba di lokasi, tim SAR langsung bergerak bersama rekan pendaki yang selamat dan pihak keluarga. Pencarian dimulai pukul 13.59 Wita.

“Usai menyisir hingga dua setengah jam lamanya, akhirnya kedua korban tersebut telah ditemukan,” jelas Gede Darmada, SE MAP, Kepala Basarnas Bali kemarin.

Mereka dievakuasi turun hingga Pasar Agung dan selanjutnya dibawa ke puskesmas terdekat menggunakan ambulance PMI Karangasem.

Evakuasi terhadap dua pendaki cukup lama karena medan yang sulit. Keduanya baru tiba sore hari di Pura Pasar Agung, Karangasem.

 Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 orang melakukan pendakian di Gunung Agung untuk melakukan persembahyangan.

Mereka memulai perjalanan sejak Selasa (7/7). Ketika mereka kembali turun dari pendakian, dua orang tertinggal rombongan dan tersesat.

Diketahui identitas keduanya atas nama Ketut Wiyasa, 57 dan Made Ayu Widiasari, 56. Selanjutnya kejadian itu dilaporkan ke Basarnas Bali dan langsung ditindaklanjuti.

Awalnya keduanya diperkirakan tersesat pada koordinat 8° 21′ 6,3” S – 115° 30′ 20,7 “E. Pendaki laki-laki menurut informasi mengenakan jaket abu-abu dan celana abu-abu.

Sementara yang perempuan memakai jaket hitam dan dan celana putih. Tim Sar Gabungan harus berjuang keras ditengah cuaca dingin menyengat dengan hujan gerimis dan kabut.

Saat melakukan pencarian, tim SAR Gabungan terbagi menjadi dua kelompok. Satu regu melakukan pendakian, satu regu lagi memantau dari posko di Pasar Agung.

Ikut dalam pencarian kemarin tim Relawan Pasebaya Agung. Mereka dibawah komando Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana.

Menurut Pawana, antar pendaki tidak saling kenal. Mereka melakukan pendakian lewat janjian atau pesan secara online dengan pesan berantai. Pendaki pertama ada 8 orang.

Dari 8 orang ini, dua diantaranya tersesat. “Rombongan yang delapan orang, dua orang tertinggal,” ujar Pawana.

Ini karena salah satu yakni pendaki perempuan Made Ayu Widiasari mengalami keseleo pada bagian kaki sehingga sulit berjalan.

Sementara rekanya Ketut Wiyasa tetap diatas untuk menjaganya. Salah satu rombongan pendaki berhasil turun yakni Rio Tama asal Denpasar.

“Kami tidak saling kenal…kita tahu lewat pesang berisi ajakan “Siapa yang ikut mendaki Gunung Agung bisa invite kontak yang tertara,” ujar Rio.

8 pendaki itu di antaranya Agus Wisnu, Made Sudarmadi, Nyoman Madra, Edi Suyana beserta Rio Tama, Sora dan Ketut Wiyasa serta Ayu Widya Sari.

Mereka berangkat dari Denpasar pada Selasa malam (08/07/) sekitar pukul 23.00 wita dengan mengendarai tiga unit mobill dimana masing – masing dari mereka bertemu didalam perjalanan.

Mereka kemudian ketemu di areal parkir Pura Pasar Agung. Sebelum mendaki, beberapa di antaranya termasuk Rio Tama dan dua orang yang masih tertinggal dikawasan lereng puncak kawah Gunung sempat sembahyang di Pura Pasar Agung.

Di sana mereka juga bertemu dengan tiga orang pendaki dari rombongan yang lain. Pada Rabu pagi sekitar pukul 01.30 wita, delapan orang rombongan beserta tiga orang anggota rombongan lain yang bertemu di Pura Pasar Agung mulai mendaki.

Hanya saja, ditengah perjalanan Rio Tama dan satu rekannya Sora, 21 merasa tidak kuat dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pendakian.

Sementara enam orang rekan dan tiga pendaki lainnya tersebut melanjutkan pendakian. “Saya dan teman saya tidak melanjutkan pendakian karena sudah tidak kuat lagi ditambah melihat medan yang sangat terjal sehingga memutuskan untuk kembali,” ungkap Rio.

Sambil menunggu rekannya, Rio bersama Sora kemudian perlahan turun dan sempat juga berphoto. Sampai akhirnya bertemu dengan tujuh orang pendaki yang sudah turun, diantaranya 4 orang rekannya dan tiga orang pendaki dari kelompok lain.

Tujuh orang tersebut, kemudian langsung turun dan mendahului Rio dan parahnya empat orang rombongan dari delapan orang tersebut langsung pulang meninggalkan empat orang rekan yang masih di dalam perjalanan turun.

Sementara Rio dan Sora menunggu diparkir Pura Pasar Agung, Wiyasa yang masih berada diatas menjaga rekannya yang keseleo

berhasil menghubungi adiknya dan kebetulan adiknya tersebut memiliki rekan bernama Nyoman Sutirtayasa yang tinggal di Karangasem.

“Kebetulan saya kenal dengan adiknya Wiyasa, dia teman SMA saya dulu, saya dihubungi bahwa kakaknya (Wiyasa) bersama rekannya mengalami kendala saat mendaki.

Saya sempat juga berkomunikasi dengan Wiyasa dan dikirimi titik kordinatnya kemudian saya laporkan ke Basarnas,” kata Sutirtayasa. Keduanya ditemukan di lereng Gunung Agung di tengah hutan.

AMLAPURA – Upaya tim SAR gabungan menemukan dua orang yang tersesat di Gunung Agung, Karangasem akhirnya membuahkan hasil.

Kedua pendaki yang diketahui berjenis kelamin laki-laki dan perempuan ditemukan selamat di sekitar lokasi awal pendakian, yakni pada ketinggian 2.600 Mdpl.

Pencarian kedua pendaki bermula saat tim SAR menerima informasi ada dua pendaki tersesat di puncak Gunung Agung.

6 orang personil dari Pos SAR Karangasem kemudian dikerahkan menuju Pura Pasar Agung, titik awal rombongan pendaki berangkat.

Setiba di lokasi, tim SAR langsung bergerak bersama rekan pendaki yang selamat dan pihak keluarga. Pencarian dimulai pukul 13.59 Wita.

“Usai menyisir hingga dua setengah jam lamanya, akhirnya kedua korban tersebut telah ditemukan,” jelas Gede Darmada, SE MAP, Kepala Basarnas Bali kemarin.

Mereka dievakuasi turun hingga Pasar Agung dan selanjutnya dibawa ke puskesmas terdekat menggunakan ambulance PMI Karangasem.

Evakuasi terhadap dua pendaki cukup lama karena medan yang sulit. Keduanya baru tiba sore hari di Pura Pasar Agung, Karangasem.

 Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 orang melakukan pendakian di Gunung Agung untuk melakukan persembahyangan.

Mereka memulai perjalanan sejak Selasa (7/7). Ketika mereka kembali turun dari pendakian, dua orang tertinggal rombongan dan tersesat.

Diketahui identitas keduanya atas nama Ketut Wiyasa, 57 dan Made Ayu Widiasari, 56. Selanjutnya kejadian itu dilaporkan ke Basarnas Bali dan langsung ditindaklanjuti.

Awalnya keduanya diperkirakan tersesat pada koordinat 8° 21′ 6,3” S – 115° 30′ 20,7 “E. Pendaki laki-laki menurut informasi mengenakan jaket abu-abu dan celana abu-abu.

Sementara yang perempuan memakai jaket hitam dan dan celana putih. Tim Sar Gabungan harus berjuang keras ditengah cuaca dingin menyengat dengan hujan gerimis dan kabut.

Saat melakukan pencarian, tim SAR Gabungan terbagi menjadi dua kelompok. Satu regu melakukan pendakian, satu regu lagi memantau dari posko di Pasar Agung.

Ikut dalam pencarian kemarin tim Relawan Pasebaya Agung. Mereka dibawah komando Ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana.

Menurut Pawana, antar pendaki tidak saling kenal. Mereka melakukan pendakian lewat janjian atau pesan secara online dengan pesan berantai. Pendaki pertama ada 8 orang.

Dari 8 orang ini, dua diantaranya tersesat. “Rombongan yang delapan orang, dua orang tertinggal,” ujar Pawana.

Ini karena salah satu yakni pendaki perempuan Made Ayu Widiasari mengalami keseleo pada bagian kaki sehingga sulit berjalan.

Sementara rekanya Ketut Wiyasa tetap diatas untuk menjaganya. Salah satu rombongan pendaki berhasil turun yakni Rio Tama asal Denpasar.

“Kami tidak saling kenal…kita tahu lewat pesang berisi ajakan “Siapa yang ikut mendaki Gunung Agung bisa invite kontak yang tertara,” ujar Rio.

8 pendaki itu di antaranya Agus Wisnu, Made Sudarmadi, Nyoman Madra, Edi Suyana beserta Rio Tama, Sora dan Ketut Wiyasa serta Ayu Widya Sari.

Mereka berangkat dari Denpasar pada Selasa malam (08/07/) sekitar pukul 23.00 wita dengan mengendarai tiga unit mobill dimana masing – masing dari mereka bertemu didalam perjalanan.

Mereka kemudian ketemu di areal parkir Pura Pasar Agung. Sebelum mendaki, beberapa di antaranya termasuk Rio Tama dan dua orang yang masih tertinggal dikawasan lereng puncak kawah Gunung sempat sembahyang di Pura Pasar Agung.

Di sana mereka juga bertemu dengan tiga orang pendaki dari rombongan yang lain. Pada Rabu pagi sekitar pukul 01.30 wita, delapan orang rombongan beserta tiga orang anggota rombongan lain yang bertemu di Pura Pasar Agung mulai mendaki.

Hanya saja, ditengah perjalanan Rio Tama dan satu rekannya Sora, 21 merasa tidak kuat dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pendakian.

Sementara enam orang rekan dan tiga pendaki lainnya tersebut melanjutkan pendakian. “Saya dan teman saya tidak melanjutkan pendakian karena sudah tidak kuat lagi ditambah melihat medan yang sangat terjal sehingga memutuskan untuk kembali,” ungkap Rio.

Sambil menunggu rekannya, Rio bersama Sora kemudian perlahan turun dan sempat juga berphoto. Sampai akhirnya bertemu dengan tujuh orang pendaki yang sudah turun, diantaranya 4 orang rekannya dan tiga orang pendaki dari kelompok lain.

Tujuh orang tersebut, kemudian langsung turun dan mendahului Rio dan parahnya empat orang rombongan dari delapan orang tersebut langsung pulang meninggalkan empat orang rekan yang masih di dalam perjalanan turun.

Sementara Rio dan Sora menunggu diparkir Pura Pasar Agung, Wiyasa yang masih berada diatas menjaga rekannya yang keseleo

berhasil menghubungi adiknya dan kebetulan adiknya tersebut memiliki rekan bernama Nyoman Sutirtayasa yang tinggal di Karangasem.

“Kebetulan saya kenal dengan adiknya Wiyasa, dia teman SMA saya dulu, saya dihubungi bahwa kakaknya (Wiyasa) bersama rekannya mengalami kendala saat mendaki.

Saya sempat juga berkomunikasi dengan Wiyasa dan dikirimi titik kordinatnya kemudian saya laporkan ke Basarnas,” kata Sutirtayasa. Keduanya ditemukan di lereng Gunung Agung di tengah hutan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/