27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 2:37 AM WIB

Main Gigit, Eliminasi Masal Anjing Liar, Ini Respons Pemilik Anjing…

RadarBali.com – Sebulan terakhir, anjing liar di Desa Keliki kecamatan Tegalalang menggigit dua warga desa. Kini, dua korban itu tengah menjalani perawatan di RS Sanglah Denpasar.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang membidangi anjing langsung melakukan langkah eliminasi besar-besaran di Desa Keliki.

Eliminasi berlangsung Selasa kemarin (8/8). Petugas eliminasi Dinas Pertanian pun dikerahkan menyasar seluruh sudut di Desa Keliki.

Kemudian, anjing liar yang berkeliaran di jalanan langsung ditangkap kemudian dieksekusi. Ada 20 anjing yang berhasil dieliminasi oleh petugas.

Kepala Dinas Pertanian Gianyar I Made Raka mengaku, saat proses eliminasi berlangsung, para pemilik anjing sempat melarang membunuh anjing.

“Kendala pemilik anjing tidak mau anjingnya dieliminasi. Padahal anjing mereka diliarkan,” ujar Made Raka, kemarin.

Lalu, ketika anjing itu menggigit korban, pemilik anjing biasanya lepas tangan. “Dibilang itu bukan anjingnya. Jadi di dalam,” jelasnya.

Meski sempat ada kendala, namun setelah diyakinkan akan bahaya rabies, si pemilik anjing berkenan anjingnya dieliminasi.

Mengenai kasus gigitan anjing yang mengganas di Desa Keliki, Tegalalang, Raka menyebut sebelum turun melakukan eliminasi, ada proses yang harus dilalui.

“Begitu ada kasus gigitan, dari dinas langsung melakukan survey ke lapangan,” ujarnya. Diakui, memang ada anjing yang positif mengidap rabies.

Kemudian jalan terakhir, dengan melangsungkan eliminasi anjing. “Eliminasi pun dilakukan secara selektif itu pun kami harus waspada dengan radius dari anjing yang positif rabies,” jelas Raka.

Dijelaskan Raka, jarak eliminasi, kurang lebih 10 kilo meter dari lokasi anjing rabies. “Itu sudah sesuai mekanisme,” tandasnya.

Lanjut Raka, kasus di desa Keliki ini sudah berulang kali terjadi. Dia pun berharap supaya masyarakat sadar akan bahaya rabies.

“Memelihara anjing baik, tapi harus dikandangkan,” ujarnya. Namun, kenyataannya, walau kerap melakukan sosialisasi mengandangkan anjing, ternyata masih banyak masyarakat yang meliarkan anjing mereka.

“Itu menjadi kendala dari kami. Padahal program sudah kami sosialisasikan sejak 2010 lalu,” tukasnya.

Berdasar data, kasus gigitan anjing baik skala kecil maupun besar terus terjadi di Gianyar. Jumlah anjing pun cukup besar, mencapai 72859 ekor hingga bulan Juli 2017.

RadarBali.com – Sebulan terakhir, anjing liar di Desa Keliki kecamatan Tegalalang menggigit dua warga desa. Kini, dua korban itu tengah menjalani perawatan di RS Sanglah Denpasar.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang membidangi anjing langsung melakukan langkah eliminasi besar-besaran di Desa Keliki.

Eliminasi berlangsung Selasa kemarin (8/8). Petugas eliminasi Dinas Pertanian pun dikerahkan menyasar seluruh sudut di Desa Keliki.

Kemudian, anjing liar yang berkeliaran di jalanan langsung ditangkap kemudian dieksekusi. Ada 20 anjing yang berhasil dieliminasi oleh petugas.

Kepala Dinas Pertanian Gianyar I Made Raka mengaku, saat proses eliminasi berlangsung, para pemilik anjing sempat melarang membunuh anjing.

“Kendala pemilik anjing tidak mau anjingnya dieliminasi. Padahal anjing mereka diliarkan,” ujar Made Raka, kemarin.

Lalu, ketika anjing itu menggigit korban, pemilik anjing biasanya lepas tangan. “Dibilang itu bukan anjingnya. Jadi di dalam,” jelasnya.

Meski sempat ada kendala, namun setelah diyakinkan akan bahaya rabies, si pemilik anjing berkenan anjingnya dieliminasi.

Mengenai kasus gigitan anjing yang mengganas di Desa Keliki, Tegalalang, Raka menyebut sebelum turun melakukan eliminasi, ada proses yang harus dilalui.

“Begitu ada kasus gigitan, dari dinas langsung melakukan survey ke lapangan,” ujarnya. Diakui, memang ada anjing yang positif mengidap rabies.

Kemudian jalan terakhir, dengan melangsungkan eliminasi anjing. “Eliminasi pun dilakukan secara selektif itu pun kami harus waspada dengan radius dari anjing yang positif rabies,” jelas Raka.

Dijelaskan Raka, jarak eliminasi, kurang lebih 10 kilo meter dari lokasi anjing rabies. “Itu sudah sesuai mekanisme,” tandasnya.

Lanjut Raka, kasus di desa Keliki ini sudah berulang kali terjadi. Dia pun berharap supaya masyarakat sadar akan bahaya rabies.

“Memelihara anjing baik, tapi harus dikandangkan,” ujarnya. Namun, kenyataannya, walau kerap melakukan sosialisasi mengandangkan anjing, ternyata masih banyak masyarakat yang meliarkan anjing mereka.

“Itu menjadi kendala dari kami. Padahal program sudah kami sosialisasikan sejak 2010 lalu,” tukasnya.

Berdasar data, kasus gigitan anjing baik skala kecil maupun besar terus terjadi di Gianyar. Jumlah anjing pun cukup besar, mencapai 72859 ekor hingga bulan Juli 2017.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/