33.1 C
Jakarta
23 November 2024, 13:40 PM WIB

Takut Erupsi, Warga Lereng Gunung Agung Bikin Jalan Pintas EvakuasiTak

RadarBali.com  – Warga Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, berinisiatif membuat jalan pintas mengantisipasi jika Gunung Agung sewaktu-waktu meletus.

Pembuatan jalan pintas itu dilakukan kemarin pagi. Satu unit alat berat digunakan untuk meratakan tanah bukit.

Jalan pintas itu menyusuri Bukit Kepaon yang terjal menuju Desa Pidpid ke zona relatif aman dari ancaman erupsi.

“Saya dan rekan-rekan membuat jalan pintas di sini untuk ke zona aman. Jalan pintas ini jaraknya sekitar 200 – 300 meter.

Dengan lewat sini perjalanan kami ke Desa Pidpid lebih cepat,” ujar Nyoman Pasek, salah satu penggagas jalan pintas ditemui Jawa Pos Radar Bali disela-sela pembuatan jalan.

Dijelaskan Pasek, pembuatan jalan pintas ini untuk memudahkan akses warga bila terjadi erupsi. Sebab, jika warga menggunakan jalur utama menuju zona aman harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer.

Selain jarak yang jauh, Desa Bhuana Giri juga rawan diterjang aliran lahar. Sama dengan desa di zona merah lainnya, Desa Bhuana Giri juga dilintasi sungai besar yang digunakan jalur lahar selama letusan 1963.

Batu-batu besar dan material pasir masih terlihat di aliran sungai tersebut. Menurut Pasek, letusan 1963 lalu warga di Desa Bhuana Giri aman.

Meski begitu, warga harus tetap siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk. “Setiap gunung meletus di sini pasti hujan abu. Makanya kami buat jalan pintas ini,” imbuhnya

RadarBali.com  – Warga Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, berinisiatif membuat jalan pintas mengantisipasi jika Gunung Agung sewaktu-waktu meletus.

Pembuatan jalan pintas itu dilakukan kemarin pagi. Satu unit alat berat digunakan untuk meratakan tanah bukit.

Jalan pintas itu menyusuri Bukit Kepaon yang terjal menuju Desa Pidpid ke zona relatif aman dari ancaman erupsi.

“Saya dan rekan-rekan membuat jalan pintas di sini untuk ke zona aman. Jalan pintas ini jaraknya sekitar 200 – 300 meter.

Dengan lewat sini perjalanan kami ke Desa Pidpid lebih cepat,” ujar Nyoman Pasek, salah satu penggagas jalan pintas ditemui Jawa Pos Radar Bali disela-sela pembuatan jalan.

Dijelaskan Pasek, pembuatan jalan pintas ini untuk memudahkan akses warga bila terjadi erupsi. Sebab, jika warga menggunakan jalur utama menuju zona aman harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer.

Selain jarak yang jauh, Desa Bhuana Giri juga rawan diterjang aliran lahar. Sama dengan desa di zona merah lainnya, Desa Bhuana Giri juga dilintasi sungai besar yang digunakan jalur lahar selama letusan 1963.

Batu-batu besar dan material pasir masih terlihat di aliran sungai tersebut. Menurut Pasek, letusan 1963 lalu warga di Desa Bhuana Giri aman.

Meski begitu, warga harus tetap siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk. “Setiap gunung meletus di sini pasti hujan abu. Makanya kami buat jalan pintas ini,” imbuhnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/