27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:23 AM WIB

Sejumlah Pemandian Wanita di Karangasem Bali Mulai Alami Kekeringan

AMLAPURA-Meski di sejumlah wilayah sudah terjadi hujan, namun akibat musim kemarau panjang mulai menimbulkan dampak.

Akibat musim kemarau, sejumlah daerah di Karangasem mulai mengalami kekeringan.

Seperti yang terjadi di Dusun Pateh, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem.

Di kawasan ini, sejumlah sumber mata air mulai menyusut dan terus menurun dan bahkan mengering.

Turunnya debit air itu terjadi di lokasi pemandian wanita di Dusun Pateh

“Debit air terus menurun,” aku Kadek Riawati, 23, salah seorang warga setempat saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, Sabtu (9/11).

Padahal imbuh Riawati, sebelum mengering, lokasi pemandian wanita itu oleh warga setempat dijadikan sebagai sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari.

Setidaknya ada sekitar sepuluh kepala keluarga yang bergantung pada sumber air di pemandian wanita tersebut.

Sedangkan terkait mengeringnya sumber air di Pemandian Wanita, Perbekel Duda Timur Gede Bawana membenarkan.

“Yang di permandian wanita memang menurun dan kering airnya,” ujarnya.

Meski mengalami penurunan debit, Gede Bawana menjamin warga tidak sampai kekurangan.

Menurutnya, amannya kondisi ketersediaan air bagi warga selama musim kemarau itu karena masih ada beberapa sumber mata air yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.

“Banyak sumber mata air disini ada di Teben Blong juga masih bagus. Begitu juga di Kayuan Gede (Pemandian Gede) juga masih ada walaupun memang debitnya menurun,”tukasnya.

AMLAPURA-Meski di sejumlah wilayah sudah terjadi hujan, namun akibat musim kemarau panjang mulai menimbulkan dampak.

Akibat musim kemarau, sejumlah daerah di Karangasem mulai mengalami kekeringan.

Seperti yang terjadi di Dusun Pateh, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem.

Di kawasan ini, sejumlah sumber mata air mulai menyusut dan terus menurun dan bahkan mengering.

Turunnya debit air itu terjadi di lokasi pemandian wanita di Dusun Pateh

“Debit air terus menurun,” aku Kadek Riawati, 23, salah seorang warga setempat saat ditemui Jawa Pos Radar Bali, Sabtu (9/11).

Padahal imbuh Riawati, sebelum mengering, lokasi pemandian wanita itu oleh warga setempat dijadikan sebagai sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari.

Setidaknya ada sekitar sepuluh kepala keluarga yang bergantung pada sumber air di pemandian wanita tersebut.

Sedangkan terkait mengeringnya sumber air di Pemandian Wanita, Perbekel Duda Timur Gede Bawana membenarkan.

“Yang di permandian wanita memang menurun dan kering airnya,” ujarnya.

Meski mengalami penurunan debit, Gede Bawana menjamin warga tidak sampai kekurangan.

Menurutnya, amannya kondisi ketersediaan air bagi warga selama musim kemarau itu karena masih ada beberapa sumber mata air yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.

“Banyak sumber mata air disini ada di Teben Blong juga masih bagus. Begitu juga di Kayuan Gede (Pemandian Gede) juga masih ada walaupun memang debitnya menurun,”tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/