28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:49 AM WIB

Warga Terdampak Ombak Pantai Mengungsi,Korban Rugi Ratusan Juta Rupiah

NEGARA – Ombak besar di Pantai Pebuahan masih mengancam. Warga yang tinggal di pesisir yang dekat dengan pantai mulai 

memindahkan barang-barang berharganya untuk mengantisipasi ombak besar dikhawatirkan terjadi pada malam purnama. 

Warga juga berharap ada bantuan penanganan sementara untuk mengantisipasi datangnya ombak besar yang menghancurkan pemukiman mereka.

Selain memindahkan barang berharga dari dalam rumah dan membongkar sendiri rumah yang masih tersisa, warga bergotong royong membuat tanggul sementara dengan ban bekas untuk menahan terjangan ombak. 

Ban bekas yang sebelumnya sudah tersusun rapi untuk tanggul sementara rusak, sehingga diperbaiki lagi dengan menyusun di bibir pantai. 

“Kami butuh bantuan untuk penanganan sementara, ban bekas atau karung untuk menahan abrasi,” kata Mas Riadi, 32, salah satu warga Pebuahan yang rumahnya rusak karena abrasi.

Menurutnya, akibat ombak besar yang datang pada Selasa (7/1) malam lalu, membuat gudang tempat penampungan ikan hancur. 

Begitu juga dengan dapur dan sebagian rumahnya, sehingga harus mengungsi ke rumah kerabatnya yang lebih aman. 

“Kalau kerugian yang sekarang puluhan juta. Kalau kerugian dari dulu lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Warga masih waswas dengan ombak besar yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari kedepan. 

Pada saat bulan Purnama, air dipastikan pasang sehingga warga mulai waspada dengan datangnya ombak besar. 

“Kalau air pasang sudah pasti, semoga saja tidak ada angin. Jadi ombaknya ngak besar,” terangnya.

Sementara itu menurut warga lain, Abdul Kholik, abrasi pantai yang terjadi di Pantai Pebuahan sudah sangat parah. 

Dalam beberapa tahun terakhir daratan yang tergerus abrasi sekitar 50 meter, sehingga puluhan rumah sudah hancur dan warganya mengungsi ke rumah kerabatnya yang lebih aman. 

“Rumah saya sudah ngak ditempati, separuh sudah hilang,” ujarnya. Sementara itu, berdasarkan pendataan 

dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, jumlah rumah yang rusak karena abrasi sejak beberapa hari terakhir mencapai 9 rumah. 

Dari jumlah tersebut tiga unit rumah terparah, sehingga sisa dari bangunan dibongkar pemiliknya. 

Total kerugian warga yang terdampak tersebut berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 180 juta.

“Sudah kami lakukan pendataan. Warga juga sudah kami imbau untuk waspada dengan ombak besar yang berpotensi masih terjadi,” kata Kalaksa BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana.

Pihaknya mengerahkan tim patroli untuk memantau lokasi rawan bencana seperti Pantai Pebuahan. 

Bersama sejumlah instansi terkait sudah membuat posko darurat siaga bencana menghadapi cuaca ekstrem ini. 

Relawan dari BPBD Jembrana juga diimbau untuk selalu memantau wilayahnya agar bisa dilakukan penanganan segera. “Kami akan rutin patroli untuk antisipasi,” tandasnya. 

NEGARA – Ombak besar di Pantai Pebuahan masih mengancam. Warga yang tinggal di pesisir yang dekat dengan pantai mulai 

memindahkan barang-barang berharganya untuk mengantisipasi ombak besar dikhawatirkan terjadi pada malam purnama. 

Warga juga berharap ada bantuan penanganan sementara untuk mengantisipasi datangnya ombak besar yang menghancurkan pemukiman mereka.

Selain memindahkan barang berharga dari dalam rumah dan membongkar sendiri rumah yang masih tersisa, warga bergotong royong membuat tanggul sementara dengan ban bekas untuk menahan terjangan ombak. 

Ban bekas yang sebelumnya sudah tersusun rapi untuk tanggul sementara rusak, sehingga diperbaiki lagi dengan menyusun di bibir pantai. 

“Kami butuh bantuan untuk penanganan sementara, ban bekas atau karung untuk menahan abrasi,” kata Mas Riadi, 32, salah satu warga Pebuahan yang rumahnya rusak karena abrasi.

Menurutnya, akibat ombak besar yang datang pada Selasa (7/1) malam lalu, membuat gudang tempat penampungan ikan hancur. 

Begitu juga dengan dapur dan sebagian rumahnya, sehingga harus mengungsi ke rumah kerabatnya yang lebih aman. 

“Kalau kerugian yang sekarang puluhan juta. Kalau kerugian dari dulu lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Warga masih waswas dengan ombak besar yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari kedepan. 

Pada saat bulan Purnama, air dipastikan pasang sehingga warga mulai waspada dengan datangnya ombak besar. 

“Kalau air pasang sudah pasti, semoga saja tidak ada angin. Jadi ombaknya ngak besar,” terangnya.

Sementara itu menurut warga lain, Abdul Kholik, abrasi pantai yang terjadi di Pantai Pebuahan sudah sangat parah. 

Dalam beberapa tahun terakhir daratan yang tergerus abrasi sekitar 50 meter, sehingga puluhan rumah sudah hancur dan warganya mengungsi ke rumah kerabatnya yang lebih aman. 

“Rumah saya sudah ngak ditempati, separuh sudah hilang,” ujarnya. Sementara itu, berdasarkan pendataan 

dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, jumlah rumah yang rusak karena abrasi sejak beberapa hari terakhir mencapai 9 rumah. 

Dari jumlah tersebut tiga unit rumah terparah, sehingga sisa dari bangunan dibongkar pemiliknya. 

Total kerugian warga yang terdampak tersebut berkisar antara Rp 50 juta hingga Rp 180 juta.

“Sudah kami lakukan pendataan. Warga juga sudah kami imbau untuk waspada dengan ombak besar yang berpotensi masih terjadi,” kata Kalaksa BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana.

Pihaknya mengerahkan tim patroli untuk memantau lokasi rawan bencana seperti Pantai Pebuahan. 

Bersama sejumlah instansi terkait sudah membuat posko darurat siaga bencana menghadapi cuaca ekstrem ini. 

Relawan dari BPBD Jembrana juga diimbau untuk selalu memantau wilayahnya agar bisa dilakukan penanganan segera. “Kami akan rutin patroli untuk antisipasi,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/