GIANYAR- Jembatan yang menghubungkan Pura Ratu Seruni di Banjar Lebih Duur Kaja, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar putus. Kejadiannya pada Minggu malam (9/1/2022). Saat kejadian, ada dua pemangku terjebak di pura tersebut. Evakuasi dua pemangku akhirnya baru bisa dilakukan Senin (10/1).
Lokasi pura tersebut berada di seberang desa di pinggir tebing. Untuk bisa menuju pura, satu-satunya jalan adalah melewati jembatan yang di bawahnya terdapat aliran sungai.
Menurut informasi yang dihimpun, dua pemangku yang terjebak di pura adalah Jero Mangku I Nyoman Cakra dan istrinya Jero Mangku Ni Wayan Ayun. Saat itu, keduanya sedang sembahyang di pura sekitar pukul 17.00. Kebetulan, saat itu turun hujan sangat lebat.
Tidak beberapa lama, air sungai yang ada di bawah jembatan yang menjadi akses ke pura tersebut membesar. Aliran sungai juga merusak dan memutus jembatan yang terbuat dari besi.
Ketika jembatan putus, warga desa mengetahui kejadian itu. Warga tidak bisa berbuat banyak karena aliran sungai pasang dan mengalir deras. Warga pun hanya bisa melaporkan kejadian itu kepada petugas terkait.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba, menyatakan proses evakuasi dilakukan petugas dengan menunggu air sungai surut. “Evakuasi pada pukul 02.00 dini hari saatp air sungai sudah surut,” ujarnya.
Pemangku yang sempat terjebak pun selamat dan bisa berkumpul lagi bersama keluarga. Sedangkan, pura di seberang sungai tidak mengalami bencana. Sebab, posisinya lebih tinggi dari air sungai.
Terkait jembatan yang putus, akan dikoordinasikan dengan dinas terkait. “Untuk pembuatan jembatan itu kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR),” ujarnya.
Untuk sementara, akses ke pura harus melewati sungai yang surut. Apabila sungai pasang, pemedek sulit melintas. “Satu satunya jalan dibuatkan jembatan baru,” terangnya.
Selain bencana jembatan putus, hujan lebat pada Minggu malam juga mengakibatkan longsor hingga pohon tumbang yang menutup badan jalan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta menambahkan, bencana berupa longsor dan pohon tumbang terjadi di setiap kecamatan di Kabupaten Gianyar. Namun, dikarenakan keterbatasan personil, tidak semua kejadian langsung bisa ditangani.
“Terjadi sejumlah bencana pohon tumbang, tanah longsor dan sebagainya. Namun beruntung tidak menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Untuk penanganan, pihaknya membagi Regu Tim Reaksi Cepat (TRC) ke beberapa lokasi kejadian. “Sampai Senin ini kami masih melakukan penanganan pohon tumbang yang tidak sempat tertangani Minggu kemarin,” pungkasnya.