GIANYAR – Pemerintah Kabupaten Gianyar melanjutkan kerja sama pelaksanaan Tawur Agung Kesanga di Catus Pata (perempatan) Kota Gianyar pada Pangerupukan, Sabtu mendatang (13/3).
Sekretaris Daerah (Sekda) Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya menyatakan, pemerintah telah menyediakan anggaran Rp 250 juta.
“Pelaksanaan tawur kami lakukan seperti tahun lalu. Kerjasama dengan desa adat Gianyar sebagai pelaksana. Pemkab yang mendanai,” ujar Sekda Wisnu Wijaya usai rapat persiapan Nyepi.
Sekda yang juga krama desa adat Gianyar menegaskan Tawur Agung Kesanga akan dipuput oleh tiga unsur pendeta.
“Pelaksanaan digarisbawahi, dengan tiga fungsi Sadaka. Ada (pendeta, red) Siwa, Buda, dan Bujangga. Dan dipuput oleh Sarwa Pandita (6 orang pendeta, red),” jelasnya.
Untuk lokasinya, sama seperti tahun 2020 lalu. Yakni di Catus Pata Kota Gianyar, yakni di perempatan Puri Gianyar-Balai Budaya.
“Catus pata yang dulu anggaranya Rp 250 juta. Namun kami lihat SPJ (Surat Pertanggungjawaban). Yang jelas kami siapkan segitu,” ungkapnya.
Pelaksanaan tawur kali ini masih dalam situasi Covid-19. “Sehingga ini dipantau Satgas Covid, terkait prokes ketat,” jelasnya.
Tawur juga akan digelar lebih cepat dan sederhana. “Tari-tarian tidak ada. Pelaksanaan sederhana. Hanya eedan (prosesi upacara, red) yang dipakai,” ungkapnya.
Disinggung soal permasalahan desa adat terkait aset tanah pasar, Sekda Gianyar Wisnu Wijaya mengaku tidak ada masalah.
“Itu bukan ranah kami, nggak ada hubungannya. Kalau masalah aset ya aset. Ini masalah yadnya ritual, kerjasama ya lanjutkan,” tegasnya.
Pihaknya tidak mencampuri urusan klaim adat atas tanah pasar umum Gianyar. “Kami tidak bisa campur aduk masalah itu. Kami positif thinking saja. Mana yang sudah jadi kesepakatan dari awal, lanjutkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris PHDI Gianyar yang juga Ketua FKBU Gianyar, Ida Bagus Made Viprajana, menyatakan, Nyepi yang jatuh hari Minggu bersamaan dengan kebaktian umat kristiani.
“Terkait itu sudah kami sepakati itu, dalam koordinasi dapat seruan bersama tokoh umat beragama di provinsi Bali yang memutuskan kesepakatan bersama bahwa
kebaktian Misa yang dirayakan oleh umat Kristen bertepatan dengan hari raya Nyepi di hari Minggu itu tetap bisa dilakukan,” ujarnya.
Namun, ada sejumlah ketentuan terkait misa yang jatuh saat Nyepi. “Pertama pelaksanaaanya dilaksanakan di gereja-gereja terdekat,
dengan tetap menjaga kesunyian Nyepi. Dan itu mulai pukul pukul 00.00, selesai pukul 06.00, tanggal 14 tersebut,” ungkapnya.
Khusus di Gianyar, berdasar hasil rapat FKUB, pelaksanaaan kebaktian tidak dilaksanakan di gereja. “Beliau tadi menyampaikan bahwa pelaksanaannya secara virtual,” pungkasnya.