SEMARAPURA – Sebagian besar guru di Kabupaten Klungkung telah menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama.
Namun, untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) baru akan digelar setelah seluruh guru di Kabupaten Klungkung menjalani vaksinasi Covid-19 tahap kedua.
Targetnya, Disdikpora Klungkung menggelar PTM paling lambat mulai Tahun Ajaran Baru 2021/2022, tepatnya Juli 2021.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, I Ketut Sujana, mengungkapkan, sesuai arahan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta,
PTM baru akan digelar ketika seluruh guru di Kabupaten Klungkung telah menjalani vaksinasi Covid-19 tahap kedua.
Saat ini, menurut I Ketut Sujana, sudah 70 persen guru di Klungkung telah menjalani vaksinasi Covid-19. “Ada yang sudah vaksinasi tahap kedua dan ada yang baru tahap pertama,” terangnya.
Dari hasil penelusurannya di lapangan, masih ada guru di Klungkung yang baru menjalani vaksinasi Covid-19 tahap kedua di bulan Mei.
Sehingga pihaknya memperkirakan seluruh guru di Klungkung telah tuntas menjalani vaksinasi Covid-19 tahap kedua di bulan Juni.
“Kemudian ada libur sekolah juga. Sehingga efektif digelarnya PTM ini memang di tahun ajaran baru yang mulai digelar bulan Juli,” katanya.
Meski pihaknya menargetkan PTM digelar paling lambat Juli 2021 mendatang, namun menurutnya realisasinya tergantung keputusan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta.
“Nanti setelah vaksinasi tahap kedua seluruh guru tuntas, kami akan melapor dulu ke Bupati,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan ada sebanyak 2.846 guru yang mengajar di Klungkung menjalani vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 terhadap para guru, menurut Sujana, merupakan salah satu syarat dilaksanakannya sistem pembelajaran tatap muka.
Pasalnya, banyak orang tua siswa di Klungkung yang menginginkan anak-anaknya bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.
Sebab orang tua siswa merasakan pembelajaran secara online tidak efektif. Diungkapkannya, dari total 41.020 siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang ada di Kabupaten Klungkung,
ada sebanyak 37.089 siswa atau sekitar 90,42 persen yang telah mendapatkan izin orang tua untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
Sementara 2.939 siswa atau sekitar 7,16 persen tidak mendapatkan izin orang tua untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
“Sementara 992 siswa atau sekitar 2,42 persen yang orang tuanya masih ragu-ragu memberikan izin anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka.
Orang tua yang belum mengumpulkan surat pernyataan baik memberi izin atau tidak memberi izin anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka, kami masukan ke data ragu-ragu,” tandasnya.