NEGARA – Seekor hiu ditemukan terdampar di pantai Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Senin (10/6).
Hiu yang masih satu keluarga dengan jenis hiu koboi tersebut sempat ditemukan nelayan dalam kondisi sekarat. Namun saat hendak dilakukan pertolongan, hiu akhirnya mati.
Karena itu, untuk memastikan penyebab pasti matinya hiu tersebut, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan membedah hiu.
Informasi yang dihimpun koran ini, hiu ditemukan warga di pantai dengan kondisi hidup terdampar di pantai sekitar pukul 07.00 wita.
Hiu kemudian dikembalikan lagi ke laut dengan didorong lagi ke laut agar bisa bertahan hidup. Sayangnya, tidak lama kemudian hiu kembali terdampar di pantai dengan kondisi mati.
Bangkai penyu tersebut kemudian dilaporkan pada kepolisian dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jembrana.
Setelah melaporkan pada Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jembrana, BKSDA langsung meninggalkan lokasi. “Sudah diambil alih BKSDA,” kata petugas BKSDA Jembrana Wayan Suamba.
Tim dari PSDKP Jembrana yang datang ke lokasi mengamankan bangkai hiu dan melakukan pengukuran. “Kami mengamankan bangkai hiu ini agar tidak ada yang mengambil bagian tubuh hiu, terutama siripnya,” kata Koordinator PSDKP Jembrana Albertus Septiono.
Menurutnya, dari pengukuran yang dilakukan hiu panjangnya 2,8 meter dengan diameter badan 1,8 meter. Namun untuk pemeriksaan lebih lanjut, akan dilakukan BPSPL Denpasar. Matinya hiu ini mendapat perhatian serius BPSPL karena selain hiu, beberapa waktu lalu ada banyak penyu yang mati di perairan selatan Jembrana. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, apakah karena pencemaran atau sebab-sebab yang lain.
Hiu tersebut sementara akan dititipkan di cold storage salah satu perusahaan pengalengan perikanan sebelum dilakukan pemeriksaan. “Kami hanya mengamankan dan mengidentifikasi ukuran saja dan menjaga, pemeriksaan lebih lanjut dari BPSPL. Secara pasti BPSL akan meneliti penyebab matinya,” terangnya.
Sementara itu menurut Mudasir, petugas dari BPSPL Denpasar, hiu yang mati tersebut jenisnya carchahinus leucas masih satu kelaurga dengan hiu koboi atau nama latin carcharhinus longimanus.
Hiu tersebut akan diperiksa dengan membedah saluran pencernaan untuk mencari tahu penyebab matinya, mungkin karena penyakit atau penyebab lain. Jika karena penyakit biar tidak menular pada yang lain. “Kami akan periksa saluran makanannya untuk mengetahui sakitnya,” ujarnya.
Pemeriksaan penyu bisa memakan waktu sehari, tergantung dari kesiapan dari dokter hewan yang akan melakukan pemeriksaan. Jadi, belum bisa dipastikan hasil pemeriksaan akan keluar. Setelah diperiksa dan dipastikan penyebab kematiannya, bangkar hiu akan dikubur.
Selain hiu, baru-baru ini banyak penyu mati di perairan selatan Jembrana. Salah satunya mati karena ada sampah plastik di saluran pencernaan. Namun sebagian besar penyu mati karena tersangkut jaring nelayan, sedangkan penyebab karena kualitas air sangat kecil kemungkinan. “Kualitas air masih bagus di pantai selatan ini,” ujarnya.
Pihaknya sudah sering melakukan upaya pencegahan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan apalagi dibuang ke laut karena akan mengganggu kehidupan di laut.