28.2 C
Jakarta
14 Desember 2024, 1:08 AM WIB

Sang Maestro Meninggal, Tim Medis Deteksi Almarhum Meninggal Karena…

RadarBali.com – Lagi-lagi Bali kehilangan sosok seniman kondang. Maestro seniman lukis kontemporer Nyoman Gunarsa berpulang menghadap Sang Hyang Widi Wasa.

Pria kelahiran 1944 Desa Bada, Klungkung meninggal dunia di RS Sanglah Denpasar Minggu (10/9) sekitar pukul 11.15 siang.

Kasubbag Humas RS Sanglah I Dewa Ketut Krisna mengatakan, Nyoman Gunarsa mulai dirawat sejak Kamis (7/9) lalu sampai Minggu (10/9) pagi di ruang Wing Amerta Nomor 115 RS Sanglah.

Namun, takdir berkata lain. Menjalani perawatan kurang dari lima hari, alumni Akademi Seni Rupa Indonesia itu meninggal dunia pukul 11.15.

“Almarhum masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas,” ujar Dewa Ketut Krisna. Sebelum meninggal, kata Dewa Ketut Krisna, gejala sesak napas kembali muncul.

Tim medis kemudian melakukan ekokardiografi (Ekg) dan dikonsultasikan ke semua dokter spesialis yang menangani almarhum.

Namun, rupanya, nyawa sang maestro tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 11.15. “Riwayat penyakit almarhum adalah jantung,” paparnya.

Setelah dibawa ke kamar jenazah, almarhum kemudian dibawa dengan mobil ambulans ke rumah duka di Klungkung.

“Kami, pihak RS Sanglah ikut merasa kehilangan atas kepergian almarhum. Amor ring acyntia,” ujar Dewa Ketut Kresna.

RadarBali.com – Lagi-lagi Bali kehilangan sosok seniman kondang. Maestro seniman lukis kontemporer Nyoman Gunarsa berpulang menghadap Sang Hyang Widi Wasa.

Pria kelahiran 1944 Desa Bada, Klungkung meninggal dunia di RS Sanglah Denpasar Minggu (10/9) sekitar pukul 11.15 siang.

Kasubbag Humas RS Sanglah I Dewa Ketut Krisna mengatakan, Nyoman Gunarsa mulai dirawat sejak Kamis (7/9) lalu sampai Minggu (10/9) pagi di ruang Wing Amerta Nomor 115 RS Sanglah.

Namun, takdir berkata lain. Menjalani perawatan kurang dari lima hari, alumni Akademi Seni Rupa Indonesia itu meninggal dunia pukul 11.15.

“Almarhum masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas,” ujar Dewa Ketut Krisna. Sebelum meninggal, kata Dewa Ketut Krisna, gejala sesak napas kembali muncul.

Tim medis kemudian melakukan ekokardiografi (Ekg) dan dikonsultasikan ke semua dokter spesialis yang menangani almarhum.

Namun, rupanya, nyawa sang maestro tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 11.15. “Riwayat penyakit almarhum adalah jantung,” paparnya.

Setelah dibawa ke kamar jenazah, almarhum kemudian dibawa dengan mobil ambulans ke rumah duka di Klungkung.

“Kami, pihak RS Sanglah ikut merasa kehilangan atas kepergian almarhum. Amor ring acyntia,” ujar Dewa Ketut Kresna.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/