32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 10:08 AM WIB

Kemarau Panjang, 7 Pompa Air Belum Maksimal, Krisis Air Berlanjut

NEGARA – Sebanyak 7 pompa air dari 12 pompa yang ada di Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, tidak bisa digunakan dengan maksimal.

Padahal, saat ini masih musim kemarau yang menyebabkan kekeringan lahan pertanian dan krisis air bersih untuk mencukupi kebutuhan warga.

Selain itu, terdapat dua unit pompa air sumur di Banjar Pangkung Jajang, Desa Tukadaya belum berfungsi maksimal.

Padahal pompa sumur itu merupakan hibah dari pemerintah pusat untuk subak yang diharapkan untuk mengatasi kekeringan.

Hal tersebut terungkap saat Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan meninjau dua buah pompa air sumur dalam di Banjar Pangkung Jajang, Desa Tukadaya kemarin.

Karena itu, Wabup Kembang meminta pada Perbekel agar mengalokasikan anggaran dari APBDes untuk perawatan pompa air sumur tersebut.

Mengingat saat ini APBD Jembrana sudah ditetapkan, sedangkan APBDes belum disahkan, sehingga diharapkan ada alokasi anggaran untuk perawatan pompa air di sumur bor.

Keberadaan pompa air sumur saat ini sangat penting bagi masyarakat, satu pompa bisa mengalirkan 15 liter per detik dan bisa untuk 50 KK.

Karena itu akan sangat efektif mengurangi kekeringan mengingat saat ini terdampak kekeringan karena kemarau yang panjang.

“Pompa air ini sangat vital untuk mencukupi kebutuhan air warga,” ungkapnya. Selain di Desa Tukadaya, seluruh Jembrana

terdapat sumur bor dalam 100 buah yang merupakan hibah pusat, sumur bor dangkal 90 buah dan sumur swadaya sebanyak 307 buah.

Namun, keberadaan sumur bor itu harus dirawat, mesin pompa ini harus rutin di pergunakan minimal seminggu sekali.

“Harus dirawat secara berkala agar tidak mudah rusak. Seperti kendaraan bermotor, kalau jarang hidup akan sering rusak,” imbuhnya.

Penggunaan pompa air sumur dalam di Desa Tukadaya, hanya pada saat air dari gunung tidak ada dan kondisi air keruh.

Pihak desa akan menyiapkan anggaran dari APBDes untuk perawatan mesin agar tidak rusak dan maksimal digunakan.

“Karena PDAM tidak menjangkau daerah ini dan kami mengandalkan air dari gunung, tapi kalau debit air di gunung melemah

dan keruh barulah warga menggunakan pompa air sumur dalam,” kata Perbekel Desa Tukadaya I Made Budi Utama. 

NEGARA – Sebanyak 7 pompa air dari 12 pompa yang ada di Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, tidak bisa digunakan dengan maksimal.

Padahal, saat ini masih musim kemarau yang menyebabkan kekeringan lahan pertanian dan krisis air bersih untuk mencukupi kebutuhan warga.

Selain itu, terdapat dua unit pompa air sumur di Banjar Pangkung Jajang, Desa Tukadaya belum berfungsi maksimal.

Padahal pompa sumur itu merupakan hibah dari pemerintah pusat untuk subak yang diharapkan untuk mengatasi kekeringan.

Hal tersebut terungkap saat Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan meninjau dua buah pompa air sumur dalam di Banjar Pangkung Jajang, Desa Tukadaya kemarin.

Karena itu, Wabup Kembang meminta pada Perbekel agar mengalokasikan anggaran dari APBDes untuk perawatan pompa air sumur tersebut.

Mengingat saat ini APBD Jembrana sudah ditetapkan, sedangkan APBDes belum disahkan, sehingga diharapkan ada alokasi anggaran untuk perawatan pompa air di sumur bor.

Keberadaan pompa air sumur saat ini sangat penting bagi masyarakat, satu pompa bisa mengalirkan 15 liter per detik dan bisa untuk 50 KK.

Karena itu akan sangat efektif mengurangi kekeringan mengingat saat ini terdampak kekeringan karena kemarau yang panjang.

“Pompa air ini sangat vital untuk mencukupi kebutuhan air warga,” ungkapnya. Selain di Desa Tukadaya, seluruh Jembrana

terdapat sumur bor dalam 100 buah yang merupakan hibah pusat, sumur bor dangkal 90 buah dan sumur swadaya sebanyak 307 buah.

Namun, keberadaan sumur bor itu harus dirawat, mesin pompa ini harus rutin di pergunakan minimal seminggu sekali.

“Harus dirawat secara berkala agar tidak mudah rusak. Seperti kendaraan bermotor, kalau jarang hidup akan sering rusak,” imbuhnya.

Penggunaan pompa air sumur dalam di Desa Tukadaya, hanya pada saat air dari gunung tidak ada dan kondisi air keruh.

Pihak desa akan menyiapkan anggaran dari APBDes untuk perawatan mesin agar tidak rusak dan maksimal digunakan.

“Karena PDAM tidak menjangkau daerah ini dan kami mengandalkan air dari gunung, tapi kalau debit air di gunung melemah

dan keruh barulah warga menggunakan pompa air sumur dalam,” kata Perbekel Desa Tukadaya I Made Budi Utama. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/