RadarBali.com – Rumah warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, temboknya retak-retak diduga akibat tanah bergerak. Dikhawatirkan, retakan semakin lama akan lebar dan ambruk.
Menurut pemilik rumah, Eka, awalnya dia mengira tembok dapurnya yang dibangun setahun lalu mengalami retak karena besi pada bangunan tidak kuat.
Tapi, semakin lama retakan membesar dan memanjang hingga tembok sebelah. ” Lantainya juga pecah,” jelas Eka.
Karena khawatir retakan semakin besar, Eka sempat mendatangkan tukang bangunan agar memperbaiki retakan.
Tapi, kata tukang yang melihat retakan tembok mengatakan tidak bisa ditambal atau disambung karena retakan pasti semakin besar.
“Kalau kata tukang dan orang-orang karena tanahnya bergerak,” ungkap Eka. Padahal, jarak antara rumahnya dengan sungai sekitar 100 meter dan dari pantai 1 kilometer.
Selain itu, posisi rumah berada di dataran rendah, bukan di lereng bukit. Entah apa akibatnya, jika setiap hari retakan tembok semakin besar.
Berdasar rilis PVMBG, dan Badan Geologi Kementerian ESDM, ada 45 kecamatan di 8 kabupaten di Bali berpotensi mengalami tanah bergerak, termasuk Kecamatan Negara.