DENPASAR – Demo menolak pertemuan IMF – World Bank di Bali mendapat respons negatif dari sekelompok masyarakat.
Mereka menyayangkan adanya aksi demo yang tidak memberi manfaat apapun, kecuali memicu kemacetan dan menjatuhkan citra Bali di mata internasional.
Namun, respons sebaliknya justru ditunjukkan lembaga keuangan internasional itu. Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Kebudayaan Maritim
Safri Burhanuddin justru memastikan IMF-World Bank tidak pernah melarang aksi demo yang dilakukan sekelompok masyarakat.
Hanya saja, jika ada aksi atau aktifitas lain yang digelar di seputaran Nusa Dua, pihak kepolisian yang mengetahui sendiri, apakah ada dan tidaknya dampak negatif dari aksi tersebut terhadap gelaran IMF.
“Boleh demo, tapi kan Kapolda bilang harus ada pemberitahuan tiga hari sebelumnya. Dan, akan disediakan tempatnya,” kata Safri saat menjawab
pertanyaan mahasiswa terkait surat imbauan dari Polda Bali untuk melarang semua kegiatan masyarakat selama IMF-WB berlangsung.
Terkait adanya pernyataan sebagian pihak bahwa gelaran IMF-WB merugikan Bali, Safri Burhanuddin menyatakan bahwa pernyataan itu salah.
Kata dia, berdasar kajian Bappenas, dampak ekonomi akibat IMF di Bali mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bali bisa naik 1 persen.
“Saya minta teman-teman BEM di sini coba evaluasi dampak ekononinya apa. Bagaimana, dan siapa yang menikmati. Supaya kita bisa mengoreksi apakah hipotesa kita selama ini benar atau tidak,” tandasnya.