SEMARAPURA – Seiring dengan peningkatan status Gunung Agung menjadi awas dan mulai munculnya abu vulkanik serta lahar hujan, warga yang bermukim di kawasan rawan bencana (KRB) mulai mengungsi.
Tidak heran jika jumlah pengungsi Gunung Agung terus mengalami peningkatan. Di Kabupaten Klungkung sendiri total jumlah pengungsi mencapai 10.950 jiwa yang tersebar di 45 titik pengungsian.
Pengungsi sebanyak itu membutuhkan beras mencapai sekitar 1,5 ton per hari untuk di luar Posko Utama GOR Swecapura saja.
Menurut Koordinator Umum Pengungsi di Kabupaten Klungkung, Nengah Darmawan, kemarin, stok beras untuk pengungsi di Klungkung saat ini tinggal 7 ton.
Jumlah segitu hanya mencukupi kebutuhan untuk enam hari. “Untuk koordinasi dengan Kabupaten Karangasem sudah dilakukan.
Dua hari yang lalu Dinas Sosial Klungkung sudah melakukan permohonan beras ke Posko Tanah Ampo dan diberikan sebanyak 5 ton beras,” terang pengungsi asal Muncan, Selat.
Menurutnya, pengambilan logistik di GOR Swecapura untuk memenuhi kebutuhan pengungsi yang tersebar di 44 titik di luar GOR Swecapura dilakukan setiap satu minggu sekali.
Yang jelas, saat lahar hujan terjadi Senin (27/11) lalu, menurutnya membuat jumlah pengungsi di Kabupaten Klungkung terus mengalami peningkatan.
Pihaknya memprediksi pada hari ini atau besok yang merupakan jadwal mingguan pengambilan logistik mingguan, akan terjadi peningkatan permintaan beras.
“Mungkin kebutuhan beras untuk pengungsi di luar GOR Swecapura bisa mencapai 2 ton per hari dari sebelumnya sekitar 1,5 ton per hari,” ujarnya.