TABANAN – Tudingan pelecehan institusi TNI oleh oknum Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Tabanan alias SMASTA akhirnya sampai ke telinga Disdik Bali.
Kepastian itu diperoleh langsung Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Tabanan I Ketut Sudarma.
“Benar sudah kami laporkan ke Ibu Kadisdik (Tia Kusuma Wardani),” ujar Ketut Sudarma. Menurutnya, persoalan ini diakui sudah diklarifikasi oleh para pihak di Koramil Tabanan.
Namun, belum ada surat permohonan perkara ini diselesiakan. “Sampai saat ini belum ada pertemuan antara Made Jiwa dengan Danramil. Jadi, belum jelas penyelesaiannya seperti apa,” katanya.
Sebelumnya, kepada Babinsa Desa Dajan Peken Pelda I Wayan Suardika, Kasek Smasta I Made Jiwa mengatakan, anaknya didiknya tidak ada yang ingin menjadi tantara.
Semua anak didik SMAN 1 Tabanan akan bersekolah di Universitas Indonesia, UGM, dan ITB. Pernyataan itu membuat Perda Suardika yang berencana melakukan sosialisasi pembukaan pendaftaran Akmil tersinggung.
Kejadian ini lantas dilaporkan ke Danramil, dan Dandim Tabanan. Di lain sisi, Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Tabanan Joyo Astowo menyatakan,
saat ini dari pihak sekolah masih menunggu surat dari pihak Kodim 1619/Tabanan untuk penyelesaian masalah ini.
“Kami masih menunggu surat secara resmi dari Kodim. Entah nanti persoalan ini secara berbalas surat permohonan maaf atau mediasi
dengan pihak Dandim 1619/Tabanan, kami belum tahu. Sampai saat ini, kami belum tahu kapan akan dilakukan pertemuan,” ujar Joyo Astowo.
Menurut Joyo, persoalan ini hanya kesalahpahaman biasa. Semestinya bisa diselesaikan melalui jalur dialog.
Pihak sekolah juga telah melaporkan masalah ini ke Kepada Dinas Pendidikan Provinsi Bali melalui
UPT Disdik Tabanan.
“Ibu Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Bali meminta dibuatkan kronologis kejadian secara tertulis. Kami berharap masalah ini dapat diselesaikan secepatnya,” jelasnya.
Disisi lain Dandim 1619/Tabanan Letnan Kolonel Inf Herwin Gunawan enggan memberikan keterangan apapun terkait hal itu.