28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:21 AM WIB

Penyakit Mematikan Serang Ternak Babi, Ini Temuan Distan Buleleng…

SAWAN – Ternak babi milik warga di Desa Bungkulan, terserang penyakit mematikan. Dalam kurun waktu sepekan terakhir, disebut sudah ada 29 ekor babi warga yang mati mendadak.

Pemerintah belum dapat memastikan, apakah penyakit itu termasuk penyakit African Swine Fever (ASF) atau bukan.

Kematian ternak babi itu terlihat di Banjar Dinas Punduh Lo dan Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengaku telah mengirim petugas ke Desa Bungkulan untuk mendeteksi penyebab kematian ternak babi milik warga.

Sejauh ini, yang bisa diverifikasi oleh Dinas Pertanian, tercatat ada 15 ekor babi yang mengalami kematian.

“Mudah-mudahan tidak ada tambahan. Terkait penyakit ini, kami belum dapat informasi apakah ini ASF atau penyakit lain. Kami sudah ambil sampel dan kami kirim ke Balai Besar Veteriner di Denpasar,” kata Sumiarta.

Ia menduga kematian juga terkait dengan pola pemeliharaan. Sebab babi-babi yang mati kebanyakan dipelihara dengan cara terikat.

Sehingga ada kemungkinan babi-babi itu terjerat tali yang mengikat. Namun tak menutup kemungkinan babi yang mati juga terkait faktor kebersihan kandang. 

SAWAN – Ternak babi milik warga di Desa Bungkulan, terserang penyakit mematikan. Dalam kurun waktu sepekan terakhir, disebut sudah ada 29 ekor babi warga yang mati mendadak.

Pemerintah belum dapat memastikan, apakah penyakit itu termasuk penyakit African Swine Fever (ASF) atau bukan.

Kematian ternak babi itu terlihat di Banjar Dinas Punduh Lo dan Banjar Dinas Dauh Munduk, Desa Bungkulan.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengaku telah mengirim petugas ke Desa Bungkulan untuk mendeteksi penyebab kematian ternak babi milik warga.

Sejauh ini, yang bisa diverifikasi oleh Dinas Pertanian, tercatat ada 15 ekor babi yang mengalami kematian.

“Mudah-mudahan tidak ada tambahan. Terkait penyakit ini, kami belum dapat informasi apakah ini ASF atau penyakit lain. Kami sudah ambil sampel dan kami kirim ke Balai Besar Veteriner di Denpasar,” kata Sumiarta.

Ia menduga kematian juga terkait dengan pola pemeliharaan. Sebab babi-babi yang mati kebanyakan dipelihara dengan cara terikat.

Sehingga ada kemungkinan babi-babi itu terjerat tali yang mengikat. Namun tak menutup kemungkinan babi yang mati juga terkait faktor kebersihan kandang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/