31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:06 AM WIB

Pesisir Jembrana Dikikis Abrasi, Ini Respons Pejabat Kemenko Maritim

NEGARA – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake, didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba, rupanya, tidak hanya mengunjungi Pelabuhan Gilimanuk.

Pejabat teras Kemenko Kemaritiman dan Investasi itu juga menyempatkan diri meninjau dampak abrasi di pantai Jineng Agung Kelurahan Gilimanuk dan Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru.

Kemudian meninjau ketersediaan infrastruktur pendukung Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake menyebut, abrasi tidak hanya di Bali tetapi juga beberapa tempat di Indonesia.

Untuk mengatasi abrasi, pihaknya akan bicara dengan kementerian pekerjaan umum. Pada prinsipnya, masalah abrasi harus ditanggulangi secara holistik, tidak bisa setengah – setengah. 

“Saya sudah melihat petanya, itukan ada pembangunan pelabuhan perikanan yang memang maju kedepan dan akhirnya arus berubah dan menyebabkan abrasi di daerah lain.

Sehingga harus ditanggulangi secara menyeluruh, menanggulangi abrasi sekaligus menjaga daerah lain tidak terkena dampaknya,” ujar Ayodhia G. L. Kalake.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba berharap kunjungan dari Kemenko maritim dan investasi ke Jembrana dapat secara langsung membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi Jembrana saat ini, utamanya terkait abrasi.

Ia berharap permasalahan abrasi yang terjadi sampai saat ini bisa cepat diatasi dan mendapat solusi, sehingga tidak menjadi masalah yang berlarut – larut lagi.

“Jika memang ada pembangunan senderan pantai di Gilimanuk, harapannya bisa dibagi dua dengan pantai Pebuahan. Tentunya perlu dikaji dan dipertimbangkan agar sesuai dengan perencanaan,” ungkap Bupati Tamba.

Sementara itu, I Made Denny Satya Wijaya dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida menambahkan, untuk penanganan abrasi di Jembrana pihaknya sudah mengusulkan.

Di antaranya untuk abrasi di Jineng Agung dan Pebuahan. Data mengenai abrasi di dua lokasi tersebut dan lokasi lain yang terdampak abrasi sudah didata dan nantinya akan didetailkan lagi untuk melihat seberapa besar anggaran yang dibutuhkan.

“Penanganan Abrasi ini membutuhkan anggaran luar biasa besar. Mudah-mudahan secara bertahap, satu persatu lokasi yang mengalami abrasi bisa diatasi,” ujarnya.

Menurutnya, abrasi di Jineng Agung dan Pebuahan seperti diusulkan bupati menjadi prioritas. Karena menurutnya, abrasi yang terjadi di sepanjang pantai Jembrana,

Pantai Pebuahan salah satu yang menjadi prioritas penanganan karena kondisinya semakin parah, sehingga setiap tahun diusulkan.

“Secara prinsip mendukung sepenuhnya usulan pemerintah daerah, sehingga abrasi bisa ditangani segera. Kalaupun diperlukan pemecahan anggaran

untuk penanganan abrasi Jineng Agung dan Pebuahan, kami akan kaji lebih detail lagi. Mudah-mudahan sesuai dengan harapan kita,” tegasnya.   

NEGARA – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake, didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba, rupanya, tidak hanya mengunjungi Pelabuhan Gilimanuk.

Pejabat teras Kemenko Kemaritiman dan Investasi itu juga menyempatkan diri meninjau dampak abrasi di pantai Jineng Agung Kelurahan Gilimanuk dan Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru.

Kemudian meninjau ketersediaan infrastruktur pendukung Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake menyebut, abrasi tidak hanya di Bali tetapi juga beberapa tempat di Indonesia.

Untuk mengatasi abrasi, pihaknya akan bicara dengan kementerian pekerjaan umum. Pada prinsipnya, masalah abrasi harus ditanggulangi secara holistik, tidak bisa setengah – setengah. 

“Saya sudah melihat petanya, itukan ada pembangunan pelabuhan perikanan yang memang maju kedepan dan akhirnya arus berubah dan menyebabkan abrasi di daerah lain.

Sehingga harus ditanggulangi secara menyeluruh, menanggulangi abrasi sekaligus menjaga daerah lain tidak terkena dampaknya,” ujar Ayodhia G. L. Kalake.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba berharap kunjungan dari Kemenko maritim dan investasi ke Jembrana dapat secara langsung membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi Jembrana saat ini, utamanya terkait abrasi.

Ia berharap permasalahan abrasi yang terjadi sampai saat ini bisa cepat diatasi dan mendapat solusi, sehingga tidak menjadi masalah yang berlarut – larut lagi.

“Jika memang ada pembangunan senderan pantai di Gilimanuk, harapannya bisa dibagi dua dengan pantai Pebuahan. Tentunya perlu dikaji dan dipertimbangkan agar sesuai dengan perencanaan,” ungkap Bupati Tamba.

Sementara itu, I Made Denny Satya Wijaya dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida menambahkan, untuk penanganan abrasi di Jembrana pihaknya sudah mengusulkan.

Di antaranya untuk abrasi di Jineng Agung dan Pebuahan. Data mengenai abrasi di dua lokasi tersebut dan lokasi lain yang terdampak abrasi sudah didata dan nantinya akan didetailkan lagi untuk melihat seberapa besar anggaran yang dibutuhkan.

“Penanganan Abrasi ini membutuhkan anggaran luar biasa besar. Mudah-mudahan secara bertahap, satu persatu lokasi yang mengalami abrasi bisa diatasi,” ujarnya.

Menurutnya, abrasi di Jineng Agung dan Pebuahan seperti diusulkan bupati menjadi prioritas. Karena menurutnya, abrasi yang terjadi di sepanjang pantai Jembrana,

Pantai Pebuahan salah satu yang menjadi prioritas penanganan karena kondisinya semakin parah, sehingga setiap tahun diusulkan.

“Secara prinsip mendukung sepenuhnya usulan pemerintah daerah, sehingga abrasi bisa ditangani segera. Kalaupun diperlukan pemecahan anggaran

untuk penanganan abrasi Jineng Agung dan Pebuahan, kami akan kaji lebih detail lagi. Mudah-mudahan sesuai dengan harapan kita,” tegasnya.   

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/