34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:17 PM WIB

Rayakan Paskah, Gelontor Semboko Kaum Difabel dan Petugas Kebersihan

SINGARAJA – Gereja Paroki Santo Paulus punya cara sendiri dalam merayakan paskah. Pihak paroki membagikan sembako pada kalangan difabel, petugas kebersihan, serta warga miskin yang bermukim di sekitar gereja.

Dengan bingkisan itu, gereja berharap masyarakat terdampak bisa lebih terbantu pada masa pandemi. Total ada 200 bingkisan yang didistribusikan pada masyarakat.

Sebanyak 65 paket di antaranya didistribusikan pada para difabel, 50 paket pada para petugas kebersihan, 20 paket pada jemaat gereja, dan sisanya dibagikan pada masyarakat miskin di sekitar gereja.

Bantuan itu berasal dari jemaat gereja, juga berasal dari pihak ketiga yang selama ini kerap berkontribusi bagi kemakmuran gereja.

Pastor Paroki Santo Paulus, Romo Johanes Handrijanto Widjaja mengatakan, gereja berusaha tetap berbagi pada masyarakat.

Menurutnya, hari Paskah merupakan hari kebangkitan Yesus yang diimani jemaat. Momentum Paskah juga menjadi refleksi bagi jemaat untuk tetap berjuang serta berbagi pada masa pandemi.

“Dalam kondisi pandemi, kami yakin Yesus tetap mendampingi kami berjuang. Kami pun merasa harus berbuat sesuatu pada masyarakat. Entah itu untuk jemaat kami, masyarakat yang ada di sekitar geraja, maupun para difabel,” ungkapnya.

Lebih lanjut Romo Handrijanto mengatakan, pihaknya juga memberikan bantuan bagi para petugas kebersihan.

Pertimbangannya mereka berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Khususnya lagi lingkungan di sekitar gereja.

“Saya tiap pagi atau sore, selalu rutin olahraga sekadar jalan santai di sekitar gereja. Jadi sepagi apa pun saya beraktivitas, mereka sudah lebih pagi lagi nyapu di jalan. Jadi kami memandang kontribusi mereka cukup besar,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Komunitas Disabilitas Buleleng, Made Budiarta sangat mengapresiasi bantuan tersebut.

Budiarta mengatakan, komunitas disabilitas sangat terdampak dengan pandemi. Karena kondisi ekonomi para difabel juga merosot.

Ia menyebut hanya beberapa yang memiliki pekerjaan di sektor formal. “Kebanyakan bekerja di sektor informal, ada juga yang punya usaha.

Tapi, dalam kondisi pandemi begini, komunitas difabel jelas terdampak. Bantuan ini sangat membantu kami dalam masa pandemi,” ujar Budiarta. 

SINGARAJA – Gereja Paroki Santo Paulus punya cara sendiri dalam merayakan paskah. Pihak paroki membagikan sembako pada kalangan difabel, petugas kebersihan, serta warga miskin yang bermukim di sekitar gereja.

Dengan bingkisan itu, gereja berharap masyarakat terdampak bisa lebih terbantu pada masa pandemi. Total ada 200 bingkisan yang didistribusikan pada masyarakat.

Sebanyak 65 paket di antaranya didistribusikan pada para difabel, 50 paket pada para petugas kebersihan, 20 paket pada jemaat gereja, dan sisanya dibagikan pada masyarakat miskin di sekitar gereja.

Bantuan itu berasal dari jemaat gereja, juga berasal dari pihak ketiga yang selama ini kerap berkontribusi bagi kemakmuran gereja.

Pastor Paroki Santo Paulus, Romo Johanes Handrijanto Widjaja mengatakan, gereja berusaha tetap berbagi pada masyarakat.

Menurutnya, hari Paskah merupakan hari kebangkitan Yesus yang diimani jemaat. Momentum Paskah juga menjadi refleksi bagi jemaat untuk tetap berjuang serta berbagi pada masa pandemi.

“Dalam kondisi pandemi, kami yakin Yesus tetap mendampingi kami berjuang. Kami pun merasa harus berbuat sesuatu pada masyarakat. Entah itu untuk jemaat kami, masyarakat yang ada di sekitar geraja, maupun para difabel,” ungkapnya.

Lebih lanjut Romo Handrijanto mengatakan, pihaknya juga memberikan bantuan bagi para petugas kebersihan.

Pertimbangannya mereka berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Khususnya lagi lingkungan di sekitar gereja.

“Saya tiap pagi atau sore, selalu rutin olahraga sekadar jalan santai di sekitar gereja. Jadi sepagi apa pun saya beraktivitas, mereka sudah lebih pagi lagi nyapu di jalan. Jadi kami memandang kontribusi mereka cukup besar,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Komunitas Disabilitas Buleleng, Made Budiarta sangat mengapresiasi bantuan tersebut.

Budiarta mengatakan, komunitas disabilitas sangat terdampak dengan pandemi. Karena kondisi ekonomi para difabel juga merosot.

Ia menyebut hanya beberapa yang memiliki pekerjaan di sektor formal. “Kebanyakan bekerja di sektor informal, ada juga yang punya usaha.

Tapi, dalam kondisi pandemi begini, komunitas difabel jelas terdampak. Bantuan ini sangat membantu kami dalam masa pandemi,” ujar Budiarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/