SINGARAJA – Sebanyak 120 kepala keluarga digelontor bantuan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali.
Seratusan kepala keluarga itu merupakan korban bencana yang terjadi sepanjanga 2018 lalu. Terutama bencana gempa bumi yang terjadi pada Agustus 2018 lalu.
Pada Agustus 2018 lalu, sejumlah rumah di Buleleng mengalami kerusakan parah. Beberapa rumah bahkan rata dengan tanah.
BPBD Buleleng menyatakan telah mengajukan dana rehabilitasi rumah-rumah tersebut pada BPBD Bali dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan, gempa yang terjadi pada 2018 lalu memang sangat berdampak.
Puluhan rumah di Kecamatan Buleleng, Kubutambahan, dan Sawan, mengalami kerusakan. Sedikitnya 94 rumah dinyatakan mengalami kerusakan berat.
Selain itu BPBD Buleleng juga menyatakan ada 26 unit fasilitas publik yang mengalami kerusakan. Hanya saja fasilitas publik itu bukan rusak akibat bencana gempa bumi.
Melainkan bencana lain yang terjadi dalam kurun waktu November 2018 hingga Maret 2019. Dari total pengajuan dana perbaikan dampak bencana itu seluruhnya mencapai Rp 769 juta.
Jumlah bantuan perbaikan pada bangunan terdampak bencana disebut Suadnyana sangat beragam, disesuaikan dengan tingkat kerusakannya.
“Kalau rumah itu kisarannya terendah lima juta tertinggi lima belas juta, kalau yang fasilitas umum itu yang dua puluh juta, ini disesuaikan dengan kerusakan,” imbuh dia.
Bansos yang diberikan nantinya akan dikelola swadaya oleh masing-masing penerima. Suadnyana menyatakan, dana bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Sehingga bencana yang dialami oleh masyarakat yang terdampak dapat memperingan beban material untuk mengembalikan bangunan korban bencana yang alami kerusakan.