32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:30 PM WIB

Lomba Mekorot di Bukit Teletubbies Kubutambahan Berlangsung Seru

KUBUTAMBAHAN – Ada yang berbeda antara layangan wilayah Bali utara dengan Bali selatan. Perbedaan itu terletak pada sisi ukuran layangan dan cara memainkan. Biasanya Bali selatan memiliki layangan dengan ukuran besar dan dimainkan dengan orang jumlah banyak. Namun Bali utara Buleleng khususnya layangannya dengan ukuran kecil dan dimainkan secara perorangan.

Menariknya di Buleleng permainan layangan diadu saat mengudara di atas awan atau biasanya disebut dengan mekorot. Lomba adu ketangkasan bermain layangan atau mekorot inilah yang terus digelar oleh Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan Buleleng.

Sebanyak 64 peserta layangan mekorot mulai dari kecil, muda desa berdatangan mengikuti lomba ini yang dilaksanakan di “Bukit Teletubis” Banjar Dinas Tukad Ampel, Kubutambahan Buleleng.

Perbekel Desa Kubutambahan Gede Priadnyana mengatakan adu ketangkasan bermain layangan (mekorot) bukan sebuah festival layangan yang biasanya digelar di wilayah Bali selatan. Melainkan pemain layangan berlomba mengudara di atas awan dengan bertarung.

Ajang mekorot yang pihaknya gelar di masa pandemi bertujuan untuk menyalurkan hobi para pemain layangan di Buleleng yang saat ini berada di musim panas. Selain itu untuk mengobati kebosanan mereka ditengah pandemi Covid-19.

“Jadi lomba ajang salurkan hobi sekaligus melestarikan permainan layangan mekorot khas Buleleng,” ungkapnya saat ditemui di lokasi lomba mekorot, (11/8) kemarin.

Ajang layangan mekorot ini digelar selama dua hari dengan peserta lomba dari dari Desa Kalibukbuk, Lovina, Buleleng, Banjar Tegal, Sangsit, Sudaji, Sawan, Bungkulan dan berasal dari desa yang ada di Kubutambahan. Yang seru, puluhan layang-layang itu beradu benang sampai putus. Ada yang bahagia, tentu ada yang kecewa.

“Kendati hadiah lomba mekorot tidak seberapa, namun kami berharap sebagai ajang silaturahmi para pemain layangan di Buleleng dan hobi mereka tersampaikan,” pungkasnya.

KUBUTAMBAHAN – Ada yang berbeda antara layangan wilayah Bali utara dengan Bali selatan. Perbedaan itu terletak pada sisi ukuran layangan dan cara memainkan. Biasanya Bali selatan memiliki layangan dengan ukuran besar dan dimainkan dengan orang jumlah banyak. Namun Bali utara Buleleng khususnya layangannya dengan ukuran kecil dan dimainkan secara perorangan.

Menariknya di Buleleng permainan layangan diadu saat mengudara di atas awan atau biasanya disebut dengan mekorot. Lomba adu ketangkasan bermain layangan atau mekorot inilah yang terus digelar oleh Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan Buleleng.

Sebanyak 64 peserta layangan mekorot mulai dari kecil, muda desa berdatangan mengikuti lomba ini yang dilaksanakan di “Bukit Teletubis” Banjar Dinas Tukad Ampel, Kubutambahan Buleleng.

Perbekel Desa Kubutambahan Gede Priadnyana mengatakan adu ketangkasan bermain layangan (mekorot) bukan sebuah festival layangan yang biasanya digelar di wilayah Bali selatan. Melainkan pemain layangan berlomba mengudara di atas awan dengan bertarung.

Ajang mekorot yang pihaknya gelar di masa pandemi bertujuan untuk menyalurkan hobi para pemain layangan di Buleleng yang saat ini berada di musim panas. Selain itu untuk mengobati kebosanan mereka ditengah pandemi Covid-19.

“Jadi lomba ajang salurkan hobi sekaligus melestarikan permainan layangan mekorot khas Buleleng,” ungkapnya saat ditemui di lokasi lomba mekorot, (11/8) kemarin.

Ajang layangan mekorot ini digelar selama dua hari dengan peserta lomba dari dari Desa Kalibukbuk, Lovina, Buleleng, Banjar Tegal, Sangsit, Sudaji, Sawan, Bungkulan dan berasal dari desa yang ada di Kubutambahan. Yang seru, puluhan layang-layang itu beradu benang sampai putus. Ada yang bahagia, tentu ada yang kecewa.

“Kendati hadiah lomba mekorot tidak seberapa, namun kami berharap sebagai ajang silaturahmi para pemain layangan di Buleleng dan hobi mereka tersampaikan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/