28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:43 PM WIB

Pasien RS Klungkung Resah Akibat Pasien Covid-19 Dititip di Ruang VIP

SEMARAPURA – RSUD Klungkung kembali mengalami kelebihan atau overload pasien suspect dan positif terjangkit virus korona baru (Covid-19). Itu karena ruang isolasi basement mengalami kerusakan dan kekurangan petugas medis sehingga belum bisa dioperasikan. Lantaran kondisi itu, enam orang pasien yang merupakan petugas medis RSUD Klungkung akhirnya dirawat di ruang VIP RSUD Klungkung untuk sementara waktu. Namun hal tersebut ternyata membuat pasien lain yang dirawat di ruang VIP resah.

Direktur RSUD Klungkung, dr Nyoman Kesuma, Selasa (11/8) menuturkan, memiliki tiga ruang isolasi membuat RSUD Klungkung mampu merawat sekitar 60 pasien suspect dan positif Covid-19. Hanya saja karena ruang isolasi basement mengalami kebocoran sejak pertengahan Juli lalu. Sehingga hanya dua ruang isolasi dengan total kapasitas 40 pasien Covid-19 saja yang masih bisa dipergunakan.

“Plafonnya bocor rembesan dari kamar mandi VIP kamar 208,” ungkapnya.

Namun per kemarin, dia mengaku harus merawat sebanyak 26 pasien positif Covid-19 dan 22 pasien suspect Covid-19. Di mana empat di antaranya dirawat di ruang ICU. Sementara karena terjadi kelebihan kapasitas, enam petugas medis yang dinyatakan positif Covid-19 namun tidak bergejala akhirnya dirawat sementara waktu di ruang VIP RSUD Klungkung.

“Jadi petugas medis yang kami titip sementara di ruang VIP itu orang tanpa gejala (OTG). Kami ingin mereka cepat sembuh sebab kami tidak yakin bila dirawat di rumah mereka akan segera sembuh. Karena makan dan obatnya harus diperhatikan,” katanya.

Hanya saja keputusan menitip enam petugas medis positif Covid-19 di tiga ruangan VIP membuat pasien lain yang dirawat di ruang VIP merasa resah. Sehingga pihaknya menargetkan hari ini ruang isolasi basement bisa dipergunakan kembali untuk merawat pasien Covid-19.

“Sebenarnya ruang isolasi basement sudah selesai diperbaiki hari ini. Hanya saja kami mengalami kekurangan perawat karena kebutuhan perawat di ruang ICU cukup banyak,” bebernya.

Kekurangan perawat itu pasalnya sudah disampaikan ke Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Adapun kekurangan perawat di RSUD Klungkung akan dipenuhi dengan mengambil 10 perawat di sejumlah puskesmas. “Pasien Covid-19 yang dirawat di ICU itu kan harus ditunggui terus. Dengan harus menggunakan APD level 3 terus-menerus bahkan harus menahan kencing sehingga perawat hanya bisa bertahan 3 jam saja. Untuk itu banyak perawat yang dibutuhkan di ruang ICU Covid-19,” ujarnya.

Dia menjelaskan, Smsaat ini ada 12 perawat yang ditugaskan di ICU Covid-19. Tapi idealnya 22 perawat.

Lebih lanjut diungkapkannya, pasien positif Covid-19 yang dirawat di ICU Covid-19 RSUD Klungkung tidak hanya lansia dengan penyakit penyerta. Namun juga mereka yang masih tergolong paruh baya tanpa memiliki penyakit penyerta. Mereka dirawat di ICU lantaran dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang parah.

“Ada yang usianya 40 tahun dan 50 tahun. Mereka tidak memiliki penyakit penyerta dan memang hanya sakit akibat Covid-19 yang parah karena dipaksakan dirawat di rumah. Sehingga tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi yang parah,” tandasnya.

SEMARAPURA – RSUD Klungkung kembali mengalami kelebihan atau overload pasien suspect dan positif terjangkit virus korona baru (Covid-19). Itu karena ruang isolasi basement mengalami kerusakan dan kekurangan petugas medis sehingga belum bisa dioperasikan. Lantaran kondisi itu, enam orang pasien yang merupakan petugas medis RSUD Klungkung akhirnya dirawat di ruang VIP RSUD Klungkung untuk sementara waktu. Namun hal tersebut ternyata membuat pasien lain yang dirawat di ruang VIP resah.

Direktur RSUD Klungkung, dr Nyoman Kesuma, Selasa (11/8) menuturkan, memiliki tiga ruang isolasi membuat RSUD Klungkung mampu merawat sekitar 60 pasien suspect dan positif Covid-19. Hanya saja karena ruang isolasi basement mengalami kebocoran sejak pertengahan Juli lalu. Sehingga hanya dua ruang isolasi dengan total kapasitas 40 pasien Covid-19 saja yang masih bisa dipergunakan.

“Plafonnya bocor rembesan dari kamar mandi VIP kamar 208,” ungkapnya.

Namun per kemarin, dia mengaku harus merawat sebanyak 26 pasien positif Covid-19 dan 22 pasien suspect Covid-19. Di mana empat di antaranya dirawat di ruang ICU. Sementara karena terjadi kelebihan kapasitas, enam petugas medis yang dinyatakan positif Covid-19 namun tidak bergejala akhirnya dirawat sementara waktu di ruang VIP RSUD Klungkung.

“Jadi petugas medis yang kami titip sementara di ruang VIP itu orang tanpa gejala (OTG). Kami ingin mereka cepat sembuh sebab kami tidak yakin bila dirawat di rumah mereka akan segera sembuh. Karena makan dan obatnya harus diperhatikan,” katanya.

Hanya saja keputusan menitip enam petugas medis positif Covid-19 di tiga ruangan VIP membuat pasien lain yang dirawat di ruang VIP merasa resah. Sehingga pihaknya menargetkan hari ini ruang isolasi basement bisa dipergunakan kembali untuk merawat pasien Covid-19.

“Sebenarnya ruang isolasi basement sudah selesai diperbaiki hari ini. Hanya saja kami mengalami kekurangan perawat karena kebutuhan perawat di ruang ICU cukup banyak,” bebernya.

Kekurangan perawat itu pasalnya sudah disampaikan ke Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Adapun kekurangan perawat di RSUD Klungkung akan dipenuhi dengan mengambil 10 perawat di sejumlah puskesmas. “Pasien Covid-19 yang dirawat di ICU itu kan harus ditunggui terus. Dengan harus menggunakan APD level 3 terus-menerus bahkan harus menahan kencing sehingga perawat hanya bisa bertahan 3 jam saja. Untuk itu banyak perawat yang dibutuhkan di ruang ICU Covid-19,” ujarnya.

Dia menjelaskan, Smsaat ini ada 12 perawat yang ditugaskan di ICU Covid-19. Tapi idealnya 22 perawat.

Lebih lanjut diungkapkannya, pasien positif Covid-19 yang dirawat di ICU Covid-19 RSUD Klungkung tidak hanya lansia dengan penyakit penyerta. Namun juga mereka yang masih tergolong paruh baya tanpa memiliki penyakit penyerta. Mereka dirawat di ICU lantaran dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang parah.

“Ada yang usianya 40 tahun dan 50 tahun. Mereka tidak memiliki penyakit penyerta dan memang hanya sakit akibat Covid-19 yang parah karena dipaksakan dirawat di rumah. Sehingga tiba di rumah sakit sudah dalam kondisi yang parah,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/