29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:30 AM WIB

MKKS Buleleng: Pelajar SMK Mutlak Butuh Belajar Tatap Muka

SINGARAJA – Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Buleleng I Made Darwis Wibawa mengatakan, siswa SMK mutlak membutuhkan pembelajaran tatap muka.

Sebab 70 persen muatan dalam sekolah kejuaran berupa mata pelajaran praktik dan kompetensi.

Menurutnya pada bulan April mendatang, para siswa di kelas XII sudah harus menghadapi Uji Kompetensi Keahlian (UKK).

Sementara dalam setahun terakhir, mereka tak pernah melakukan praktik di bawah pengawasan guru. Mereka hanya mempelajari kegiatan praktik secara teori dan sebatas menyaksikan video tutorial semata.

Ia mencontohkan siswa yang masuk dalam jurusan kriya. Alat praktik pun hanya tersedia di sekolah, mengingat harganya terbilang mahal.

Selama setahun terakhir praktis siswa tak pernah berlatih membuat karya. Darwis khawatir jika pembekalan dilakukan secara daring, sebagian siswa bisa jadi tidak lulus karena kurangnya pemahaman.

Belum lagi terkendala jaringan serta alat praktek. Ia pun menyampaikan saat ujian, biasanya penilaian dilakukan oleh para asesor yang ahli di bidangnya.

“Kondisi yang paling mendesak saat ini memang UKK ini. Siswa itu persiapan melakukan latihan sebelum ujian nanti. Makanya ada istilah pra UKK.

Karena saat UKK itu sudah asesor ahli yang menilai. Kami harap pemerintah bisa mempertimbangkan hal ini,” ujarnya. 

SINGARAJA – Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Buleleng I Made Darwis Wibawa mengatakan, siswa SMK mutlak membutuhkan pembelajaran tatap muka.

Sebab 70 persen muatan dalam sekolah kejuaran berupa mata pelajaran praktik dan kompetensi.

Menurutnya pada bulan April mendatang, para siswa di kelas XII sudah harus menghadapi Uji Kompetensi Keahlian (UKK).

Sementara dalam setahun terakhir, mereka tak pernah melakukan praktik di bawah pengawasan guru. Mereka hanya mempelajari kegiatan praktik secara teori dan sebatas menyaksikan video tutorial semata.

Ia mencontohkan siswa yang masuk dalam jurusan kriya. Alat praktik pun hanya tersedia di sekolah, mengingat harganya terbilang mahal.

Selama setahun terakhir praktis siswa tak pernah berlatih membuat karya. Darwis khawatir jika pembekalan dilakukan secara daring, sebagian siswa bisa jadi tidak lulus karena kurangnya pemahaman.

Belum lagi terkendala jaringan serta alat praktek. Ia pun menyampaikan saat ujian, biasanya penilaian dilakukan oleh para asesor yang ahli di bidangnya.

“Kondisi yang paling mendesak saat ini memang UKK ini. Siswa itu persiapan melakukan latihan sebelum ujian nanti. Makanya ada istilah pra UKK.

Karena saat UKK itu sudah asesor ahli yang menilai. Kami harap pemerintah bisa mempertimbangkan hal ini,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/