25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:01 AM WIB

Dewa Indra: Transmisi Lokal Terjadi Karena Masyakarat Tidak Disiplin

SINGARAJA – Ketua Harian Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra mengapresiasi langkah Pemkab Buleleng yang dinilai cukup responsive menangani pandemic Covid-19.

Selain telah menyiapkan rumah sakit khusus untuk menganani pasien Covid-19, Buleleng juga telah mengeluarkan Surat Edaran penanganan pekerja migran di tempat karantina yang baru pulang dari luar negeri.

Langkah seperti ini dianggap langkah yang tepat untuk menekan penyebaran wabah Covid-19 di Buleleng khususnya, dan Bali pada umumnya.

Diakui Dewa Made Indra yang datang didampingi Kadiskes Bali dr Ketut Suarjaya dan Kadis Sosial Dewa Mahendra, dari empat kabupaten/kota di Bali, Buleleng masuk sebagai wilayah transmisi lokal penularan Covid-19.

Empat kabupaten/kota yang masuk wilayah transmisi lokal di antaranya Jembrana, Buleleng, Badung, dan Denpasar.

Dewa Made Indra menjelaskan transmisi lokal tersebut terjadi karena masyakarat kurang displin. Terutama kurang disiplin dalam menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.

“Kalau semua disiplin, transmisi lokal itu seharusnya tidak ada di Bali. Kami yakin masyarakat dapat memutus penyebaran Covid-19

dengan cara mudah ketika ketiga hal tersebut dipatuhi dan mengikuti ajuran dari pemerintah pusat soal penanganan Cobid-19,” jelas Dewa Indra.

Lanjutnya, kalau itu yang bisa dilakukan maka tidak ada transmisi lokal. Yang ada hanyalah imported case. Jadi penyebaran virus dibawa olah wisatawan atau pekerja migran yang pulang dari luar negeri.

Untuk persoalan imported case sudah dilakukan pemerintah provinsi dengan melakukan penanganan secara komprehensif.

Karena jika ada wisatawan posistif, maka akan dilakukan karantina terhadap mereka. Wisatawan mancanegara yang postif barang tentu juga akan menjalani serangkaian tes.

Seperti tes polymerase reaction (PCR), tes antibody, dan pemeriksaan lainnya. “Disiplin itu cara yang mudah mencegah penyebaran virus.

Jadi, kalau ada transmisi lokal berarti belum disiplin masyarakat untuk ikut membantu memutus rantai penyebaran Covid-19,” ungkapnya.

Dewa Indra juga mengaku RS PTN Universitas Udayana (Unud) sudah berfungsi. Saat ini, RS PTN Unud sudah merawat 18 orang dengan posistif Covid-19.

Sebanyak 18 orang tersebut diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan pengecekan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar dengan menjalani tes PCR.

Mayoritas yang di rawat di RS PTN Unud adalah pekerja migran Indonesia yang baru datang bekerja dari luar negeri.

“Kami minta masyarakat di desa tidak perlu sampai melakukan penolakan kepada teman-teman atau warga Bali yang pulang bekerja dari luar negeri atau kapal pesiar.

Karena yang pulang ke rumah masing-masing hasil rapid tesnya negatif, tidak perlu kekhawatiran berlebih di masyarakat soal hal itu,” terangnya.

Sedangkan untuk tenaga medis di RSPTN Unud baru ada sebanyak 50 orang paramedis. Tim medis yang bekerja di RS PTN Unud diambil dari RS Jiwa Bangli dan RS Mata Bali.

“Untuk tenaga medis penanganan Covid-19 belum ada penambahan, rekrument masih kami siapkan. Namun sesuai dengan kebutuhan di RS tersebut,” paparnya.

Di Buleleng, Satgas Covid-19 Bali menyerahkan tambahan logistik medis berupa alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis Buleleng yang menangani pasien Covid-19 dan juga alat rapid test.

“Untuk upaya-upaya pencegahan Covid-19, gugus tugas provinsi membawa tambahan logistik medis. Seperti APD bagi tenaga medis berupa masker N95 dan masker bedah dan baju APD,” tuturnya.

Menurut dia, di Bali sudah tidak lagi krisis APD dan alat rapid test. “Buktinya kami memberikan tambahan APD ke Buleleng saat ini.

Bahkan kami di Provinsi juga sudah menyediakan masker N95 sebanyak 25 ribu Pcs untuk tenaga medis,” ujar Dewa Indra. 

Khusus di Buleleng, tidak hanya logistik medis yang pihaknya berikan. Tapi, juga alat rapid test sebanyak 500 pcs yang nanti diperuntukan bagi para pekerja migran asal Buleleng yang pulang dari luar negeri.

Tambahan logistik medis tidak final sampai disini, jika ada Buleleng membutuhkan kembali, maka Provinsi akan menambahkan kembali.  

“Jadi mereka (ABK, red) yang sudah pulang dari luar negeri akan kembali menjalani tes pemeriksaan Covid-19 untuk kedua kali. Kendati sebelumnya sudah menjalani rapid tes di Provinsi Bali dan hasilnya negatif,” pungkas Dewa Indra.

SINGARAJA – Ketua Harian Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra mengapresiasi langkah Pemkab Buleleng yang dinilai cukup responsive menangani pandemic Covid-19.

Selain telah menyiapkan rumah sakit khusus untuk menganani pasien Covid-19, Buleleng juga telah mengeluarkan Surat Edaran penanganan pekerja migran di tempat karantina yang baru pulang dari luar negeri.

Langkah seperti ini dianggap langkah yang tepat untuk menekan penyebaran wabah Covid-19 di Buleleng khususnya, dan Bali pada umumnya.

Diakui Dewa Made Indra yang datang didampingi Kadiskes Bali dr Ketut Suarjaya dan Kadis Sosial Dewa Mahendra, dari empat kabupaten/kota di Bali, Buleleng masuk sebagai wilayah transmisi lokal penularan Covid-19.

Empat kabupaten/kota yang masuk wilayah transmisi lokal di antaranya Jembrana, Buleleng, Badung, dan Denpasar.

Dewa Made Indra menjelaskan transmisi lokal tersebut terjadi karena masyakarat kurang displin. Terutama kurang disiplin dalam menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.

“Kalau semua disiplin, transmisi lokal itu seharusnya tidak ada di Bali. Kami yakin masyarakat dapat memutus penyebaran Covid-19

dengan cara mudah ketika ketiga hal tersebut dipatuhi dan mengikuti ajuran dari pemerintah pusat soal penanganan Cobid-19,” jelas Dewa Indra.

Lanjutnya, kalau itu yang bisa dilakukan maka tidak ada transmisi lokal. Yang ada hanyalah imported case. Jadi penyebaran virus dibawa olah wisatawan atau pekerja migran yang pulang dari luar negeri.

Untuk persoalan imported case sudah dilakukan pemerintah provinsi dengan melakukan penanganan secara komprehensif.

Karena jika ada wisatawan posistif, maka akan dilakukan karantina terhadap mereka. Wisatawan mancanegara yang postif barang tentu juga akan menjalani serangkaian tes.

Seperti tes polymerase reaction (PCR), tes antibody, dan pemeriksaan lainnya. “Disiplin itu cara yang mudah mencegah penyebaran virus.

Jadi, kalau ada transmisi lokal berarti belum disiplin masyarakat untuk ikut membantu memutus rantai penyebaran Covid-19,” ungkapnya.

Dewa Indra juga mengaku RS PTN Universitas Udayana (Unud) sudah berfungsi. Saat ini, RS PTN Unud sudah merawat 18 orang dengan posistif Covid-19.

Sebanyak 18 orang tersebut diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan pengecekan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar dengan menjalani tes PCR.

Mayoritas yang di rawat di RS PTN Unud adalah pekerja migran Indonesia yang baru datang bekerja dari luar negeri.

“Kami minta masyarakat di desa tidak perlu sampai melakukan penolakan kepada teman-teman atau warga Bali yang pulang bekerja dari luar negeri atau kapal pesiar.

Karena yang pulang ke rumah masing-masing hasil rapid tesnya negatif, tidak perlu kekhawatiran berlebih di masyarakat soal hal itu,” terangnya.

Sedangkan untuk tenaga medis di RSPTN Unud baru ada sebanyak 50 orang paramedis. Tim medis yang bekerja di RS PTN Unud diambil dari RS Jiwa Bangli dan RS Mata Bali.

“Untuk tenaga medis penanganan Covid-19 belum ada penambahan, rekrument masih kami siapkan. Namun sesuai dengan kebutuhan di RS tersebut,” paparnya.

Di Buleleng, Satgas Covid-19 Bali menyerahkan tambahan logistik medis berupa alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis Buleleng yang menangani pasien Covid-19 dan juga alat rapid test.

“Untuk upaya-upaya pencegahan Covid-19, gugus tugas provinsi membawa tambahan logistik medis. Seperti APD bagi tenaga medis berupa masker N95 dan masker bedah dan baju APD,” tuturnya.

Menurut dia, di Bali sudah tidak lagi krisis APD dan alat rapid test. “Buktinya kami memberikan tambahan APD ke Buleleng saat ini.

Bahkan kami di Provinsi juga sudah menyediakan masker N95 sebanyak 25 ribu Pcs untuk tenaga medis,” ujar Dewa Indra. 

Khusus di Buleleng, tidak hanya logistik medis yang pihaknya berikan. Tapi, juga alat rapid test sebanyak 500 pcs yang nanti diperuntukan bagi para pekerja migran asal Buleleng yang pulang dari luar negeri.

Tambahan logistik medis tidak final sampai disini, jika ada Buleleng membutuhkan kembali, maka Provinsi akan menambahkan kembali.  

“Jadi mereka (ABK, red) yang sudah pulang dari luar negeri akan kembali menjalani tes pemeriksaan Covid-19 untuk kedua kali. Kendati sebelumnya sudah menjalani rapid tes di Provinsi Bali dan hasilnya negatif,” pungkas Dewa Indra.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/