27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:15 AM WIB

Tragis! Diduga Hirup Asap Fogging, Sesak Nafas Kambuh, Remaja Tewas

GIANYAR –Aksi fogging yang dilakukan petugas di Banjar  Pinda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, menelan korban jiwa.

 

Ni Wayan Fitriani, 17, remaja putri yang tinggal di Banjar Pinda ini, tewas setelah mengalami sesak nafas akibat menghirup asap pembasmi nyamuk

 

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, hingga ajal menjemput Fitriani ini terjadi Jumat (10/5) sekitar pukul 09.00.

 

Berawal dari fogging petugas di lingkungan Banjar Pinda, korban yang sebelumnya memang menderita sesak nafas itu langsung kambuh.

 

“Waktu itu saya sempat ajak anak saya (korban, red) keluar rumah karena asapnya mengepul di dalam rumah,” aku Ni Nyoman Ceped, 40, ibu korban saat ditemui di rumahnya, Senin (13/5).

 

Menurut Ceped, sebelum meninggal, putrinya memang diakui memiliki riwayat sesak nafas.

 

“Sempat ada tetangga menyarankan bawa anak saya ke rumahnya ke seberang jalan, supaya tidak kena asap fogging. Setelah asapnya hilang, baru disuruh pulang lagi,” jelasnya.

 

Hingga akhirnya nahas terjadi saat Ceped membawa pulang putrinya. Saat hendak pulang ke rumah, tepat di selatan lubang tembok ia melihat asap mengepul.

 

“Saya kaget, anak juga ikut kaget,” jelasnya.

 

Sejak terkena asap fogging itulah kata Ceped, penyakit putrinya mendadak kambuh.

 

“Saya bawa ke Puskesmas. Dari puskesmas disuruh ke rumah sakit Sanjiwani,” jelasnya.

 

Sedangkan usai dirujuk dan tiba di RSUD Sanjiwani, korban langsung mendapat penangangan medis.

 

Bahkan kata Ceped, korban sempat terlihat membaik. Namun sekitar pukul 13.00, kondisi putrinya memburuk. “Jam satuan (13.00, red) dokter banyak datang. Katanya sudah meninggal,” ujarnya sedih.

 

Usai dinyatakan meninggal dunia, putrinya langsung dibawa pulang ke rumah duka. “Sore itu juga pukul 19.00 langsung dibawa ke setra (kuburan), upacara makingsan di geni,” imbuhnya.

 

Sementara itu terkait tewasnya Fitriani, Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. Ida Komang Upeksa, menyatakan korban meninggal dunia akibat kelainan bawaan.

 

“Pasien ada gangguan sesak dan kelainan paru,” ujar Upeksa.

 

Menurut Upeksa, atas dugaan korban tewas akibat asap fogging pun dibantah. “Kalau fogging itu keracunan dia. Kalau ini kan bukan keracunan, tapi gangguan paru. Bukan fogging,” jelasnya.

 

Demikian halnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, dr. Ida Ayu Cahyani. Senada dengan dirut RSUD Sanjiwani, Dayu Cahyani juga  menyatakan, jika dari hasil laboratorium menunjukkan pasien mengalami infeksi. “Jadi bukan karena keracunan asap fogging,” tukasnya singkat.

GIANYAR –Aksi fogging yang dilakukan petugas di Banjar  Pinda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, menelan korban jiwa.

 

Ni Wayan Fitriani, 17, remaja putri yang tinggal di Banjar Pinda ini, tewas setelah mengalami sesak nafas akibat menghirup asap pembasmi nyamuk

 

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Bali, hingga ajal menjemput Fitriani ini terjadi Jumat (10/5) sekitar pukul 09.00.

 

Berawal dari fogging petugas di lingkungan Banjar Pinda, korban yang sebelumnya memang menderita sesak nafas itu langsung kambuh.

 

“Waktu itu saya sempat ajak anak saya (korban, red) keluar rumah karena asapnya mengepul di dalam rumah,” aku Ni Nyoman Ceped, 40, ibu korban saat ditemui di rumahnya, Senin (13/5).

 

Menurut Ceped, sebelum meninggal, putrinya memang diakui memiliki riwayat sesak nafas.

 

“Sempat ada tetangga menyarankan bawa anak saya ke rumahnya ke seberang jalan, supaya tidak kena asap fogging. Setelah asapnya hilang, baru disuruh pulang lagi,” jelasnya.

 

Hingga akhirnya nahas terjadi saat Ceped membawa pulang putrinya. Saat hendak pulang ke rumah, tepat di selatan lubang tembok ia melihat asap mengepul.

 

“Saya kaget, anak juga ikut kaget,” jelasnya.

 

Sejak terkena asap fogging itulah kata Ceped, penyakit putrinya mendadak kambuh.

 

“Saya bawa ke Puskesmas. Dari puskesmas disuruh ke rumah sakit Sanjiwani,” jelasnya.

 

Sedangkan usai dirujuk dan tiba di RSUD Sanjiwani, korban langsung mendapat penangangan medis.

 

Bahkan kata Ceped, korban sempat terlihat membaik. Namun sekitar pukul 13.00, kondisi putrinya memburuk. “Jam satuan (13.00, red) dokter banyak datang. Katanya sudah meninggal,” ujarnya sedih.

 

Usai dinyatakan meninggal dunia, putrinya langsung dibawa pulang ke rumah duka. “Sore itu juga pukul 19.00 langsung dibawa ke setra (kuburan), upacara makingsan di geni,” imbuhnya.

 

Sementara itu terkait tewasnya Fitriani, Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. Ida Komang Upeksa, menyatakan korban meninggal dunia akibat kelainan bawaan.

 

“Pasien ada gangguan sesak dan kelainan paru,” ujar Upeksa.

 

Menurut Upeksa, atas dugaan korban tewas akibat asap fogging pun dibantah. “Kalau fogging itu keracunan dia. Kalau ini kan bukan keracunan, tapi gangguan paru. Bukan fogging,” jelasnya.

 

Demikian halnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, dr. Ida Ayu Cahyani. Senada dengan dirut RSUD Sanjiwani, Dayu Cahyani juga  menyatakan, jika dari hasil laboratorium menunjukkan pasien mengalami infeksi. “Jadi bukan karena keracunan asap fogging,” tukasnya singkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/