NEGARA – Pencemaran lingkungan dari sampah nonorganik, terutama sampah plastik di Jembrana sangat mengkhawatirkan.
Terlihat dari jumlah sampah yang dikumpulkan setiap hari oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan terutama sampah di laut.
Tercatat puluhan ribu kilogram (Kg) sampah nonorganik yang dikumpulkan dari sungai, pantai dan laut sejak setahun terakhir.
Menurut informasi, perusahaan asing bernama 4ocean di Jembrana fokus mencari sampah plastic di dua titik.
Wilayah barat fokus dari Desa Yeh Kuning hingga ke Gilimanuk. Sementara wilayah timur fokus di Pantai Yeh Leh hingga Pantai Desa Air Kuning.
Setiap hari rata-rata sampah nonorganik yang dikumpulkan oleh karyawan mencapai 1000-2500 kg atau 1 ton lebih dari pantai.
Menurut Sudirman, salah satu pegawai untuk wilayah barat, perusahaan membagi tim sesuai objek yang akan dibersihkan.
Di antaranya tim pantai setiap hari bisa mengumpulkan sampah nonorganik sekitar 800 – 1000 kg, tim sungai antara 1000-2500 kg dan tim laut yang khusus membersihkan pantai di laut sekitar 1200 kg.
Hingga saat ini, sejak setahun terakhir sudah mencapai 50.0000 kg sampah dikumpulkan. “Sebagian besar sampah plastik,” terangnya.
Sementara untuk wilayah timur, khusus untuk sampah nonorganik dari pantai yang dikumpulkan rata-rata sebanyak 700 kg setiap hari.
Sampah nonorganik yang dikumpulkan setiap hari dari pantai Yeh Leh hingga Desa Air Kuning tersebut sebagian besar adalah sampah plastik.
“Sampahnya macam-macam, semua nonorganik. Tapi, paling banyak sampah plastik,” kata Bisri Mustofa, koordinator wilayah timur yang berpusat di Desa Medewi.
Sampah yang dikumpulkan tersebut selanjutnya dipilah sesuai jenis sampah. Misal, jenis plastik, seng dan karet seperti sandal.
Sampah yang dikumpulkan selanjutnya diolah, hingga saat ini sudah terkumpul ribuan ton sampah nonorganik dari wilayah kerjanya. “Paling banyak sampah dari Desa saya, Desa Medewi,” ujarnya.
Bisri Mustofa yang awalnya berprofesi sebagai nelayan, mengaku prihatin dengan sampah di pantai dan laut sehingga bergabung dengan perusahaan ini.
Sampah nonorganik terutama plastik merusak ekosistem laut yang akhirnya mengurangi populasi ikan. Karena itu, Bisri mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai dan akhirnya ke laut.
“Kami lebih mengedepankan edukasi pada masyarakat agar bersama-sama menjaga lingkungan,” terang Bisri Mustofa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, dengan banyaknya lembaga dan perusahaan yang bergerak
di bidang lingkungan sangat membantu mengurangi sampah nonorganik terutama sampah plastik di wilayah Jembrana.
Sehingga, sampah yang menjadi penyebab utama rusaknya lingkungan bisa dikurangi. Menurutnya, timbulan sampah nonorganik di Jembrana rata-rata setiap hari mencapai 500 kg, sehingga perlu ada upaya mengatasi bersama.
Salah satu upaya yang dilakukan dari pemilihan sampah plastik di TPA Peh, Desa Kaliakah, sampah plastik dikumpulkan dan dipres selanjutnya akan diolah.
Saat ini sudah ada 15 ton hasil dari pemilihan sampah plastik yang siap diolah. “Pengurangan (sampah) sudah banyak, karena program pembersihan lingkungan dari sampah plastik,” terangnya.