28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:51 AM WIB

Di Luar Kesalahan Teknis, Ini Penyebab Drone Koax 3.0 Gagal Terbang

RadarBali.com – Misi PVMPG untuk mendapatkan gambar udara kawah Gunung Agung dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak (drone) Koax 3.0 kemarin akhirnya gagal.

Saat diterbangkan kondisi cuaca di Kubu, Karangasem tidak mendukung karena angin kencang dan arah angin yang tidak menentu.

Sebelum diterbangkan, tim menyiapkan dua drone. Yakni Koac WAP yang merupakan drone paling canggih dan drone Tawon 1.8 dengan ukuran yang lebih kecil.

Pukul 14.30 wita, drone Koax WAP disiapkan terbang. Hanya saja angin kencang dan berubah ubah menyulitkan penerbangan.

Take off pertama gagal, padahal saat itu drone sudah berada di landasan pacu. 5 menit kemudian para teknisi melakukan reparasi sebelum menerbangkan pesawat dari arah berlawanan.

Pesawat Koax meluncur di landasan pacu berkerikil namun robot udara tersebut kehilangan daya angkat dan menabrak jembatan yang membentang di jalur utama Karangasem itu.

Drone canggih tersebut pun rusak. Warga yang melihat kejadian tersebut sempat turun dan mengambil drone tersebut kemudian menyerahkan ke teknisi.

Pilot drone Agus MT mengatakan drone gagal take off karena beberapa hal. Di antaranya adalah karena landasan pacu yang pendek dan berkerikil.

Selain itu angin yang berubah ubah juga menjadi penyebab. Landasan yang berkerikil membuat drone tidak mencapai kecepatan maksimal saat hendak take off.

Karena untuk bisa take off maksimal kecepatan drone harus mencapai 60 km per jam. Dengan landasan pacu yang berkerikil sulit mencapai kecepatan seperti itu. 

Sebelum terbang drone juga sempat melakukan pembersihan secara niskala dengan dipuput Ide Pandita Rsi dari Desa Dukuh.

RadarBali.com – Misi PVMPG untuk mendapatkan gambar udara kawah Gunung Agung dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak (drone) Koax 3.0 kemarin akhirnya gagal.

Saat diterbangkan kondisi cuaca di Kubu, Karangasem tidak mendukung karena angin kencang dan arah angin yang tidak menentu.

Sebelum diterbangkan, tim menyiapkan dua drone. Yakni Koac WAP yang merupakan drone paling canggih dan drone Tawon 1.8 dengan ukuran yang lebih kecil.

Pukul 14.30 wita, drone Koax WAP disiapkan terbang. Hanya saja angin kencang dan berubah ubah menyulitkan penerbangan.

Take off pertama gagal, padahal saat itu drone sudah berada di landasan pacu. 5 menit kemudian para teknisi melakukan reparasi sebelum menerbangkan pesawat dari arah berlawanan.

Pesawat Koax meluncur di landasan pacu berkerikil namun robot udara tersebut kehilangan daya angkat dan menabrak jembatan yang membentang di jalur utama Karangasem itu.

Drone canggih tersebut pun rusak. Warga yang melihat kejadian tersebut sempat turun dan mengambil drone tersebut kemudian menyerahkan ke teknisi.

Pilot drone Agus MT mengatakan drone gagal take off karena beberapa hal. Di antaranya adalah karena landasan pacu yang pendek dan berkerikil.

Selain itu angin yang berubah ubah juga menjadi penyebab. Landasan yang berkerikil membuat drone tidak mencapai kecepatan maksimal saat hendak take off.

Karena untuk bisa take off maksimal kecepatan drone harus mencapai 60 km per jam. Dengan landasan pacu yang berkerikil sulit mencapai kecepatan seperti itu. 

Sebelum terbang drone juga sempat melakukan pembersihan secara niskala dengan dipuput Ide Pandita Rsi dari Desa Dukuh.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/