29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:50 AM WIB

60 Hektare Hutan di Kubutambahan Terbakar, Warga Area Hutan Mengungsi

KUBUTAMBAHAN – Kebakaran hutan diatas perbukitan di Buleleng, tak kunjung bisa teratasi. Sejak Sabtu (12/10) malam, areal hutan yang berada di tiga desa di Kecamatan Kubutambahan, terbakar.

Area hutan yang terbakar diperkirakan mencapai 60 hektare dan tersebar di Desa Pacung, Desa Tajun, dan Desa Sembiran.

Ada indikasi, kebakaran dipicu gesekan daun dan ranting yang kering akibat dipicu kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

Akibat kebakaran hutan, warga desa yang berada disekitar titik-titik sebaran api diungsikan sementara ke lokasi yang lebih aman. 

Camat Kubutambahan Made Suyasa yang turun langsung ke lokasi lahan dan hutan yang terbakar mengungkapkan, kawasan hutan yang terbakar merupakan wilayah hutan produksi dengan total areal hutan yang terbakar mencapai 60 hektare.

Awalnya kebakaran hutan hanya berada di areal Desa Pacung, namun kondisi lahan kering yang berada diatas perbukitan membuat api mudah menyebar ke dua desa.

Yaitu Desa Tahun dan Sembiran. Kemudian ditambah dengan kondisi angin yang begitu kencang dan letak jauh berada diatas perbukitan menyulitkan petugas untuk memadamkan api saat ini.

“Api sebenarnya sudah terlihat sejak sore, tetapi kareba berada diatas perbukitan dengan terjal dan suoit dijangkau untuk dipadamkan masyarakat,” tutur Suyasa. 

Dampak dari kebakaran hutan saat ini, sebagain warga yang berada di lokasi di sebaran api diungsikan ke lokasi yang lebih aman.

“Untuk jumlah KK yang diungsikan masih kami data. Karena petugas masih melakukan evakuasi,” papar Suyasa.  

Selain itu kebakaran juga berdampak pada sejumlah situs pura yang berada tiga desa. Meski api belum menyebar ke lokasi situs pura, namun jarak api sudah sangat dekat.

Seperti situs Pura Bukit Sinunggal berada di Desa Pacung, situs Pura Melaka Dasar Buana, Pura Beji dan pura lainnya. 

Untuk penanganan kebakaran masih berlangsung saat ini. Namun, karena kondisi medan yang terjal dan lokasi berada diatas perbukitan, menyulitkan petugas menjangkau area yang terbakar.

“Hingga saat ini api dan asap masih terlihat, namun berada diatas perbukitan. Dugaan kami sementara kebakaran dipicu gesekan antar pohon dan ranting sehingga menyebabkan timbulnya api,” tandasnya. 

KUBUTAMBAHAN – Kebakaran hutan diatas perbukitan di Buleleng, tak kunjung bisa teratasi. Sejak Sabtu (12/10) malam, areal hutan yang berada di tiga desa di Kecamatan Kubutambahan, terbakar.

Area hutan yang terbakar diperkirakan mencapai 60 hektare dan tersebar di Desa Pacung, Desa Tajun, dan Desa Sembiran.

Ada indikasi, kebakaran dipicu gesekan daun dan ranting yang kering akibat dipicu kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

Akibat kebakaran hutan, warga desa yang berada disekitar titik-titik sebaran api diungsikan sementara ke lokasi yang lebih aman. 

Camat Kubutambahan Made Suyasa yang turun langsung ke lokasi lahan dan hutan yang terbakar mengungkapkan, kawasan hutan yang terbakar merupakan wilayah hutan produksi dengan total areal hutan yang terbakar mencapai 60 hektare.

Awalnya kebakaran hutan hanya berada di areal Desa Pacung, namun kondisi lahan kering yang berada diatas perbukitan membuat api mudah menyebar ke dua desa.

Yaitu Desa Tahun dan Sembiran. Kemudian ditambah dengan kondisi angin yang begitu kencang dan letak jauh berada diatas perbukitan menyulitkan petugas untuk memadamkan api saat ini.

“Api sebenarnya sudah terlihat sejak sore, tetapi kareba berada diatas perbukitan dengan terjal dan suoit dijangkau untuk dipadamkan masyarakat,” tutur Suyasa. 

Dampak dari kebakaran hutan saat ini, sebagain warga yang berada di lokasi di sebaran api diungsikan ke lokasi yang lebih aman.

“Untuk jumlah KK yang diungsikan masih kami data. Karena petugas masih melakukan evakuasi,” papar Suyasa.  

Selain itu kebakaran juga berdampak pada sejumlah situs pura yang berada tiga desa. Meski api belum menyebar ke lokasi situs pura, namun jarak api sudah sangat dekat.

Seperti situs Pura Bukit Sinunggal berada di Desa Pacung, situs Pura Melaka Dasar Buana, Pura Beji dan pura lainnya. 

Untuk penanganan kebakaran masih berlangsung saat ini. Namun, karena kondisi medan yang terjal dan lokasi berada diatas perbukitan, menyulitkan petugas menjangkau area yang terbakar.

“Hingga saat ini api dan asap masih terlihat, namun berada diatas perbukitan. Dugaan kami sementara kebakaran dipicu gesekan antar pohon dan ranting sehingga menyebabkan timbulnya api,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/