24 C
Jakarta
13 September 2024, 6:38 AM WIB

Rumah dan Pura di Pengambengan Masih Terendam Banjir, Ini Penyebabnya

NEGARA — Banjir yang terjadi di Desa Pengambengan, Jembrana sejak Senin (12/10) hingga Selasa (13/10) belum sepenuhnya surut. Upaya membuat saluran air ke laut hanya mengurangi sebagian air yang merendam rumah warga. Sejumlah rumah warga di beberapa lokasi masih terendam air yang belum surut. Bahkan halaman pura segara masih terendam air selutut orang dewasa.

Informasi yang dihimpun, banjir yang terjadi di perkampungan nelayan tersebut merupakan paling parah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain karena curah hujan yang tinggi, sebagian besar pemukiman warga berada di dataran rendah sehingga air banyak menggenang.

Kondisi tersebut diperparah dengan drainase yang tidak memadai dan sampah yang menyumbat saluran air.

“Saluran pembuangan airnya tidak maksimal, air lebih banyak menggenang,” kata salah seorang warga Desa Pengambengan.

Hal tersebut juga diakui Perbekel Desa Pengambengan Kamaruzzaman. Menurutnya, pembuatan saluran air sementara dengan alat berat untuk membuang air yang menggenangi pemukiman warga ke laut sudah dilakukan, tetapi sebagian pemukiman masih terendam. 

“Kondisi daratan lebih rendah, sehingga airnya belum sepenuhnya surut,” jelasnya.

Kondisi tersebut juga dipengaruhi drainase yang lebih tinggi dari air laut dan tertutup pasir laut. Karena itu, pihaknya sudah mengusulkan pada dinas terkait untuk mencari solusi dengan pembuatan drainase yang lebih banyak agar bisa mengatasi banjir musiman di Desa Pengambengan.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman I Wayan Sudiarta mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Pengambengan dipengaruhi beberapa faktor. Selain curah hujan yang tinggi, dipengaruhi kondisi daerah yang lebih rendah dari air laut. 

“Kendalanya kalau saya melihat, kadang air laut lebih tinggi permukaannya sehingga air di darat tidak mau mengalir (ke laut),” ungkapnya.

Di samping itu, drainase tertutup pasir laut terutama ketika gelombang ari pasang. Untuk membuat drainase di pinggir pantai Desa Pengambengan perlu pertimbangan dan kajian karena berpotensi tertutup pasir laut lagi. 

“Kita akan mencari bagaimana mengalirkan air ke wilayah lebih rendah. Teman-teman PU masih survei,” ujarnya.

NEGARA — Banjir yang terjadi di Desa Pengambengan, Jembrana sejak Senin (12/10) hingga Selasa (13/10) belum sepenuhnya surut. Upaya membuat saluran air ke laut hanya mengurangi sebagian air yang merendam rumah warga. Sejumlah rumah warga di beberapa lokasi masih terendam air yang belum surut. Bahkan halaman pura segara masih terendam air selutut orang dewasa.

Informasi yang dihimpun, banjir yang terjadi di perkampungan nelayan tersebut merupakan paling parah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain karena curah hujan yang tinggi, sebagian besar pemukiman warga berada di dataran rendah sehingga air banyak menggenang.

Kondisi tersebut diperparah dengan drainase yang tidak memadai dan sampah yang menyumbat saluran air.

“Saluran pembuangan airnya tidak maksimal, air lebih banyak menggenang,” kata salah seorang warga Desa Pengambengan.

Hal tersebut juga diakui Perbekel Desa Pengambengan Kamaruzzaman. Menurutnya, pembuatan saluran air sementara dengan alat berat untuk membuang air yang menggenangi pemukiman warga ke laut sudah dilakukan, tetapi sebagian pemukiman masih terendam. 

“Kondisi daratan lebih rendah, sehingga airnya belum sepenuhnya surut,” jelasnya.

Kondisi tersebut juga dipengaruhi drainase yang lebih tinggi dari air laut dan tertutup pasir laut. Karena itu, pihaknya sudah mengusulkan pada dinas terkait untuk mencari solusi dengan pembuatan drainase yang lebih banyak agar bisa mengatasi banjir musiman di Desa Pengambengan.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman I Wayan Sudiarta mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Pengambengan dipengaruhi beberapa faktor. Selain curah hujan yang tinggi, dipengaruhi kondisi daerah yang lebih rendah dari air laut. 

“Kendalanya kalau saya melihat, kadang air laut lebih tinggi permukaannya sehingga air di darat tidak mau mengalir (ke laut),” ungkapnya.

Di samping itu, drainase tertutup pasir laut terutama ketika gelombang ari pasang. Untuk membuat drainase di pinggir pantai Desa Pengambengan perlu pertimbangan dan kajian karena berpotensi tertutup pasir laut lagi. 

“Kita akan mencari bagaimana mengalirkan air ke wilayah lebih rendah. Teman-teman PU masih survei,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/