25.6 C
Jakarta
24 November 2024, 4:15 AM WIB

Lestarikan Aksara Bali, Siswa SMP di Buleleng Dilatih Menulis Lontar

SINGARAJA – Siswa-siswa di tingkat SMP, diajak berlatih menulis aksara bali pada media lontar. Pelatihan itu diharapkan bisa membantu pelestarian aksara dan budaya Bali.

Proses pelatihan itu dipusatkan di Wantilan Sasana Budaya, Kamis (12/11) kemarin. Pelatihan dilakukan melalui dua metode.

Yakni pertemuan virtual dan tatap muka. Khusus pertemuan tatap muka, diikuti peserta dengan jumlah terbatas.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan pelatihan diharapkan dapat memberi edukasi kepada generasi muda.

Khususnya tentang budaya kearifan lokal berupa manuskrip. Buleleng sendiri memiliki Museum Gedong Kirtya.

Museum ini merupakan museum lontar pertama yang ada di Bali. Keberadaannya pun menjadi rujukan proses penelitian di Indonesia maupun mancanegara.

“Kami memberikan edukasi kepada generasi muda kita di Buleleng, tentang pengenalan dan cara menulis lontar yang benar.

Dengan mereka mengenal, tentu akan sayang dan peduli dengan khasanah budaya utamanya manuskrip tulisan diatas daun lontar,” kata Dody.

Dalam proses pelatihan tersebut, Disbud Buleleng melibatkan dua orang instruktur. Mereka adalah mantan Kepala Museum Gedong Kirtya, I Gusti Bagung Sudiasta, serta dosen STAHN Mpu Kuturan Ni Made Ari Dwijayanti. 

SINGARAJA – Siswa-siswa di tingkat SMP, diajak berlatih menulis aksara bali pada media lontar. Pelatihan itu diharapkan bisa membantu pelestarian aksara dan budaya Bali.

Proses pelatihan itu dipusatkan di Wantilan Sasana Budaya, Kamis (12/11) kemarin. Pelatihan dilakukan melalui dua metode.

Yakni pertemuan virtual dan tatap muka. Khusus pertemuan tatap muka, diikuti peserta dengan jumlah terbatas.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan pelatihan diharapkan dapat memberi edukasi kepada generasi muda.

Khususnya tentang budaya kearifan lokal berupa manuskrip. Buleleng sendiri memiliki Museum Gedong Kirtya.

Museum ini merupakan museum lontar pertama yang ada di Bali. Keberadaannya pun menjadi rujukan proses penelitian di Indonesia maupun mancanegara.

“Kami memberikan edukasi kepada generasi muda kita di Buleleng, tentang pengenalan dan cara menulis lontar yang benar.

Dengan mereka mengenal, tentu akan sayang dan peduli dengan khasanah budaya utamanya manuskrip tulisan diatas daun lontar,” kata Dody.

Dalam proses pelatihan tersebut, Disbud Buleleng melibatkan dua orang instruktur. Mereka adalah mantan Kepala Museum Gedong Kirtya, I Gusti Bagung Sudiasta, serta dosen STAHN Mpu Kuturan Ni Made Ari Dwijayanti. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/