29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:58 AM WIB

Salahkan Korban, Guru Pendamping Bilang Sudah Beri Warning

SINGARAJA – Kasus kematian dua siswa SMK Kesehatan Widarba di Lingkungan Sangket, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang tewas tenggelam di objek wisata Tembok Barak, Senin (11/12) lalu akhirnya diusut polisi.

Penyidik Polres Buleleng melakukan penyelidikan, apakah ada unsur kelalaian oleh pihak sekolah atau tidak dalam kasus ini.

Ada sejumlah saksi yang diperiksa. “Ada delapan saksi yang kita periksa,” ujar Kasubag Humas Polres Buleleng AKP Nyoman Suartika kemarin.

Selain dari anak-anak sekolah yang diperiksa, guru pendamping saat kejadian yang tanpa izin dari kepala sekolah tersebut pun diperiksa.

Guru tersebut diketahui bernama Ketut Purnamantari, Putu Subiantari, Putu Supartini dan Gusti Ngurah Agus Deni. “Keempat guru masih diperiksa di Mapolsek Sukasada,” katanya.

Disinggung soal tanggung jawab pihak sekolah, Suartika belum berani berkomentar. “Untuk orangtua korban belum dimintai keterangan,” bebernya.

Pihak kepolisian baru memeriksa murid dan guru pendamping. Dari pemeriksaan tersebut, guru pendamping mengaku kalau program tersebut memang sudah pernah direncanakan.

Namun dari pengakuan kepala sekolah, pihaknya belum memberikan izin untuk dilaksanakan kegiatan tersebut.

Begitu juga saat di lokasi kejadian. Kata guru pendamping tersebut, pihaknya mengaku sudah memberikan arahan terkait situasi di lokasi.

“Anak-anak itu sudah di warning sebelumnya, bahwa di lokasi itu tidak boleh mandi, dan tempat mandi pun ditentukan oleh guru pendamping, tapi anak-anak ini tidak mendengarkan atau bagaimana,” ungkap AKP Suartika.

Untuk diketahui, dua siswa SMK Kesehatan Widarba Kadek Dwi Asmarani,16 asal Desa Pegadungan, Sukasada siswi kelas X dan Luh Devi Cahyani,17 asal Desa Tukadsumaga,

Gerokgak siswi kelas XI tewas tenggelam saat melakukan aktivitas trekking di air terjun tembok barak pada Senin (11/12) lalu. 

SINGARAJA – Kasus kematian dua siswa SMK Kesehatan Widarba di Lingkungan Sangket, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang tewas tenggelam di objek wisata Tembok Barak, Senin (11/12) lalu akhirnya diusut polisi.

Penyidik Polres Buleleng melakukan penyelidikan, apakah ada unsur kelalaian oleh pihak sekolah atau tidak dalam kasus ini.

Ada sejumlah saksi yang diperiksa. “Ada delapan saksi yang kita periksa,” ujar Kasubag Humas Polres Buleleng AKP Nyoman Suartika kemarin.

Selain dari anak-anak sekolah yang diperiksa, guru pendamping saat kejadian yang tanpa izin dari kepala sekolah tersebut pun diperiksa.

Guru tersebut diketahui bernama Ketut Purnamantari, Putu Subiantari, Putu Supartini dan Gusti Ngurah Agus Deni. “Keempat guru masih diperiksa di Mapolsek Sukasada,” katanya.

Disinggung soal tanggung jawab pihak sekolah, Suartika belum berani berkomentar. “Untuk orangtua korban belum dimintai keterangan,” bebernya.

Pihak kepolisian baru memeriksa murid dan guru pendamping. Dari pemeriksaan tersebut, guru pendamping mengaku kalau program tersebut memang sudah pernah direncanakan.

Namun dari pengakuan kepala sekolah, pihaknya belum memberikan izin untuk dilaksanakan kegiatan tersebut.

Begitu juga saat di lokasi kejadian. Kata guru pendamping tersebut, pihaknya mengaku sudah memberikan arahan terkait situasi di lokasi.

“Anak-anak itu sudah di warning sebelumnya, bahwa di lokasi itu tidak boleh mandi, dan tempat mandi pun ditentukan oleh guru pendamping, tapi anak-anak ini tidak mendengarkan atau bagaimana,” ungkap AKP Suartika.

Untuk diketahui, dua siswa SMK Kesehatan Widarba Kadek Dwi Asmarani,16 asal Desa Pegadungan, Sukasada siswi kelas X dan Luh Devi Cahyani,17 asal Desa Tukadsumaga,

Gerokgak siswi kelas XI tewas tenggelam saat melakukan aktivitas trekking di air terjun tembok barak pada Senin (11/12) lalu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/